Chapter 8

160 10 0
                                    

previously..

"Makanya lo juga lama banget pemanasannya." Ujar Vai sambil mencubit gemas pipiku.

"Lah, gue kan nggak tau, lagian lo juga nggak mau ajarin gue cara pemanasan sihh." Balasku dengan segera menahan maluku itu.

"Iya deh, yaudah yuk. Gue ajarin cara dribling dulu ya."

"Okehhh."

Dan aku pun memulai latihan dengan penuh semangat, karena Vai yang akan menjadi pelatihku saat ini.





















. . .



























Di pertengahan latihan, Vai segera mengajarkan gerakan spesifik dari permainan bola basket.

"Yang pertama, coba tunjukin gue cara dribling bola lo gimana?" Ujar Vai dengan menyilangkan kedua tangannya itu.

Dera pun mengangguk dan menunjukkan cara driblingnya pada Vai. Cara memantul bola Dera sangat lucu, ia membuka telapak tangannya dengan lebar seperti memukul nyamuk. Vai tidak bisa menahan tawanya saat melihat cara Dera. Sama sekali tidak benar.

"Ahahhahaha!! dribble lo, ahhah!" Tawa Vai sambil menahan perutnya yang sakit karena kebanyakan tertawa.

"Ya terus gimana?" Kesal gadis pendek itu.

Dengan senyum, Vai mengoreksi pukulan Dera. Vai mengarah ke belakang Dera dan meraih tangan kanannya agar dia mudah menuntun tangan Dera.

"Nih ya, tangan lo harus bentuk 'O' waktu ngedribble bolanya." Vai mengulas sembari menggerakkan tangan Dera.

Sebenarnya Vai sedang menahan salah tingkahnya itu saat menyentuh tangan Dera, begitu pula dengan Dera. Mereka berdua diliputi oleh sipuan-malu mereka masing-masing.

"A-ah,umm, c-coba lo praktekin yang gue contohin di tangan lo." Perintah wanita maskulin itu, Dera mengiyakan Vai dengan mengangguk.

Dera mulai mempraktikkan apa yang sudah Vai ajarkan padanya. Walaupun hanya di beri satu kali contoh, Dera mulai bisa melakukannya sesuai instruksi dari Vai.

A few moment later..

"Vai gue cape."

"*menghelah nafas* Yaudah, kita istirahat dulu. Gue beliin ice cream, yuk?"

"Ayok!" Seru Dera dengan semangat.

Mereka pun membeli dua ice cream dengan rasa berbeda. Satu ice cream dengan rasa coklat untuk Vai dan satu ice cream dengan rasa vanila untuk Dera. Sementara mereka menyantap cemilan, mereka mulai mengangkat suara mereka untuk berbincang sebentar.

"Eh btw Vai, sejak kapan lo tau main basket?"

"Udah kebawa dari kecil, sejak...kelas empat kalau ngak salah."

"Gila, dini banget. Pantesan kek jago banget." Pujinya. "Trus lo ada hobi lain selain basket gitu?"

"Bukannya lo dah tau?"

"Yee, lupa gue."

"Hadehh, kebiasaan. Hobi gue maen gitar, drum dan hal yang berbau seni gitu, itu aja."

"Ohh iya bener, anjayy, btw kapan-kapan lo kerumah ya ngajarin gitar, oke?"

"Iya-iya kalo ada waktu."Balas Vai lalu menjilat ice creamnya kembali. "Lo kesini naik apa?"

"Ojek."

"Lah, nggak make motor? Nggak suka motor itu ya?"

"Bukan nggak suka Vai, gue cuman cape doang nyetir motor."

Here with me - GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang