Chapter 6

243 16 0
                                        

previously..

Vai hanya bisa mengangguk, dia bergegas berlari menuju motornya dan melajukan kecepatan motornya.

Di seluruh perjalanan, Vai berteriak senang seperti layaknya orang gila yang sedang melaju kencang bersama motornya. Dia sangat senang malam itu, Walaupun tadinya dia sangat marah kepada sang gebetan tidak di sangka dibayar dengan pelukan dan ciuman darinya.


...




Vai telah kembali kerumah, ia berjalan menuju kamarnya yang kosong itu. Dia melempar dirinya ke atas kasur yang empuk itu, mengistirahatkan dirinya yang lelah.
Sedikit memamerkan bibirnya yang sedang melengkung itu untuk dirinya sendiri. Senyum yang manis membawanya ingin memejamkan matanya, menandakan bahwa Vai sudah terhanyut oleh kelelapan.

Sementara itu..

Dera, sang gadis tercinta, tidak bisa berhenti menggerakkan kedua kakinya yang sedang berayun-ayun di atas kasur. Ia tidak bisa menyembunyikan salah tingkahnya saat memutar kembali peristiwa yang sudah terjadi tadi.

"Ini nyata ya? Gue barusan nyium pipi Vai!" Gumamnya. "Tapi kalau dipikir-pikir, masa gue suka dua orang secara bersamaan? dua gender pula."

Tampa kalian sadari sebenarnya Dera punya perasaan juga pada seorang laki-laki, siapa lagi kalau bukan Nathan.

"Ahhh!! Ini pilihan yang sulit! Gue harus memilih salah satu dari mereka tapi nggak bisa." Keluh Dera.

"Gue harus gimana?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Keluh kesah yang dialami oleh Dera malam itu, membuat dia tidak bisa berpikir hal yang lain. Lama kelamaan, Dera merasa lelah berdiskusi dengan pikirannya. Ia membuang semuanya itu dan membiarkan tubuhnya beristirahat.

Pagi pun tiba, Dera mengendarai motor barunya itu dengan suasana hati senang. Disekolah para siswa semester satu masih lanjut mengikuti kegiatan mpls.
Hari kedua ini lebih menyenangkan dan seru, karena telah diadakan berbagai lomba didalamnya. Lomba-lomba tersebut antara lain yaitu, lomba kostum terunik, lomba membuat topi mpls paling kreatif, lomba yel-yel kelompok mpls, dan lomba-lomba ini masih didampingi dengan pemimpin kelompok kemarin.

Kegiatan ini masih di bawa oleh Dera. Kegiatan pun dimulai, Vai dan kelompoknya sekarang berkumpul mengikuti lomba membuat yel-yel kelompok mpls. Kemudian Nathan menghampiri kelompoknya.

"Vai akan ditunjuk sebagai ketua dari kelompok ini." Katanya.

"Ahh, gue kalau buat yel-yelan biasanya nggak bagus kak, biasanya kalah terus." balas Vai sambil menggaruk leher bagian belakangnya itu.

"Gapapa. Walaupun lo kalah terus, pastinya pengalaman-pengalaman sebelumnya bisa membantu lo untuk terus maju. Gue yakin Vai akan menjadi ketua yang baik." Balas Nathan kemudian menepuk bahu Vai.

"Iya kak." Vai hanya bisa menjawab seperti itu dengan helahan nafasnya.

Waktu terus berlalu, giliran kelompok Vai yang akan maju untuk menunjukkan yel-yel kelompoknya. Vai yang berdiri paling depan sedikit gugup, namun melihat Dera menyemangati dirinya membuat Vai sedikit percaya diri.

Vai memimpin kelompoknya dengan sangat keren. Suara khas Vai yang sedikit berat membuat Dera takjub, matanya mulai bersinar saat melihat Vai tampil bersama kelompoknya dengan gaya gerakan yang unik dan disertakan dengan teriakan semangat yang tegas kelompok itu.

Penampilan mereka membuat seisi aula bersorak-sorai dengan tepuk tangan yang meriah. Karena kekompakan mereka, mereka dinyatakan menjadi juara pertama. Vai tidak menyangka bahwa dia bisa memimpin yel-yel dengan caranya.

Namun sayang, kelompok Vai tidak mendapatkan juara lomba-lomba lainnya. Dera pun menghampiri Vai, Ia memeluk Vai dengan erat.

"Vai yel-yelan lo tadi keren banget!" Seru Dera, Vai hanya terdiam tersipu.

"M-makasih." Balas Vai yang sedang menyembunyikan salah tingkahnya dengan menggaruk leher belakangnya.

"Oh ya, btw gimana? Lo suka motor baru lo?" Tanya Vai.

Dera tersenyum "Iyalah, gue tu harus suka pemberian dari sahabat gue."

Vai membalas senyuman manis Dera.

"Vai tadi yel-yelnya keren abis, gue udah yakin lu pasti bisa buat yel-yelan keren kek gitu." Nathan muncul dan memotong pembicaraan mereka berdua.

"Hehe..tapi sayang, gue kalah dua lomba sekaligus."

"Gapapa Vai, juara satu yel-yel aja lo udah keren banget!" Ujar Dera menyemangati si Vai.

Nathan setuju dengan perkataan Dera. selama percakapan tangan Nathan mulai berpindah ke pinggang Dera, seolah-olah menunjukkan Vai bahwa Dera miliknya.

Vai sesekali melirik ke arah tangan Nathan yang melekat pada pinggang Dera, sedikit cemburu disertai patah hati. Dera masih belum menyadari tangan Nathan itu karena keasyikan mengobrol dengan diri Vai.

"Ah, gue ke toilet dulu ya?" Izin Vai. Namun, langkahnya dengan cepat di hentikan oleh Dera yang tiba-tiba menahan tangan Vai.

"Gue ikut."

"Ngak, lo disini."

"Nggak! Gue ikut!" Tegas Dera. Vai tidak mau menanggapinya, dia segera berjalan menuju toilet. Dera pun ikut dengannya, dia mengikuti Vai dari belakang.

Setelah mereka sampai, tidak ada orang disitu kecuali mereka berdua. Heran mengapa Vai hanya mencuci tangannya di wastafel, Dera pun mengangkat suara.

"Lah, cuman nyuci tangan doang?"

"Kan gue bilang nggak usah ikut kalau lo kek gini!" Keluh Vai dengan sedikit meninggikan nadanya.

"Lo kenapa sih, Vai? Kok tiba-tiba marah sama gue?"

"*Memejamkan matanya sambil menghelah nafas* Lo ngak nyadar?! Tangannya Nathan megang pinggang lo dan lo biarin itu?! Gue ngak suka ya kalo lo digituin." Kata Vai yang masih meninggikan nadanya.

"Ya gapapa Vai, gue nggak masalah kalau dianya megang pinggang gue. Gue anggep dia sebagai sahabat plis abang gue. Kenapa sih? Lo kenapa nggak suka dia?" Bingung Dera.

"Gue ngak suka aja ma dia."

"Ngak, lo lagi nyembunyikan sesuatu dari gue. Jawab Vai! Lo kenapa?" Tanya Dera.  "Dari kemarin emang lo udah nyembunyikan sesuatu, waktu di motor. Kenapa Vai? Cerita dong!"

Pertanyaannya mulai menghantui pikiran Vai saat itu, kepalanya mulai sakit memikirkannya. Seakan-akan perasaannya sudah mendobrak pintu hatinya yang membatu.

"Gue suka lo, okay?! Gue nggak suka kak Nathan tu deket sama lo!" Seru Vai.

Dera membulatkan matanya ketika mendengar kata sahabatnya, Dia menyukai Dera?

Rona merah mulai muncul di pipinya.

"L-lo ngomong apa si—"

"Iya, gue suka sama lo! Dan itu kenapa kemarin gue marah sama lo karena gue cemburu." Tegas Vai.

Dia mulai mengeluarkan helahan nafasnya sebagai tanda putus asa, Vai tau bahwa Dera akan menjauhinya jika ia mengatakan hal ini. Rona merah masih tertinggal di pipi Dera bahkan bertambah besar dan semakin memerah.

"Gue.. pergi dulu." Ujar Vai. Kemudian ia meninggalkan Dera sendirian di dalam toilet itu.

Dera masih tidak percaya apa yang baru saja Vai katakan padanya. Dia baru saja menyatakan perasaannya pada Dera.
































happy new year yall!
maaf uploadnya lama lagi!! soalnya nyiapin bahan buat bakar-bakaran tadi malam trus sibuk ngeliat fireworksnya wkwkkw.

Tbc

Here with me - GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang