-Happy Reading-
.
.
.Setelah berjalan cukup jauh Helena sampai di ladang. Ia sangat kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat sebentar di bawah pohon besar yang rindang. Seperti biasa Helena tertidur dan ia kembali ke dunia mimpinya.
Helena melihat sebuah buku yang dengan tulisan yunani kuno. Helena dapat membacanya dengan kekuatan penerjemah yang dimilikinya. Di buku itu tertulis Asal Usul Ratu Rubi. Helena tertarik untuk melihat asal usul ratunya yang sangat ia sanjung itu.
Helena membawa buku itu turun dan mencari tempat yang nyaman untuk membaca buku tersebut.
Fero masih sibuk mencari buku-buku lainnya di bagian lain ruangan perpustakaan. Tetapi ia tidak menemukan sesuatu yang penting. Kemudian ia memutuskan untuk menemui Helena dan menanyakan, apakan Helena menemukan sesuatu.
Helena yang fokus membaca bukunya tidak menyadari kedatangan Fero. Fero berdiri di belakang Helena dan ikut membaca buku yang sedang dibaca Helena dengan kekuatan penerjemahnya.
"Jadi, ratu Rubi berasal dari bangsa Luwis," ujar Fero mangut-mangut.
Helena sontak terkejut, menyadari Fero telah berdiri di belakangnya.
"Maaf, telah mengagetkanmu Helena," Fero tersenyum menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ah, tidak apa-apa kok, " ujar Helena.
***
"Kalian jaga mahkota ini baik-baik," ujar seseorang berjubah hitam, seraya menyerahkan sebuah mahkota dengan permata merah.
"Baik tuan," jawab salah satu bawahan yang berjubah hitam.
"Jangan biarkan siapa pun mengambilnya. Kalau tidak, kalian tau akibatnya," ujar si jubah hitam.
Bawahan si jubah hitam pun membawa mahkota ke sebuah ruangan, dengan perlindungan yang sangat ketat.
"Hahaha, apa yang akan kau perbuat raja Rubi? Kau telah lalai terhadap rakyatmu," si jubah hitam tertawa puas.
***
"Fero, menurutmu apa itu bangsa Luwis?" tanya Helena.
Fero baru saja akan menjawab, tetapi Helena kembali ke dunia nyata. Di dunia nyata hari telah sore. Dengan cepat Helena menyelesaikan tugasnya, agar ibunya tidak memarahinya.
Setelah rumputnya terkumpul, Helena bergegas pulang ke rumahnya. Ternyata di depan rumahnya, sudah ada ibunya yang terlihat begitu cemas menunggunya. Ibunya khawatir kalau putrinya itu, kembali tertidur. Ibunya tau betul, penyebab kebiasaan putrinya itu.
Andai kau tau asal usulmu nak. Tapi waktunya belum tepat. Ibu Helena membatin.
"Ini rumputnya bu. Ibu—melambaikan tangan di depan wajah sang ibu—ibu kenapa bengong?" tanya Helena yang memdapati ibunya melamun di depan rumah.
"Ah apa? Oh rumput, ya sudah, langsung saja bawa ke belakang, Helena".
"Baik bu," ujar Helena, heran dengan tingkah-laku ibunya.
Setelah memberi makan kambing-kambingnya, Helena memutuskan untuk istirahat di kamarnya. Seperti biasa Helena sampai di tempat terakhir ia bermimpi.
"Aku juga tidak tau apa itu bangsa Luwis. Aku merasa ratu terlibat dalam hal ini," ujar Fero yakin.
"Benarkah? Nanti kita bisa di tahan karena telah menuduh ratu sembarangan," ujar Helena khawatir.
"Ayok kita cari buktinya," ajak Fero.
"Caranya?" tanya Helena.
"Jadi gini..." Fero memjelaskan rencananya pada Helena.
"Kamu yakin itu akan berhasil?" tanya Helena ragu.
"Kita akan mencobanya. Percayalah padaku." Fero menatap Helena dalam berusaha meyakinkannya.
"Baiklah aku percaya," ujar Helena.
Mereka pun menjalankan rencananya. Fero dan Helena pun pergi dengan mengenakan jubah tembus pandang. Mereka diam-diam menyusup kedalam istana untuk memantau aktivitas raja dan ratu. Jika ada yang mencurigakan mereka akan segera bertindak.
Awalnya tidak ada yang mencurigakan dari ratu dan raja. Tetapi tiba-tiba sang ratu pergi dengan cepat ke suatu tempat. Mau tidak mau Helena mengikuti sang ratu, dan membiarkan Fero bersama sang raja. Helena terus mengikuti langkah sang ratu tanpa membuat suara yang mencurigakan.
Helena sampai di suatu ruang rahasia yang sebelumnya belum pernah ia lihat. Untuk sampai kesana ia harus melewati dinding di balik lukisan. Dimana sang ratu melewatinya dan mengambil sebuah jubah serta mengenakannya. Helena heran, kenapa ratu diam-diam pergi melewati ruangan ini dan mengapa ratu mengenakan jubah itu.
Helena terus berjalan mengikuti sang ratu, di belakangnya. Sang ratu masuk ke sebuah ruangan yang dijaga ketat oleh beberapa prajurit.
Helena berusaha mendekat dan ingin ikut masuk ke dalam ruangan tersebut. Namun ia tidak sengaja membuat suara. Para prajurit yang berjaga pun menyadari ada orang lain disana selain mereka.
Terlihat para prajurit seperti mengendus mencari sesuatu. Helena tau bahwa penciuman para prajurit kerajaan rubi tidak bisa diragukan. Daripada ketahuan mengikuti sang ratu, ia memutuskan untuk segera pergi dari sana. Ia berjalan mengendap-endap, agar tidak menimbulkan suara lagi yang akan membuat tamat riwayat hidupnya.
Helena akhirnya keluar dari ruangan tersebut. Kini ia berada di lorong utama yang menghubungkannya ke semua ruangan di kerajaan.
"Huft, hampir saja ketahuan. Bisa-bisa tamat riwayat hidupku," monolognya dengan tangan yang bertumpu pada lututnya. Sungguh situasi yang sangat menegangkan.
"Hel."
"Aaaa."
.
.
.Segitu dulu ceritanya ya teman-teman. Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya kalau perlu dispam🤗
Jangan lupa ajak teman-temannya untuk berpetualang bersama Helena dan Fero😅
Kalau ada kesalahan kata dan sebagainya tolong di komen pada bagian yang salahnya ya readers:)
Nanti akan direvisi kembali setelah and.
Nantikan PART selanjutnya...
2 Jan 2024
![](https://img.wattpad.com/cover/359454709-288-k397458.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heir of Dream Kingdom
Fantasy"Cepat kejar mereka!!!" Terdengar teriakan dari belakang mereka. Mereka dikejar oleh orang-orang yang tak dikenal. Di tengah pelarian mereka Helena teringat sesuatu. Bukankah aku bisa terbang? Kenapa aku malah ikut lari? Dasar bodoh! Helena mengutu...