08

180 31 17
                                    

/////////////////////////////////////////////////////////////////

CHAPTER 08 : invitation

/////////////////////////////////////////////////////////////////

2 oktober 2059, 11:30

Hari Minggu.

Bagi kebanyakan murid akademi, hari Minggu bukanlah hari libur. Karena di hari itulah mereka melakukan pelatihan/pembelajaran dengan mentor masing-masing selama sehari penuh.

Seperti yang dilakukan (Name) dan mentornya sekarang.

Trang!

Suara pedang beradu terdengar nyaring di dalam ruang pelatihan. Napas keduanya memburu, menatap satu sama lain tajam untuk mencari kelemahan.

Sparring adalah salah satu pelatihan lanjutan yang (name) dan Rin sering lakukan setiap hari Minggu.

Melihat ada celah, (name) dengan cepat mengayunkan pedangnya. Trang! Trang! Trang! Namun lagi-lagi berhasil diblokir oleh pemuda di depannya.

"Lebih kuat lagi." Ucap Rin datar, mengibaskan pedangnya ke samping dan melangkah mundur satu langkah. "Kamu berharap bisa mengalahkan ku dengan kekuatan itu?"

Mengatur napas yang semakin berat, gadis itu menukik alisnya kesal. Tapi karena kebenaran dari kata-kata pemuda tersebut, membuatnya lebih memilih diam.

(Name) menegakkan postur tubuh, menghela napas dan mengusap dahi yang basah oleh peluh.

"Sekali lagi. Masih ada beberapa menit sebelum waktu makan siang. Serang aku, (Name)." Rin mengambil posisi, mengarahkan pedang miliknya pada gadis yang berdiri 2 meter di depannya.

Walaupun lelah, (Name) tetap mengangguk mantap. Juga mengambil posisi. Menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya.

Gadis itu berkonsentrasi sebelum menerjang ke depan, mengayunkan pedangnya dengan cepat. Mengarahkan pada pinggang kiri Rin yang tidak terjaga.

Tepat sebelum pedang gadis itu menyayat tubuh pemuda di depannya, Rin bergeser kebelakang dan menangkis serangan (Name). Membuat gadis itu terpaksa melompat mundur.

Tidak membuang waktu, gadis bermata (E/C) itu kembali berlari, kali ini mengincar bagian kanan pemuda bermata toska didepannya.

Trang! Trang! Trang!

Suara pedang beradu terdengar cepat, keduanya sama-sama tidak memberi celah.

Rin lebih banyak bertahan dan menangkis serangan gadis di depannya, karena (Name) unggul dalam kecepatan sehingga cukup sulit bagi pemuda itu untuk menyerang balik.

Tapi bukan berarti mustahil. Ketika gadis itu mengincar pundak kiri Rin, pemuda bermata toska itu melihat pertahanan kiri (Name) terbuka. Setelah menangkis ayunan pedang gadis bersurai (H/C) di depannya, Rin mengayunkan pedang menuju sisi kiri (name).

Gadis itu membelalak, tapi sempat mengambil langkah mundur. Dengan cepat, pemuda di depannya menerjang ke depan. Mengayunkan pedangnya, mengincar leher (Name).

Untung saja (name) bisa dengan cepat menunduk dan menghindari serangan tersebut, tapi saat ia mengangkat kembali kepalanya, Dihadapannya sudah ada ujung pedang, hanya beberapa sentimeter dari wajahnya.

Gadis itu menyeringai sebal, sebelum mendengus. Ia kalah lagi. "Aku menyerah." Ucapnya, mengibaskan pedang di tangannya. Pedang itu seketika menghilang, tersimpan di dalam inventory (name).

Android(s) - BluelockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang