-Happy Reading-
.
.
."Fero"
"Fero?" Cherry menoleh ke belakang. Namun tak ada apapun.
Ngapain sih ni anak malah nyusulin ke sini, nggak pulang aja. Batin Helena kesal.
"Hel?" Cherry melambaikan tangan di depan wajah Helena yang tengan bengong.
"Hah? Kenapa Cher?" jawab Helena gelagapan.
"Siapa Fero?"
"Bukan siapa-siapa Cher."
"Cowok kamu yah?" Cherry tersenyum jahil dan menaikkan alisnya.
"Yee, enggak lah, ngaco kamu Cher," serunya tak terima.
"Trus siapa si Fero-Fero itu?" tanya Cherry antusias.
"Bukan siapa-siapa. Udah deh aku mau ke kelas dulu." Helena bergegas keluar UKS meninggalkan Cherry yang terus meneriaki namanya.
Helena berjalan ke taman belakang selolah. Fero mengikutinya dari belakang.
Helena berhenti berjalan. "Fer ngapain kamu ngikutin aku ke sekolah? Kenapa gak pulang aja?"
"Aku hanya ingin menemanimu Helena."
"Tidak, aku tak butuh di temani. Biasanya aku juga sendiri. Disini juga Cherry, temanku."
"Tapi, Hel—."
"Lebih baik kamu pulang dan temani ibu Fer."
"Ya udah, aku pulang."
***
"Pokoknya aku harus cari tahu yang sebenarnya."
Helena menyamar menjadi pengembara. Sudah berbulan-bulan ia disini. Dia tak memberi tahu apapun pada ibunya dan juga Fero. Ia ingin menyelesaikan ini sendiri.
Ia mengunjungi rumah-rumah penduduk bangsa Helix. Ada banyak hal belum ia ketahui selama ini. Sebagian besar penduduk disini tidak memiliki tempat tinggal yang layak. Bahkan tempat tidur mereka hanya beralaskan jerami.
Padahal ia pernah mendengar menteri perekonomian kerajaan berkata bahwa rakyat hidup sejahtera dan makmur. Berbanding terbalik dengan apa yang ia lihat saat ini.
Helena melakukan banyak hal selama ia menyamar disini. Ia menanyai beberapa penduduk setempat dan menggali informasi tentang kerajaan Rubi. Ia menemukan fakta bahwa penduduk disana sudah hidup begitu dari tahun ke tahun.
Cukup janggal untuk seorang Helena. Ia terus mengamati sekitar dan mengamati kedaan disana.
"Hei, pencuri!!!"
"Kembalikan!!!"
Helena melesetkan sihirnya. Ia membuat si pencuri jatuh tersungkur ke tanah. Hanya seorang bangsawan yang mempunyai sihir. Itu sebabnya rakyat biasa hanya bisa mengandalkan kemampuan manusia mereka. Berbeda dengan Helena yang keturunan bangsawan campuran.
Bahkan disana sering terjadi pencurian karena kesenjangan ekonomi antara kaum bangsawan dan rakyat jelata.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Helena tak habis fikir. Kemana saja ia selama ini. Kenapa ia tidak pernah mengetahui ini.
Helena berjalan lunglai di sekitar pasar. Ada banyak kejahatan disana. Namun tak ada tanggapan apapun dari kerajaan.
Kini ia mengerti alasan ibunya tak menginginkan ia hidup disini. Keluarga bangsawan banyak yang semena-mena terhadap rakyat di bawahnya.
Bahkan anak-anak disini tidak sekolah sama sekali. Penduduk disini bilang bahwa yang bisa sekolah hanya orang-orang yang mempunyai jabatan ataupun bangsawan kerajaan. Sudah jelas bahwa rakyat jelata di larang bersekolah. Sangat diskriminasi memang.
Namun ada seorang gadis bangsawan yang dengan senang hati mengajari pembelajaran yang dipelajarinya pada anak-anak rakyat jelata. Tak jarang ia menerima hukuman atas tindak ilegal yang dilakukannya. Namun gadis itu tak pernah berhenti untuk mendatangi gubuk kecil tempat berkumpul rakyat jelata itu. Begitu cerita penduduk setempat.
Helena terkesan dengan gadis itu. Ia memutuskan untuk menemui gadis bangsawan itu, jika gadis itu berkenan bertemu dengannya.
Helena segera menuju gubuk kecil di desa kerajaan Rubi yang terletak di pinggir danau.
"Permisi."
Terlihat seorang menghampirinya. "Siapa?" tanya gadis bermata biru itu dengan ramah.
"Saya He—e'hem Helyn."
"Saya Claudya."
"Maaf sebelumnya mengganggu waktu mu. Aku disini ingin menemuimu," ujar Helena tersenyum.
"Baiklah, tunggu sebentar." Claudya kembali masuk ke gubuknya.
"Adek-adek belajarnya sampai disini dulu ya. Kakak pamit dulu."
***
Helena dan Claudya duduk di tepi danau. Danau yang begitu jernih seperti kaca yang di kelilingi hutan yang tidam terlalu lebat. Di bawahnya juga terdapat semak-semak berry yang cukup subur. Helena dapat melihat buah berry-nya berjatuhan.
Sempat hening beberapa saat akhirnya Claudya membuka obrolan. "Helyn, kamu orang suruhan bangsawan Rubi untuk menangkap ku?" tanyanya melirik Helena sebentar.
"Tidak!" bantah Helena.
"Lalu?" tanya Claudya lagi.
"Aku hanya ingin menemuimu."
Claudya bercerita banyak hal pada Helena. Ia bercerita tentang kehidupannya. Meskipun ia seorang bangsawan tapi ia tak pernah dianggap oleh bangsawan lain karena ia hanya anak dari seorang selir. Itu sebabnya ia lebih memilih menghabiskan waktunya bersama rakyat jelata dan membatu mereka banyak hal dari pada di istana.
Claudya bercerita dengan antusias. Helena mendengarkannya dengan seksama. Merasa ceritanya di dengar Claudya tak sadar bahwa hari sudah sore.
"Tangkap mereka!"
.
.
.Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?
Siapa orang yang ingin menangkap mereka?
Berhasilkah mereka kabur dari sana?
Ada tokoh baru ni guys dan nanti juga ada tokoh baru lagi di part selanjutnya.
______________
Segitu dulu ceritanya ya teman-teman. Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya kalau perlu di spam🤗
Jangan lupa ajak teman-temannya untuk berpetualang bersama Helena dan Fero😅
Kalau ada kesalahan kata dan sebagainya tolong di komen pada bagian yang salahnya ya readers:)
Nanti akan direvisi kembali setelah and.
Nantikan PART selanjutnya...
15 Jan 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heir of Dream Kingdom
Fantasy"Cepat kejar mereka!!!" Terdengar teriakan dari belakang mereka. Mereka dikejar oleh orang-orang yang tak dikenal. Di tengah pelarian mereka Helena teringat sesuatu. Bukankah aku bisa terbang? Kenapa aku malah ikut lari? Dasar bodoh! Helena mengutu...