35

350 23 1
                                    

Di ujung sana alvino melihat sesuatu, jauh dari arah belakang Ammar, nampak sesuatu yang mengkilap, seperti sedikit gemerlap pantulan cahaya jam tangan yang bersinar karna dibawah bulan.

Alvino mengenali jam tangan putih itu, dari bentuk nya juga itu pasti milik Arga.

Dan benar saja, saat pemilik jam tangan itu tiba di bawah lampu gedung tua yang sedikit remang remang,

Terlihat Arga dengan setelan celana kain kantor di padu kemeja putihnya yang nampak masih bersih

Perasaan alvino menjadi sedikit tenang melihat hal itu ketika tatapan mereka bertemu, namun sebisa mungkin alvino membuat Ammar tidak merasa curiga dan menoleh kebelakang.

Arga dari jauh kemudian memberi kode dengan melakukan kiss bye ke arah alvino,

Dari kode itu alvino tau, bahwa Alvaro akan baik baik saja jika Arga sudah menuju ke sana.

Kini Alvino kembali menatap Ammar dengan berbanding terbalik, tak ada lagi rasa takut sekaligus cemas di mata alvino.

"Lu bener Mar, terburu-buru ga bakal buat apapun jadi berhasil. Malah bakal kehilangan semuanya" ucap alvino sembari tersenyum licik.

Ammar yang mendengar hal itu menjadi sedikit tersindir dan tersinggung, namun dia tidak menunjukkan ekspresi nya, karna jujur saja sampai saat ini dia tidak tahu apa yang membuat alvino begitu percaya diri.

Sementara itu, Arga mulai masuk ke dalam gedung tua sembari menggulung tangan kemejanya sampai ke siku

Dari tadi Revan dan alvaro masih sibuk berdebat. Tidak lebih tepatnya Revan lah yang banyak berbicara sedangkan alvaro, dia Bahkan tidak bisa konsentrasi lagi dengan penglihatan dan pendengaran nya

Namun suara Revan membuat Arga menyadari seperti nya alvaro berada di ruangan itu, karna sedari tadi Arga tidak melihat satu orang pun atau di gedung tua ini

"Bacot"

Ya, tidak salah lagi itu suara alvaro

Arga mengembuskan napas nya lega, setidaknya di pikiran nya alvaro baik baik saja karna anak itu bahkan masih bisa mengumpat 

Revan yang melihat alvaro menunduk ke bawah dan seperti nya sedang menahan rasa sakit nya itu menyadari bahwa seperti nya ini waktu yang tepat untuk membunuh alvaro

Dia tidak benar benar menuruti segala perkataan ammar tadi, dia rasa menusuk alvaro sekali itu tidak akan membuat mati kan

Dia meraba bagian belakang nya di dalam jaketnya dimana dia menyelipkan sebuah pisau dengan ukuran tidak terlalu besar

dia mengambil pisau itu dengan hati hati  dan berjalan mendekati Alvaro dengan pelan agar alvaro tidak menyadari

Tap tap tap

"Shhhhh ---" alvaro meringis kala rasa sakit dikepala nya semakin terasa

Revan berjalan semakin dekat sambil memegang  pisau dan siap untuk menusuk alvaro kapan saja, dann...

"Akkhhhhhhh"

Alvaro mendongakkan kepalanya dan sangat sangat kaget ketika melihat pemandangan di depan matanya

Arga yang menusuk Revan.

Ya, Arga yang tiba tiba saja datang dari belakang Revan tanpa Revan sadari dan langsung melingkarkan tangannya di leher Reban sampai membuat mereka mundur beberapa langkah dari alvaro

Revan yang merasa dirinya semakin tercekik membuat pisau di genggamannya terlepas
dia berusaha untuk melepaskan tangan Arga dari leher nya

Namun telat, Arga lebih dulu menusuk tenggorokan Revan menggunakan gunting medis yang dia ambil dari rumah sakit tadi

A.ALVARO[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang