09. OBAT CEDERA

9 6 0
                                    

Bu Nala bersedekap dada. Matanya memicing, menatap putra semata wayangnya yang baru saja menginjakkan kaki di teras rumah. Seperti biasa, menenteng sepatu dengan ransel di satu bahu. Namun, kali ini yang membuat wanita itu tidak habis pikir adalah penampilan Esky yang super berantakan.

Esky yang menyadari kehadiran sang mama mematung di depan pintu. Habis sudah ia sekarang. Bu Nala pasti akan mati-matian memarahinya. Pasalnya cowok itu lupa mengganti dobok ketika akan pulang. Tidak dijelaskan pun Bu Nala sudah tau penyebab lebam di muka Esky. Esky hanya tersenyum kikuk lalu mencium tangan Bu Nala.

"Assalamualaikum, ma."

"Wa'alaikumussalam. Magrib baru pulang, mau di gondol wewe?"

"Astagfirullahaladzim mama!" Esky mengelus dadanya pelan.

Bu Nala langsung saja menyeret Esky untuk duduk di sofa. Wanita itu sibuk mencari handuk dan menuangkan air hangat. Esky hanya tersenyum singkat melihat kepanikan Bu Nala yang sebenarnya tertutupi oleh jiwa ngomel wanita itu.

"Syra, tolong bikinin teh anget satu!"

Esky melepas dobok yang melekat pada tubuhnya, menyisakan kaos oblong berwarna hitam. Bu Nala lalu duduk di samping putranya. Wanita itu memeras handuk yang dicelupkan ke dalam air hangat. Dengan telaten Bu Nala mengompres lebam di muka dan siku Esky.

"Tanding sama siapa lagi? Mau jadi jagoan?" Bu Nala mulai mengintrogasi.

"Mama tau hari ini libur latian. Kamu pasti tanding di luar latian. Nggak kapok kayak gini?"

"Mama nggak mau anak mama kenapa-napa. Tapi apa? Kamu nggak bisa jaga diri." Rentetan pertanyaan terus mengalir. Esky hanya diam, tak berani berkutik.

Esky menghirup napas dalam sebelum akhirnya berani menjawab. "Esky nggak papa, ma. Cuma lebam biasa. Nanti juga sembuh sendiri."

Bu Nala hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan anaknya itu. Bagaimana mungkin disebut lebam biasa jika sering terjadi seperti ini? Tidak hanya satu atau dua kali, Esky sudah sangat sering mendapatkan cedera akhir-akhir ini.

"Kamu setiap tanding ada aja perasaan. Jaga diri kenapa sih le! Mama lama-lama nggak bolehin kamu ikut taekwondo kalo gini." Bu Nala kembali mengompres sudut bibir Esky.

"Ya maaf ma! Lagian nggak sering juga cederanya"

"Nggak sering gimana? Kamu udah cedera lima kali dalam sebulan ini, tau?" Sanggah Bu Nala seraya Memukul Esky dengan bantal sofa. Cowok itu malah cengar-cengir masih dalam keadaaannya yang meringis.

"Lima bulan ke depan mama nggak bolehin kamu ikut taekwondo lagi pokoknya."

Esky membelalakkan matanya. "Nggak kelamaan ma?"

"Nggak! Demi kebaikan kamu. Intinya mama nggak mau kamu tanding, berantem atau segala macem yang berbau fisik. Denger le?"

"Iya ma. Tapi Esky nggak janji kalo ada kyorugi."

"Kebiasaan. Suruh aja Regan ikut. Medali kamu udah banyak. Mau nambah berapa lagi?"

Tak lama syra datang membawa sebuah nampan berisikan satu gelas teh hangat. Ia lalu meletakkannya di meja depan sofa. Syra berkacak pinggang melihat keadaan adik laki-lakinya itu. Tangannya mengarah ke wajah Esky guna melihat lebam cowok itu lebih dekat. Esky segera menepis tangan syra dari hadapannya.

"Sakit kak."

"Udah tau sakit malah nyari masalah."

"Nggak sengaja."

Syra mencibir. "Emang bisa nggak sengaja? Temen kamu tu kayaknya punya dendam pribadi. Liat tuh muka kamu! Dipastikan kegantengan hilang 40 persen."

"Nyadar juga kalo adeknya ganteng." Esky memegang bagian bawah rahangnya. Sejujurnya itu linu ketika ia membuka mulut.

"Anak mama PD banget, heran."

"Udah-udah! Mending kamu mandi terus sholat magrib. Mama nggak mau liat kamu cedera lagi pokoknya. Awas aja!" tegas Bu Nala memperingati.

"Iya mamaku sayang." Esky mengecup pipi sang mama sebelum akhirnya berlari menaiki tangga.

"Tapi nggak janji," teriak Esky dari atas. Bu Nala memijit kepalanya. Anak cowok emang susah di bilangin ya?

"Kamu angkat jemuran aja sana. Mama pusing liat kelakuan adek kamu."

"Siap ndoro ratu." Syra terkekeh pelan dan segera pergi untuk mengangkat jemuran.

••000••

"Nona Ziva sudah pulang?"

"Iya, bikinin saya jus melon ya mbak!"

"Baik, non."

Ziva merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Seharian ini dirinya sibuk main dengan bestie kesayangannya. Siapa lagi kalau bukan Nazua? Kaki Ziva rasanya pegal karena harus menuruti ajakan Nazua. Berkeliling tidak jelas dari pagi hingga petang memutari jalanan ibu kota. Ujung-ujungnya mereka hanya makan es krim dan membeli aksesoris.

Gadis itu beralih pada benda pipih yang akan menjadi fokus utamanya. Berlayar dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya. Sungguh membosankan, tidak ada yang menarik sama sekali.

Ziva lalu membuka akun Instagram miliknya. Pecah sudah senyuman gadis itu. Tepat sekali Esky baru saja menambahkan story. Masih dengan senyum yang merekah, Ziva membuka story ig Esky.

"Gue pikir apaan. Cuma sunset doang ternyata," monolog Ziva, kecewa.

Esky sangat jarang menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada akun sosmednya. Memantau segala akun Esky adalah kegiatan rutin Ziva yang terbilang kurang kerjaan. Pasalnya Esky hanya mengunggah story satu abad sekali. Isinya tak pernah jauh dari laut dan senja. Paling mentok foto cowok itu saat latihan.

"24 jam upload story muka lo bisa nggak sih? Gue ikhlas sumpah." Ziva memandang kesal objek pada benda persegi di tangannya itu.

"Ngapain coba liatin senja. Nama gue udah ada unsur jingganya padahal. Eh, OMG kok pas banget sih." Seperti kata yang sedang viral, Ziva mendadak tantrum di tempat. Entah kenapa gadis itu sangat berambisi jika menyangkut Esky.

"Gue harus dapetin lo pokoknya, harus!"

Tangan Ziva kembali menggulir beranda instagramnya. Melihat beberapa postingan teman-temannya. Followers gadis itu lumayan banyak sekitar dua ribuan lebih pengikut. Mengingat Ziva ini sangat fashionable dan gemar mengunggah foto aesthetic. Tak heran jika setengah dari pengikutnya bukan hanya anak-anak smariksa.

"Permisi non, ini jusnya." Mbak Asti, wanita kelahiran 93 itu meletakkan segelas jus di atas nakas. Mbak Asti adalah asisten rumah tangga Ziva.

"Makasih mbak. Sekalian ruang depan tolong di beresin ya. Kotor soalnya," pinta Ziva.

"Siap non. Saya pergi dulu."

Mbak Asti lalu pergi dari kamar Ziva. Ziva segera menyeruput jus segar yang sekarang sudah berada di tangannya. Tenggorokannya yang semula kering kini menjadi lebih baik setelah meminum jus buatan Mbak Asti.

"Hm, kira-kira strategi apa yang harus gue lakuin biar bisa dapetin Esky."

______________________________________

Hai ders

Kira-kira kalian punya strategi juga gasi buat dapetin crush?

Atau malah langsung di jalur langit? wkwk

Oh iya happy weekend and jangan lupa nugasnya dikerjain, masi numpuk juga

FAMOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang