previously..
Aku hanya perempuan lemah, terlalu takut untuk mengakui perasaanku, tidak dengan Vai yang rela melepaskan orang yang ia cintai bersama orang lain. Saat itu, aku sadar betapa rumitnya cinta, betapa sulitnya memilih antara dua hati yang sama-sama aku sayangi. Tapi di balik semua itu, aku tahu bahwa perasaan ini adalah nyata, meskipun jalannya tak selalu mudah. Dan mungkin, dengan waktu, aku akan menemukan jawabannya.
"Andai lo tau perasaan gue, gue juga suka sama lo, Vai!"• • •
Tringg!
Suara notifikasi ponsel tiba-tiba memecah keheningan di antara Dera dan Vai.
Dera terkejut dan bertanya dengan lembut, "Vai, itu suara ponselmu?"
"Mmh?" gumamnya sambil melihat ke arah tasnya.
Vai yang masih dalam pelukan Dera tampak tersadar dan pelukan itu pun berakhir, membawa kembali jarak yang sempat hilang di antara mereka.
Padahal mereka sedang dalam pelukan yang erat, namun, notifikasi itu seperti panggilan dari kenyataan yang mengingatkan bahwa momen tersebut tak bisa berlangsung selamanya.
Vai meraih tasnya, membuka ritsleting dengan gerakan pelan, lalu mengambil ponselnya. Di sisi lain, Dera hanya bisa menatap dengan penuh harap dan sedikit cemas, bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Ada ketegangan di udara, seolah pesan yang masuk di ponsel Vai dapat mengubah segalanya dalam sekejap.
“Siapa, Vai?” tanya Dera dengan nada hati-hati, mencoba menyembunyikan rasa penasaran yang semakin kuat.“Ohh, ini dari Catly. Dia nanya posisiku sekarang di mana,” jawab Vai.
Sekilas, raut wajah Dera berubah sedikit heran dan penasaran. Kenapa Catly tiba-tiba menghubungi Vai? Apa yang begitu penting sampai harus menanyakan keberadaannya?
"Kenapa Catly nanya kayak gitu sama lo?" tanya Dera akhirnya, meski dalam hatinya ia ragu apakah sebaiknya ia bertanya lebih lanjut.
Vai mengangkat bahu, mencoba tersenyum. "Nggak tau, tapi kayaknya dia pengen pulang bareng gue."
"Ohh.." Dera memulai dengan hati-hati, mencoba menyembunyikan rasa penasaran yang tak bisa ia bendung."Dia seasik itu ya?"
Vai mengangguk sambil meletakkan ponselnya di atas ranjang UKS. "Umm, nggak terlalu sih. Kenapa emang?"
"Gapapa, cuma nanya." Dera mencoba tersenyum, meskipun ada sedikit rasa yang aneh mengalir di dadanya.
Vai menatap sahabatnya itu dengan sedikit kebingungan, seakan menyadari ada sesuatu yang tak diucapkan oleh sahabatnya itu. Namun, sebelum ia sempat bertanya lebih lanjut..
Tok tok!
Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu ruangan, memecah keheningan di antara mereka. Pintu pun terbuka perlahan, dan sosok seorang gadis muncul dari baliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here with me - GL
RomanceDari fenomena tabrakan kecil timbul menjadi benih-benih cinta?!? Itulah yang dirasakan oleh dua gadis SMA yang sedang di mabuk asmara. Andrea Deria Nindayani (Dera): Gadis kelas 11 A, anggota osis, cerewet, kadang baik hati kadang jutek parah, suk...