“1 kalimat, yang masih membuatku menangis hingga hari ini.”
—autism—
Kadang-kadang, orang nggak dapet apa yang diusahain itu.
Rasanya..
Benar-benar menyesakkan.
Kenapa ada orang yang bisa mendapatkan segalanya tanpa usaha? Kenapa ada orang yang memiliki dunia tanpa kerja keras?
Bukankah itu.. Tidak adil.
Ada orang yang mati-matian memberikan segalanya, mengorbankan usia, waktunya, semua miliknya. Merelakan apapun. Demi suatu pencapaian.
Tapi tidak berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan.
“GAK! GAK MUNGKIN!” teriakanku menggema.
Ini seharusnya menjadi panggung untukku.
Ini seharusnya adalah keberhasilanku.
Ini satu-satunya jalan untukku.
“BOHONG! LU CURANG! LU PASTI CURANG!” aku mencengkram kerah “sang pemenang” itu. Wajahnya menyiratkan keterkejutan.
“Permainan ini.. Aku yang memenangkan,” desisku. Mataku menatap sayu.
Aku sudah mengorbankan segalanya untuk ini.
Tidak adil.
“Apa maksudmu?” dengan aksen melayu yang kaku ia berucap.
Di hadapan seluruh ilmuwan internasional.
Dihadapan seluruh tuan dewan juri.
Bukankah itu hal bodoh?
Aku sendiri yang memulai kehancuran terhadap diriku.
Kak Taufan itu, seperti tameng untukku.
Aku selalu berpikir diriku tidak bisa dimaafkan.
Disisi lain aku juga berpikir bahwa aku tidak salah apapun.
“Kau bisa lebih baik dari ini, Shofi.” ucapan dingin itu membuatku meremas ujung seragamku. Meletakkan selembar kertas berisi catatan IPK yang kuperoleh. 3.78
“Kau adalah anak yang dilahirkan untuk sempurna,”
Aku meraih kertas itu dari saku. Meremasnya lalu melemparkannya sejauh mungkin. Nafasku tersengal-sengal. Keringatku bercucuran membasahi punggung dan wajahku.
“AAAAAAAAARHGHHGHHHH!!!!”
Suara kepakan sayap burung terdengar riuh.
Sebuah lokasi di danau terpencil. Tidak ada siapapun yang akan kemari. Aku bisa berteriak sepuasnya.
“KAPAN BAPAK GUE PUAS!?”
“GUE BUKAN ROBOOOT! GUE JUGA CAPEK!!”
Aku bukan orang yang berbakat.
Aku harus bekerja keras untuk mendapatkan semua ini, aku harus melewati seluruh malam tanpa tidur, aku melewati sepanjang hari tanpa istirahat, aku mengorbankan waktu yang berharga, Teman-teman yang kusia-siakan, keluarga yang kutinggalkan.
Dan ini yang kudapatkan?
Tidak. Aku tidak bisa menerimanya.
Bahkan jika aku menjadi seorang CEO, jika aku menjadi pemilik seluruh dunia ini. Aku tidaknya membutuhkannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
autism | taufan
FanficN TAUFAN'S :: dia punya dunianya sendiri ━━━━━━━━━━━━┅ ❛ ini tentang taufan dan merelakan ┅━━━━━━━━━━━━ boboiboy©monsta story©izerenn