Setelah sarapan yang penuh kehangatan, Selina dan Hansel memutuskan untuk menghabiskan waktu di taman yang terletak di Apartemen mereka. Mereka berjalan berdua, menikmati udara segar pagi dan merasakan sinar matahari yang mulai menyinari hari.
"Kayaknya ini pertama kali ya untuk kita seperti ini.” Ujar Selina, tersenyum pada Hansel.
Hansel mengangguk setuju. "Kalau kita sering-sering kaya gini, kamu mau?” Tanya Selina. “Boleh.” Hansel menyetujui.
Ketika mereka tiba di taman, anak-anak kecil yang bermain menarik perhatian Selina. "Hmm, aku bolehkan bergabung dengan mereka sebentar?"
Hansel mengangguk. "Pergilah. Aku duduk di sini."
Selina bergabung dengan anak-anak kecil yang sedang bermain permainan yang penuh tawa dan keceriaan. Hansel duduk di kursi taman sambil memperhatikan istrinya dengan senyum tipis. Meski tetap dingin, dia merasa hangat melihat Selina yang begitu antusias bermain dengan anak-anak.
Setelah beberapa saat, Selina kembali ke samping Hansel dengan wajah ceria. "Mereka sangat lucu. Aku bahkan diajak lari-larian."
Hansel tersenyum. "Kamu sepertinya menikmati itu."
Selina mengangguk. "Aku suka anak kecil, apalagi anak seumuran mereka itu lagi lucu-lucunya."
Hansel mengamati sekeliling taman dan melihat kios es krim di sisi lain. "Tunggu disini.”
Selina menatap Hansel. "Mau kemana?”
“Tunggu sebentar.” Ucap Hansel lagi. Akhirnya Selina mengangguk.
Tidak lama Hansel kembali dengan membawa dua es krim di tangannya. Diberikannya satu kepada Selina.
“Terima kasih.” Selina tersenyum senang.
“Sepertinya sudah mulai panas, kita pulang sekarang ya.” Ucap Hansel yang terlihat sudah tidak betah oleh Selina. Selina setuju dengan Hansel karena memang cuacanya mulai panas.
Hansel masih terlihat agak kaku, tapi senyumnya sudah lebih hangat. Mereka duduk di bangku taman sambil menikmati es krim mereka.
"Selina," ucap Hansel setelah beberapa saat mereka jalan bersama. "aku ingin memastikan bahwa kamu tau, meskipun aku gak selalu menunjukkannya, aku benar-benar peduli dan ingin membuatmu bahagia."
Selina tersenyum lembut. "Terima kasih, Hansel. Aku tau kamu sedang berusaha.”
Mereka menyelesaikan es krim mereka sambil berbincang ringan tentang masa depan mereka sambil jalan kembali. "Terima kasih untuk pagi ini.” ucap Selina sambil meraih tangan suaminya. Hansel tersenyum dan mengangguk.
Saat sampai kamar. Hansel baru saja masuk ke dalam ponselnya berdering dan tertera nomor seseorang. Hansel segera mengangkatnya.
“...”
“Saya ke kantor sekarang.”
Hansel buru-buru langsung bersiap. Ia langsung mandi, karena setelah sarapan mereka langsung jalan pagi untuk mencari udara segar. Setelah siap Hansel mencari Selina.
“Selina…,” Panggilnya.
Selina yang berada di ruang tengah langsung menemui Hansel. “Kenapa? Kamu mau kemana?” Tanyanya bingung karena Hansel sudah rapi dengan setelan formalnya.
“Aku ke kantor sekarang ada yang harus aku urus. Tolong kirim data dari Altaka Group ke email ku.” Ucap Hansel buru-buru langsung pergi tanpa menunggu Selina menjawab.
“Apa ada masalah ya? Aku coba cek dulu deh.” Gumamnya. Selina masuk ke dalam kamarnya untuk membuka laptop miliknya memeriksa siapa tahu ada informasi penting yang terlewati olehnya.
Ternyata memang ada. Presdir dari Altaka Group reschedule jadwal janji temu secara tiba-tiba. Untung saja staf sekretaris yang lain ada yang sudah menangani. Karena Selina belum sempat memeriksa email dari tadi pagi karena ponselnya ia taruh di kamar jadi tidak ia bawa kemana-mana.
Hansel tiba di restoran yang sudah disiapkan untuk pertemuan dadakan dengan Presdir Altaka Group. Suasana restoran terasa mewah dengan lampu-lampu yang redup, menciptakan atmosfer yang cocok untuk percakapan bisnis.
Sambil menunggu, Hansel memesan minuman dan duduk di sudut restoran yang nyaman. Ponselnya bergetar, dan dia melihat pesan dari Selina, "Data sudah dikirim. Semoga sukses, ya."
Hansel tersenyum membaca pesan itu, tetapi raut wajahnya serius ketika Presdir Altaka Group tiba. Mereka langsung memulai pembicaraan, membahas rencana bisnis dan kolaborasi yang akan dilakukan.
"Hansel, kami tidak punya banyak waktu. Apa yang kamu miliki untuk kami?" tanya Presdir Altaka dengan suara tegasnya.
Hansel langsung memaparkan rencananya dengan detail, menjelaskan langkah-langkah yang diambilnya untuk mengatasi perubahan jadwal dadakan tersebut. Presdir Altaka mendengarkan dengan serius, sesekali mengangguk menunjukkan pemahamannya.
Namun, di tengah percakapan, muncul pertanyaan yang menantang dari Presdir Altaka. "Hansel, saya berharap solusi yang lebih inovatif. Bisakah kamu memberikan sesuatu yang lebih dari sekadar rencana standar?"
Hansel tidak tergoyahkan. Dengan kepala dingin, dia menyusun rencana alternatif yang lebih inovatif dan efisien. Penjelasannya disertai dengan analisis mendalam yang membuat Presdir Altaka melihat kecanggihan pendekatan Hansel.
Setelah beberapa saat, suasana mulai lebih tenang. Presdir Altaka terkesan dengan ketelitian dan kecerdasan Hansel dalam menanggapi situasi mendesak ini. "Kamu memang luar biasa. Saya suka cara berpikir mu."
Hansel tersenyum kecil. "Terima kasih."
Presdir Altaka mengangguk, "Saya percaya kita bisa bekerja sama dengan baik. Mulai sekarang, saya ingin kamu lebih terlibat dalam proyek-proyek penting ini." Hansel menerimanya.
Setelah pertemuan berakhir, mereka saling berjabat tangan dengan penuh kepercayaan dan Hansel langsung memutuskan untuk pulang.
Ketika Hansel tiba, Selina menyambutnya dengan senyuman. "Bagaimana pertemuan mu?"
Hansel bercerita tentang hasil pertemuannya dengan Presdir Altaka. Selina mendengarkan dengan bangga, merasa senang melihat suaminya sukses dalam mengatasi tantangan tersebut.
"Hansel, aku yakin kamu pasti bisa lebih sukses dari ayahmu." ucap Selina dengan penuh keyakinan.
Hansel tersenyum, "Aku punya dukungan terbaik dari istriku."
Mereka berdua melanjutkan malam mereka dengan perasaan lega dan bahagia. Hansel merasa terbantu dengan data yang dikirimkan oleh Selina, sementara Selina bangga melihat kesuksesan suaminya. Kebersamaan dan dukungan mereka semakin memperkuat ikatan yang ada di antara mereka.
Bersambung...
❤️🩹❤️🩹
Hai, semuaa...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yap, agar aku makin semangat untuk up, okkey❤️🩹
See u di part selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destined Hearts
عاطفية"Mungkin kita terlalu keras mencoba menjaga yang seharusnya sudah hilang, Selina." - Hansel "Aku juga merasakannya, tapi aku tidak ingin kehilanganmu." - Selina Pertemuan mereka yang dikarenakan sebuah alasan, hingga akhirnya berbunga namun sekara...