/////////////////////////////////////////////////////////////////
CHAPTER 01 : FRIEND
/////////////////////////////////////////////////////////////////
1 April, 2052
Gadis kecil itu menoleh. Ia memiringkan kepalanya, penasaran siapa yang dimaksud Ayahnya.
"Teman?"
Ayahnya berjongkok untuk mensejajarkan tinggi mereka sebelum mengangguk antusias.
"Iya! (Name) bilang, (name) bosan kan dirumah sendirian?"
(Name) mengangguk pelan. Sebagian wajahnya tertutup syal tebal yang melindunginya dari cuaca dingin. Jantungnya berdebar karena rasa antusiasme-nya akan teman yang disebutkan Ayahnya.
"Siapa?"
Mendengar pertanyaan gadis kecilnya, sang Ayah kemudian berdiri dan mengeluarkan tangannya dari dalam saku jaket.
"Ayo, ikut ayah."
Senyum tulus terlukis di wajah (F/N), membuat (Name) ikut tersenyum. Gadis itu tanpa ragu menggenggam tangan Ayahnya.
Hangat, pikirnya.
Langkah kaki keduanya teredam oleh salju yang menutupi seluruh jalanan. Badai salju dua hari yang lalu menyelimuti kota kecil mereka, membuat seluruh tempat dipenuhi salju.
Bagi orang dewasa, ini merupakan hal yang merepotkan.
Mereka harus membersihkan salju-salju yang akan menghalangi aktivitas mereka.
Tetapi, bagi anak-anak tidak begitu.
Saat melangkah keluar rumah dan mendapati salju yang berada dimana-mana, yang ada di pikiran mereka hanya satu : Bermain.
(Name) melirik ke belakang, melihat boneka salju yang belum selesai ia buat. Sebenarnya ia ingin mengajak orang tuanya membuat boneka salju bersama, tetapi tentu saja keduanya tidak bisa.
Apalagi ibunya.
Hal itu cukup membuat (Name) kecil jadi tidak bersemangat bermain salju. Sendirian. Tidak menyenangkan.
Sibuk dengan pikirannya sendiri, gadis kecil itu tidak menyadari mereka sudah sampai di depan gudang kerja ayahnya.
Gadis itu dengan tatapan lugu melihat ke atas, menatap ayahnya yang terlihat sangat bersemangat saat menatap gudang tersebut.
Tatapan pria itu kemudian beralih padanya, sorot mata tulus dan penuh perhatian itu selalu berhasil membuat (Name) tersenyum manis.
"(Name) sudah tidak sabar kan? Ayo masuk!"
Pria itu dengan sigap mengendong anak satu-satunya dan membuka pintu gudang.
(Name) tidak akan pernah tidak takjub pada ruang kerja Ayahnya. Terlihat sangat mengesankan.
Ruangan putih dengan beberapa meja dan komputer diatasnya. Dari luar, gudang itu terlihat seperti suatu ruangan biasa. Tetapi saat masuk ke dalam, rasanya seperti pergi ke masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Android(s) - Bluelock
FanfictionTahun 2063, dimana kepunahan umat manusia berada di depan mata. Manusia yang awalnya merupakan puncak rantai makanan tertinggi, juga satu-satunya makhluk yang memiliki akal, terancam punah karena sesuatu yang mereka ciptakan sendiri. Android. Robot...