Chapter 3

289 68 27
                                    

Jihan Lutfi Rafardha
(Manja dan tidak bisa apa-apa)

Bukan hanya karena umur Jihan saja dia dipanggil si bontot oleh teman-temanya, tapi karena dia ini manja, lugu, polos, kadang juga ngeselin

Dibalik itu semua dihadapan keluarganya Jihan ini cenderung pendiam, dia tidak bisa melakukan apa-apa

Karena pada saat orangtuanya itu bertengkar Jihan hanya bisa diam dan mendengarkan semua yang mereka katakan

Dimulai dari masalah pekerjaan, perselingkuhan, orangtua dan Jihan yang selalu menjadi topik ketika mereka bertengkar

Wajar saja mereka tidak saling mencintai, orangtuanya itu menikah karena bisnis keluarga

Ayah dan ibunya itu dijodohkan oleh kakek neneknya untuk kepentingan bisnis, Jihan pun terpaksa dilahirkan agar harta kakek neneknya itu turun kepada orangtuanya

Bingung, sedih, takut itu yang Jihan rasakan saat dia ada dalam rumahnya, tapi ketika dia bersama teman-temanya semua perasaan itu menghilang

Dia merasa aman, walaupun dia punya teman seperti Haikal yang sering menjahilinya tapi dia punya Jiyyad yang selalu membela dan memanjakannya

Jihan selalu bertanya-tanya apakah saat orangtuanya bertengkar itu mereka memikirkan Jihan?

Walaupun sudah pasti tidak jawabannya karena mereka hanya memanfaatkan Jihan saja

Tidak apa Jihan tidak diperhatikan oleh mereka, Jihan masih punya Jiyyad yang selalu memperhatikannya

Jiyyad ini adalah sosok malaikat bagi Jihan

"Heh Jihan lu mana coba liat kartu lu" saat hendak Jihan tunjukan kartunya Jiyyad menggeplak belakang kepala Haikal

"Gausah dengerin kalau lu kasi liat kartunya lu kalah nanti" Jihan menganggukkan kepalanya mengerti

"Ah ga asik lu" keluh Rehan yang sedang berada dipihak Haikal

"Lu curang ege" kesal Jiyyad lalu berjalan pergi dari sana

"Mau kemana" Mahesa bertanya saat melihat Jiyyad pergi kearah dapur

"Mau mandi gua disini" kesal Jiyyad dengan pertanyaan dari Mahesa

"Marah marah mulu bu, kenapa?" Jeffry ikut mempertanyakan kekesalan Jiyyad

"Lagi datang bintang gua, puas lu" Canda Jiyyad

"Bukanya datang bulan ya" Jihan bertanya-tanya tidak mengerti dengan apa yang Jiyyad katakan

"Itukan buat cewe" ini mereka ngomong sambil teriak-teriak karena jarak dari dapur ke ruang tamu agak sedikit jauh yang mengharuskan mereka berbicara sedikit berteriak

Jiyyad kembali berkumpul bersama teman-temannya dengan dua piring nasi goreng yang ada ditangannya

"Wih enak tuh" Haikal mengatakannya dan hendak mengambil satu piring nasi goreng dari tangan Jiyyad

"Ambil sendiri lu punya tangan" Haikal menghembuskan nafasnya kasar lalu berjalan pergi untuk mengambil nasi goreng yang sudah Jiyyad siapakan untuk mereka

"Itu satunya buat siapa?" Jeffry mempertanyakab satu piringnya lagi yang ada ditangan Jiyyad untuk siapa

Kan nggak mungkin dia makan dua piring

"Nih" Jiyyad memberikan 1 piring nasi goreng itu untuk Cakra yang sedang mengetik makalah

"Makasih" Jiyyad hanya menanggukkan kepalanya dan mendudukkan dirinya disamping Cakra

"Wah ini nasi goreng enak boss" Haikal berkata dengan nasi yang penuh dalam mulutnya

"Telen dulu tuh nasi keselek lu mampus" baru juga Mahesa memperingati Haikal udah keselek duluan

Dia terbatuk-batuk dan dengan sigap Jihan memberikan minum kepada Haikal

"Gara-gara lu nih nyumpahin" Rehan yang ada dibelakang Haikal menggeplak kepalanya

"Lu kalau makan duduk jan berdiri" marahnya

"Kenapa si orang-orang demen banget mukul kepala gua"





















Tbc💚
Gimana nih suka ngga ceritanya?

Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya Makasih buat yang mau baca cerita aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya
Makasih buat yang mau baca cerita aku

The Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang