PART 8

22 9 0
                                    

-Happy Reading-
.
.
.

"Tangkap mereka!" ujar seseorang yang tak jauh di belakang mereka. Helena dan Claudya spontan berdiri dan berbalik. Rupanya bukan hanya satu orang yang menghampiri mereka tetapi delapan orang.

Claudya menarik tangan Helena.

"Lari!"

Helena yang tidak tau apapun ikut berlari bersama Claudya. Entah apa atau bagaimana, yang jelas dengan bodohnya Helena ikut berlari. Padahal ia bisa terbang dan membawa Claudya pergi secepat mungkin dari sana.

"Cepat kejar mereka!!!" Terdengar teriakan dari belakang mereka. Mereka dikejar oleh orang-orang yang tak dikenal.

Di tengah pelarian mereka Helena teringat sesuatu. Bukankah aku bisa terbang? Kenapa aku malah ikut lari? Dasar bodoh! Helena mengutuki dirinya sendiri.

Beberapa saat setelahnya ia tersadar bahwa ia sedang melakukan pelarian dengan jati diri sebagai seorang pengembara. Ia bersyukur tak menggunakan sihirnya. Kalau tidak, mungkin orang-orang disekitarnya akan mengetahui bahwa dirinya juga seorang bangsawan.

Meskipun semua bangsa Helix mempunyai sihir, tetapi sihir mereka berbeda dengan sihir para bangsawan. Mereka akan sangat mudah mengetahui identitasnya. Claudyapun akan mengetahuinya.

Tapi Claudya? Bukannya dia juga seorang bangsawan kenapa tak menggunakan sihirnya.

"Clau, kenapa kau tidak menggunakan sihirmu?" tanya Helena terus berlari.

"Tidak bisa, Lyn."

Oh iya guys, disini Author nulis nama Helena jadi Helyn pada saat Helena lagi nyamar dan ketika Helena nggak nyamar Author nulisnya Helena lagi. Biar kalian gak pada bingung nanti bacanya, okey?

"Kenapa?" tanya Helyn.

"Nanti aku ceritain dilain waktu ya, yang penting kita harus lolos dulu dari sini." Mereka berlari masuk menuju hutan. Hari sudah mulai gelap saat mereka berhenti.

"Ayo masuk. Sepertinya guru belum pulang."

"Tempat apa ini, Clau?"

"Ini rumah guruku. Dia seorang penyihir yang terasingkan sama sepertiku." Tatapan wajah Claudya berubah sendu. "Tapi aku masih bisa tinggal di istana berbeda dengannya. Ia tinggal bersama peliharaannya 'Molly'."

"Kamu sering kesini?"

"Iya, aku sering mengunjunginya setiap akhir pekan." Seketika senyumnya kembali merekah.

Helyn memperhatikan benda-benda disana. Disana ada perapian namun tidak ada kayu yang dibakar disana. Di sebelahnya ada rak buku dengan berbagai macam buku-buku yang terlihat tua. Di sisi lainnya ada tungku besar dengan botol-botol yang berisi cairan aneh.

Ada satu hal yang menarik perhatiannya. Ada sebuah benda berkilauan dari dalam lemari. Disana terdapat semacam tongkat sihir yang bertahtakan rubi. Helyn ingin sekali menyentuhnya. Tapi tiba-tiba terdengar suara kaki dari luar. Helyn menghentikan aksinya dan segera menghampiri Claudya.

"Sepertinya itu guruku." Claudya berseeu riang berlari menuju pintumenyambut kedatangan seseorang yang ia sebut guru tersebut. Claudya segera memeluk orang itu. Helyn dapat melihat Caludya begitu akrab dengan wanita tersebut.

Helyn termangu melihat sosok perempuan cantik yang kini berdiri di hadapannya. Matanya yang berkilau ke emasan membuat wajahnya tanpak ramah. Dengan rambut yang tertata rapi. Sebelumnya Helyn sempat berfikir bahwa penyihir adalah wanita tua yang cukup buruk rupa. Ternyata ia salah total. Wanita di depannya ini layak disebut bidadari.

Wanita itu menatap Helyn dengan tatapan aneh. Helyn yang melihatnyapun seperti merasakan sesuatu yang begitu familiar olehnya. Tapi mungkin itu perasaanya saja. Helyn tak mau ambil pusing.

Claudya merangkul pundak Helyn secara mendadak membuat tubuhnya terhuyung sampai ja kembali mendapatkan keseimbangnnya. "Guru perkenalkan ini temanku. Namanya Helyn. Helyn ini guruku yang aku ceritakan tadi padamu." Lagi-lagi Claudya antusias memperkenalkannya pada wanita di depannya ini.

"Perkenalkan saya Helyn."

"Nama yang bagus. Panggil saja saya bibi Fania," jawab wanita itu.

"Hm, oke bi." Helyn tersenyum kikuk. Claidya yang mendengar itupun terlihat—sudahlah lupakan.

***

Helyn menghabiskan malamnya di rumah bubi Fania. Namun ia tidak bisa tidur. Pikirannya selalu tertuju pada tongkat sihir yang tadi ia lihat di sebuah lemari kaca.

Helyn memutuskan untuk keluar kamar. Ia melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan bahwa guru telah tidur.

Helyn melihat ada kilatan-kilatan aneh yang berasal dari sebuah kamar yang tak jauh dari kamarnya. Ia ingin kesana dan melihatnya sendiri. Tapi belum sempat ia melangkah Claudya memanggilnya. "Lyn, kamu mau kemana?" tanyanya.

"Hm, kamar mandi," jawab Helena gugup.

"Cari kamar mandi? Ayo aku antar," ajak Claudya.

"Hm, tidak usah, ini udah barusan. Kita tidur lagi yuk."

"Hm, okey."

Malam itu Helyn tidak bisa tidur. Pikirannya masih saja pada tongkat sihir bertahtakan rubi. Ia merasa dekat dengan tongkat itu. Ia ingin sekali melihat kembali tongkat sihir tersebut.

Helyn mencoba bangkit dari tempat tidur. Terlihat Claudya sedang tertidur pulas. Sepertinya ia begitu kelelahan. Tampak dari raut wajahnya yang tanpa beban saat sedang tidur.

Helyn melangkah hati-hati keluar kamar.

Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seseorang. "Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa tidak tidur? Ini sudah larut.

"Maafkan aku bibi. Aku benar-benar penasaran dengan tongkat sihir yang disana, bi," ujar Helyn gelagapan. Ia benar-benar takut wanita itu memarahinya karena telah lancang di rumahmya.

"Kemarilah, ada yang ingin ku katakan." Helyn mengekori sang bibi dan ikut dudum di kursi tepat di hadapan bibi Fania.

Sementara itu, ada seseorang yang memperhatikan interaksi mereka diam-diam.

Sang bibi mulai angkat suara. "Sebenarnya—."

.
.
.

Apakah yang akan Helyn lakukan besoknya?

Apakah bibi Fania orang jahat?

Bagaimana kelanjutan pertualangan Helyn?

Siapa Claudya sebenarnya?

Apa benar Claudya anak seorang selir?

_______________

Segitu dulu ceritanya ya teman-teman. Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya kalau perlu di spam🤗


Jangan lupa ajak teman-temannya untuk berpetualang bersama Helena dan Fero😅

Kalau ada kesalahan kata dan sebagainya tolong di komen pada bagian yang salahnya ya readers:)

Nanti akan direvisi kembali setelah and.

Nantikan PART selanjutnya...

7 Jan 2024

The Heir of Dream Kingdom  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang