dua

947 88 0
                                    


"Kak, udah makan?" Tanya Samuel menghampiri Kakaknya yang terlihat baru pulang sekolah.

"Ck," Gerut Raffa kesal melihat seseorang di depannya yang membuat mood langsung turun.

"Kak El ambilin makan yah?" Ujar sekali lagi Samuel masih terus mengejar Kakaknya yang saat ini melangkah ke atas tangga.

"Gue punya tangan." Balas dingin Raffa.

"Kak Please" Ucap memohon Samuel terus,

"Bisa nggak si lo enggak usah ganggu gue? Risih tau nggak. Bukan berarti gue tolongin kemarin lo bisa seenaknya bangsat," Bentak keras Raffa menghentikan jalannya ke kamar.

"Kak El cuman pingin deket sama Kakak," Sendu Samuel melihat arah wajah Kakaknya yang terlihat emosi di matanya.

"Mimpi anjing, sampek kapan pun gue enggak akan mau deket sama anak haram kek lo." Umpat Raffa setelah itu melangkah menuju ke kamarnya.

"Berhenti menganggu anak saya Samuel." Dingin Devano di belakang Samuel, memang sedari dia hanya memperhatikan anak itu sedang menganggu anaknya.

"El cuman ingin dekat dengan Kakak, memangnya salah?" Balas datar Samuel menatap ke arah Papanya.

"Salah, kamu ajak ngomong anak saya saja sudah salah. Apalagi untuk mendekatinya jangan mimpi."

"El juga anak Papa," Bentak lepas Samuel saat melihat Papanya yang terlihat sangat menjauhinnya.

Plakk

Bunyi tamparan terdengar setelah teriakan lepas Samuel terucapkan.

"Jangan memanggil saya dengan sebutan Papa panggil saya Tuan, dan lagi saya bukan Papa kamu. Sekali lagi kamu memanggil saya dengan sebutan Papa saya tidak akan segan-segan membunuhmu." Ucap emosi Devano terucapkan.

Terkekeh pelan, Samuel menatap datar wajah Papanya di depan.

"Tuan apa anda benar-benar membenci saya?" Tanya Samuel dengan wajah datarnya.

"Menurutmu?" Balas dingin Devano menanggapi.

"Kalau begitu perlihankan wajah Ibu saya, beri tau saya di mana Ibu saya tinggal." Ucap Samuel tak kalah dingin, dia sudah muak bertahun-tahun hidup mengejar kasih sayang Papa dan Kakaknya tapi balasannya hanyalah cacian saja.

"Dengan saya memberitahu, kamu berharap akan di terima di sana? Jangan mimpi Ibumu sendiri yang mengusulkan ke saya jika kamu di buang saja bagaimana kamu bisa dengan percaya diri akan pergi kesana? Kamu yakin akan di terima jika tinggal di sana."

Degg

Membuang?

Jadi semua itu ide dari Ibu kandungnya sendiri yah,

Sekarang dia benar-benar seorang anak yang tidak di ingin kan.

"Anak tidak tau diri, dengan kehadiran mu saja sudah membuat keluarga saya hancur dan sekarang kamu ingin ke Ibu kandungmu? Apa sekarang kamu ingin membuat keluarga Ibu kandungmu sendiri hancur, sedari awal seharusnya aku tidak mengambilmu sialan." Sarkas Devano melempar sebuah foto putih lalu segera pergi dari sana.

Patience || Slow Up ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang