Chapter 13

131 6 0
                                    


Pov Vai.

previously..

"Ekh hemm...aduhh, kalau gini mending jadian ga sihh??" Sindir Sarah kepada dua sahabatnya dengan nada bercanda.

Anjirr! Apa-apaan Sarahh!!! sindiran Sarah membuat ku dan Nathan seperti tersipu malu, dan kami saling menoleh ke arah lain, kulihat sekilas wajah Nathan sedikit memerah dan ia terlihat tersenyum malu-malu. Suasana menjadi sedikit canggung sebelum kami kembali bercanda dan tertawa bersama.














































• • •






















































































































Tiga tahun yang lalu,

Ruangan itu sangat berantakan seperti terjadi pembunuhan, kekacauan dan kehancuran di dalamnya semakin jelas. Barang-barang berserakan di lantai, dan darah mengotori sebagian besar permukaan kamar. Aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana saat melihat salah satu orang kesayanganku terlentang tewas di kamarnya dengan pisau nyata-nyata masih tertancap di perutnya.

Hari demi hari diriku dipenuhi dengan rasa keputusasaan, kehampaan, duka dan dendam yang mendalam, siapa yang berani-beraninya membuatku ditinggalkannya? Perasaan ini terbawa sampai diriku beranjak sekolah menengah atas, tepatnya kelas 10.

Saat itu adalah hari pertama sekolah dan aku masih belum bisa berpaling dari ibuku. Diperjalanan, aku bergumam berdoa kepada Tuhan agar diriku dikuatkan sekali lagi.

" Tuhan, jika engkau berkenan, tolong kirimkan aku seseorang yang dapat menggantikan peran ibuku, seseorang yang mampu memberiku kehangatan dan dukungan yang aku butuhkan sama dengan yang ibu berikan."

Tiba-tiba..

Brukk!!

Hidupku berubah ketika diriku bertemu dengan gadis cantik yang tidak sengaja aku tabrak.

"Eh!, lu kalo liat jalan make mata dong, jangan make siku!..noh siku lo ga ada mata! kek gue dong ada mata.."

Walaupun dia sedikit kasar, percayalah, ketika sudah mengenalnya lebih dalam dia akan sangat baik dan lemah lembut. Dan ketika aku berada disisinya aku merasakan aurah dari ibuku menyapaku. Dia adalah doaku selama ini. Itulah sebabnya aku menyukainya, karena kemiripan tersebut membawa kenangan dan perasaan yang mendalam terhadap ibuku.




































Pov Author

Riiiinggg...ringggggg..

Bell berbunyi, Vai duduk sendirian di kelas, pandangannya terfokus pada buku yang terbuka di mejanya. Matanya sesekali melirik keluar jendela. Dalam keramaian kelas, raut wajahnya mengisyaratkan kegalauan yang mendalam, dia masih memikirkan Dera si seniornya itu.

Catly yang baru saja kembali ke kelas melihat Vai yang merenung sendirian di dekat jendela. Catly berinisiatif untuk mengajaknya keluar.

"Hey Vai! Kenapa nggak ikutan ke kantin?" Tanya Catly dengan nada ceria.

Vai memandangnya dengan ekspresi lesu,"Gue lagi nggak mood." Jawabnya pelan.

"Tumben, serius ngak lapar?" seru Catly sambil mengernyitkan keningnya.

Here with me - GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang