❤️‍🩹Part 4 - Trouble

155 9 3
                                    

Setelah mendapatkan kabar bahwa Hansel akan pulih, Selina merasa lega. Meskipun masih khawatir, dia bersyukur bahwa kondisi Hansel tidak terlalu parah.

Selina dan Gheo tetap di rumah sakit untuk beberapa saat, memastikan bahwa Hansel telah dirawat dengan baik. Mereka hanya bisa menunggu dengan harapan yang memancar dari hati mereka.

Saat akhirnya dokter mengizinkan mereka untuk melihat Hansel, Selina segera mendekati tempat tidur Hansel. Dia meraih tangan Hansel dengan lembut dan tersenyum padanya.

"Hansel, kamu jangan terlalu cape dulu. Jangan maksain diri terlalu keras." ucap Selina dengan penuh perhatian.

Hansel membalas senyuman Selina dengan sorot mata yang masih sedikit lemah. "Hmm, Terima kasih."

Setelah berbicara sejenak, Selina dan Gheo memutuskan untuk pulang untuk memberikan kesempatan Hansel istirahat lebih. Mereka berjanji akan kembali esok hari untuk menemani Hansel.

Ketika Selina tiba di apartemen, hatinya masih terpikirkan tentang keadaan Hansel. Dia berharap Hansel segera pulih dan kembali seperti biasa. Selina pun memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum hari berikutnya yang pasti akan menjadi hari yang sibuk.

Esok harinya, Selina kembali ke rumah sakit bersama Gheo. Mereka menemui Hansel yang terlihat sedikit lebih baik dari sebelumnya. Selina membawakan Hansel buku favoritnya dan beberapa cemilan sebagai hiburan.

Mereka menghabiskan waktu bersama, bercerita, dan membuat hari Hansel sedikit lebih cerah. Selina bahkan membacakan cerita dari buku favoritnya yang membuat Hansel tersenyum.

Saat akhirnya mereka harus kembali ke apartemen, Hansel terlihat lebih bersemangat dan berterima kasih atas dukungan dan perhatian dari Selina dan Gheo. Selina pun merasa senang bisa membawa sedikit keceriaan pada hari Hansel yang sedang dalam proses pemulihan.

Selina berharap dengan keras agar Hansel segera pulih dan kembali seperti sedia kala. Dia merencanakan untuk selalu ada untuk Hansel dalam setiap langkah pemulihannya, karena bagi Selina, kesehatan dan kebahagiaan Hansel adalah prioritas utama.

Hansel mulai merasa lebih baik setelah berada di rumah sakit selama beberapa hari. Dia merasa semangat untuk kembali ke kantor meskipun Selina menyarankan untuk istirahat lebih lama.

"Saya sudah gapapa, saya harus berangkat sekarang." kata Hansel mantap pada Selina saat mereka bersiap-siap di pagi hari.

Selina masih merasa khawatir, "Tapi, lebih baik kamu istirahat dulu, Hansel. Dokter bil-"

Namun, Hansel bersikeras, "Hari ini ada meeting penting, Sel. Saya sudah menunggu lama untuk hari ini."

Meskipun ragu, Selina akhirnya mengerti keinginan Hansel untuk kembali bekerja. Dia menyediakan segala yang diperlukan untuk Hansel sebelum berangkat ke kantor, berharap Hansel bisa mengatur diri dengan baik meskipun dalam kondisi pemulihan.

Di kantor, Hansel berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan pekerjaannya. Meskipun dia masih merasakan sedikit tidak nyaman, dia bertekad untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

Selina terus memantau kondisi Hansel dari jauh, mengirim pesan untuk memastikan dia merasa baik-baik saja. Meskipun Hansel memberikan jawaban yang meyakinkan, Selina masih merasa was-was.

Namun, beberapa jam kemudian, Selina menerima pesan dari Hansel yang menyatakan bahwa dia merasa kelelahan dan memutuskan untuk pulang lebih awal.

"Selina, Saya merasa sedikit gak enak badan. Saya pulang lebih awal." ujar pesan singkat dari Hansel.

Selina merasa khawatir mendengar kabar tersebut. Dia segera menyiapkan segala hal yang dibutuhkan Hansel untuk perjalanannya pulang. Kemudian, dia memberitahu Hansel untuk segera istirahat begitu sampai di rumah.

Setibanya di apartemen, Selina dengan cepat menyiapkan sesuatu untuk Hansel. Dia memberikan minuman hangat dan memastikan Hansel beristirahat dengan baik.

Selina merasa bersalah karena tidak mendengarkan saran dokter dan melarang Hansel untuk bekerja. Namun, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih memperhatikan Hansel dalam proses pemulihannya tanpa menekan terlalu keras.

Hansel dengan keras kepalanya masih berusaha untuk tetap datang ke kantor. Meskipun kemarin akhirnya dia pulang lebih awal. Di kantor, Selina sempat melarang Hansel untuk bekerja karena kesehatannya belum pulih sepenuhnya. Namun, Hansel merasa yakin bahwa dia sudah cukup kuat untuk bekerja.

"Aku pikir ini masih terlalu cepat untuk kerja lagi, Hansel. Kamu gak mau istirahat aja? kita tunggu sampai dokter kasih izin." ucap Selina dengan penuh kekhawatiran.

Hansel tersenyum lembut, "Saya akan beristirahat di sini kalau merasa gak enak badan."

Mereka berdua melanjutkan hari mereka di kantor, dengan Selina terus memastikan Hansel tidak terlalu memaksakan diri. Meskipun Hansel mencoba untuk bekerja dengan ringan, namun terkadang wajahnya masih menunjukkan rasa tidak nyaman dengan keadaannya karena rasa sakit yang masih dirasakannya.

Namun, usahanya tidak bertahan lama. Kondisi Hansel memburuk di tengah hari. Dia merasa sangat lelah dan pusing. Meskipun dia mencoba menahannya, Selina bisa melihat kelesuan di wajahnya.

Selina khawatir, "Ayo, kita pulang sekarang! Kita harus ke dokter."

Hansel mengangguk, dia merasa semakin tidak enak. Mereka berdua meninggalkan kantor dan segera menuju rumah sakit untuk memeriksa kondisi Hansel yang semakin memburuk.

Di rumah sakit, dokter menyarankan agar Hansel harus istirahat total untuk beberapa hari kedepan. Hansel akhirnya menyerah, dia tahu bahwa kesehatannya adalah yang utama.

Selina merasa lega melihat Hansel mengikuti saran dokter. Selesai konsultasi mereka pulang. Namun, Selina ingin membeli sesuatu dulu di toko roti yang ada di rumah sakit. Hansel ke mobil lebih dulu dengan sopir mereka.

"Auw!" Seorang wanita mengadu karena tidak sengaja hot coffee yang dipegangnya tumpah mengenai bajunya.

Selina tidak sengaja menyenggol wanita itu karena ia terburu-buru untuk kembali ke mobil setelah membeli roti. "Maaf, maaf saya gak sengaja." Wanita itu dari wajahnya tampak kesal dengan Selina. "Lain kali hati-hati ya, mba! Baju saya jadi basah nih! Mana panas lagi..." Kesalnya.

"Iya, mba. Maaf, saya gak hati-hati. permisi ya mba, duluan..." Selina menghela nafasnya tenang karena sudah pergi meninggalkan wanita itu. Selina merasa bersalah tapi ia juga tidak mau Hansel menunggunya terlalu lama.

Selina pun masuk ke dalam mobil. Hansel memperhatikan tangan Selina. "Ini kenapa?" Hansel memegang tangan Selina dan menunjukkan ada kemerahan disana.

"Eh?" Selina baru menyadari itu. "Sepertinya kena kopi panas tadi, tapi gak sakit ini. Gak terlalu panas juga kopinya."

"Kopi siapa?" Hansel mengernyit.

"Oh itu, tadi aku gak sengaja nyenggol orang. Orangnya bawa kopi."

Hansel mengangguk. Hansel mengusap kemerahan yang ada di tangan Selina dengan sepenuh hati selama di perjalanan pulang.

Bersambung...

Destined HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang