PART 6

16 7 2
                                    

-Happy Reading-
.
.
.

Helena mencoba menggunakan sihir yang ia kuasai. Dimulainya dari menggerakkan angin. Tak ada reaksi apapun dari sihirnya, angin tak mengalami pergerakan apapun, tetap stabil seperti sebelumnya.

Helena tak menyerah ia mencoba lagi dan lagi sampai ia kewalahan. Ia terus mencoba beberapa sihir lagi seperti sihir berbicara dengan hewan, sihir memanggil hujan, dan sihir terbang. Tapi nihil, tak ada reaksi apapun dari sihirnya.

"Argttt..."

"Kenapa aku tidak bisa gunain sihirnya?!" Helena menghentak-hentakkan kakinya frustasi, sihir nya sama sekali tak bekerja. Fero mengacak-acak rambut panjang Helena dengan gemas. Wajah Helena yang memerah karena kesal itu sangat menggemaskan bagi Fero. Fero memunguti satu-persatu apelnya. Helena berjalan begitu saja meninggalkan Fero yang masih memungut apelnya.

"Hei kamu mau kemana, Hel? Bukannya kamu menginginkan apel ini?" Fero berusaha mengejar Helena yang mulai menjauh. Ia menyetarakan langkahnya dengan Helena. Ia tak bisa menyembunyikan senyum nya melihat Helena yang begitu kesal hanya karena tidak bisa menggunakan sihirnya di dunia nyata. Padahal itu wajar kerena Helena baru menyadari sihirnya dua tahun yang lalu, saat Helena berumur lima belas tahun.

Perjalanan berkeliling desa hanya ditemani tawa Fero yang tak henti-hentinya. Helena tak lagi berbicara mengenalkan tempat-tempat di desanya. Mood nya sudah hancur. Ia cukup merasa iri dengan kemampuan Fero.

***

Hari ini Helena mengayuh sepedanya di ikuti Fero yang terbang dia atasnya dengan jubah tembus pandang. Sejujurnya Helena melarang Fero untuk mengikutinya. Namun Fero terus saja memaksa untuk menemaninya.

Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Helena mengizinkan Fero untuk mengikutinya dengan syarat Fero tidak boleh menampakkan dirinya. Alhasil Fero terpaksa menyembunyikan dirinya dengan jubah tembus pandang miliknya.

Tak terasa sepeda Helena sudah memasuki kota dan beberapa menit lagi ia sampai di sekolahnya. Sekolah Helena memang cukup elit untuk anak desa seperti Helena. Itulah sebabnya Helena hanya mempunyai Cherry sebagai sahabatnya. Ditambah rumor Helena yang suka tidur dan dijuluki sebagai Queen Sleeping cukup memperburuk pandangan teman-teman nya di sekolah.

Aneh memang seorang Cheery yang anak kota mau berteman dengan Helena yang hanya anak desa, meski cantik sih. Namun mau bagaimana lagi pertemanan mereka sudah berlangsung dua tahun.

Tak jarang juga Cherry terkena imbas dari rumor Helena. Meski begitu Cherry tetap setia menemani Helena. Ia tidak pernah memperdulikan omongan orang lain. Menurutnya itu membuang-buang waktu.

"Hel, kamu kenapa ngelamun?" Fero seraya mengacak-acak rambut Helena. Helena kaget, sepeda yang dibawanya pun limbung tak terkendalikan. Helena lantas berteriak karena tak bisa mengendalikan sepedanya yang akan menabrak tiang listrik di depannya.

Dengan cepat Fero menghentikan sepeda Helena dengan sihirnya. Karena sepedanya yang berhenti mendadak tubuh Helena terjungkal ke depan. Dahinya sedikit tergores dan mengeluarkan sedikit cairan merah. Fero segera membantu Helena berdiri. Namun helena menepis tangan Fero yang memegangi lengannya.

"Fero," panggil Helena dingin.

Mendengar itu Fero waspada. "Iya kenapa Hel?" jawab Fero ngeri-ngeri sedap.

"Kamu boleh pulang, Fer."Fero hanya bergeming.

"Tapi Hel—"

"Pliase, pulang Fero!" teriak Helena. Orang-orang yang berlalu lalang memperhatikan Helena. Mereka menganggap Helena gadis yang aneh. Berbicara dengan tiang listrik.

Merasa menjadi pusat perhatian, Helena segera bangkit dan menaiki sepedanya. Sekolahnya hanya berjarak sepuluh meter lagi dari tempat ia terjatuh. Helena tak lagi menghiraukan Fero, yang terpenting sekarang adalah ia sampai ke sekolah. Sudah cukup paginya dirusak oleh Fero. Menyebalkan memang.

Oh ya guys, Helena dan Fero belum menikah ya karena Helena belum cukup umur, hehe:)

***

Helena sedang berada di UKS bersama Cherry yang sedang mengobatinya. Cherry heran melihat Helena hanya hanya diam sejak sampai di sekolah. Bahkan saat ia mengajak Helena ke UKS pun ia tak menolak.

Cherry terus mengajak Helena bicara, namun sang empu tak juga mengeluarkan suara. Cherry bertambah khawatir melihat kondisi Helena, ditambah dahi sahabatnya terluka entah karena apa. Ia akhirnya memutuskan untuk diam menunggu Helena sendiri yang membuka suara.

"Cher," akhirnya Helena membuka suara.

"Hm."

"Apa yang bakal kamu lakuin kalau kamu ketemu sama orang yang berarti dalam hidup kamu dan orang itu yang selama ini kamu cari, Cher?"

Cherry terlihat berfikir sejenak mencari kata yang pas untuk menjawab pertanyaan Helena. "Hm, aku akan sangat bahagia dan terharu. Jika aku menemukam orang itu aku akan berusaha membuat orang itu bahagia. Berusaha memperkuat hubungan kami dengan saling mendukung dan menghargai. Aku akan selalu bersyukur atas kehadiran orang itu dalam hidupku, Hel," jawab Cherry bijaksana.

"Gitu ya Cher,"

"Emang kamu ketemu sama siapa, Na?" tanya Cherry penasaran. Jiwa kepo nya seketika kumat. Ia penasaran siapa orang yang membuat sahabatnya ini melamun sejak tadi.

"Fero."

"Fero?"

.
.
.

Apa yang terjadi pada Helena?

Siapa orang yang Helena bicarakan?

Bagaimana kelanjutan ceritanya?

Apa dunia mimpi akan dibiarkan begitu saja?

________________

Segitu dulu ceritanya ya teman-teman. Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya kalau perlu di spam🤗

Jangan lupa ajak teman-temannya untuk berpetualang bersama Helena dan Fero😅

Kalau ada kesalahan kata dan sebagainya tolong di komen pada bagian yang salahnya ya readers:)

Nanti akan direvisi kembali setelah and.

Nantikan PART selanjutnya...
10 Jan 2024

The Heir of Dream Kingdom  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang