Na Jieon Pov
Sejak dua menit lalu aku masih memandangi pantulan diriku sendiri di cermin. Lebih tepatnya bibirku. Hanya saja, aku masih merenungkan kejadian beberapa jam lalu. Tentu saja aku masih gugup sekarang, itu adalah sebuah ciuman panas bersama suamiku.
Masalahnya, aku merasa ganjal dengan perasaan ini. Karena agaknya aku pernah merasakan hal tersebut sebelumnya. Sama persis. Tetapi aku ingat sekali kalau diriku yang jarang sekali dekat laki-laki ini tidak pernah berbuat hal seperti itu.
"Ah, tunggu!"
Tubuhku terperanjat bersamaan kedua mataku yang membesar. Aku baru ingat, bukankah aku pernah tidur bersama laki-laki asing di club? Ya, aku baru ingat hal itu sekarang. Akibat banyaknya kejadian beberapa waktu ini, tampaknya membuatku sedikit pikun.
"Tidak mungkin." gumamku tidak percaya sembari bertumpu tangan. Baru saja aku berpikir kalau suamiku lah pria yang bersamaku malam itu.
"Waktu itu aku mabuk. Jadi aku tidak ingat bagaimana wajahnya." helaan napas beratku menguar. Setiap kali ingat kejadian itu, aku sangat menyesal.
"Tetapi rasanya benar-benar tidak asing."
Sebenarnya aku sangat ingin melupakan hal tersebut, karena bagiku itu adalah kesalahan fatal dan pengalaman paling buruk yang pernah ku alami selama ini. Tetapi prasangka itu menghantuiku. Aku masih saja penasaran dengan siapa aku tidur. Selepas sadar saat bangun tidur aku hanya melihat punggungnya yang membelakangiku.
"Kalau benar-benar dia, seharusnya Sonbae jujur, 'kan?"
Lantas aku mengingat-ingat lagi apa yang aku lihat selain punggung lebar waktu itu. Dan, aku baru mengingat sesuatu. Saat itu aku melihat arloji yang tergeletak di lantai. Kelihatannya arloji mahal.
Tubuhku beranjak, dan kemudian kedua tungkaiku melangkah keluar. Ini memang terkesan kurang sopan, tetapi aku harus memastikan sesuatu.
Entah mengapa, kakiku spontan melangkah pada suatu tempat.
###
Author PovSiang ini kantor sedang disibukkan dengan sebuah rapat yang membahas insiden tentang kurangnya fasilitas yang memadai di sebuah proyek yang tengah di jalankan oleh perusahaan mereka.
Di tengah-tengah mereka, wakil presiden direktur Kim Taehyung menyimak dengan seksama atas apa yang sedang disampaikan dan sesekali menimpali jika perlu. Hal seperti ini baru pertama kalinya terjadi, sehingga membuat beberapa pro dan kontra tercipta.
Memang sesekali Taehyung pergi ke kantor, membantu pekerjaan ayahnya. Biarpun dirinya belum lulus kuliah S2, tetapi sejak 7 bulan lalu dirinya diangkat sebagai wakil presdir oleh sang Ayah. Tetapi ayahnya tidak memaksa dirinya untuk menyibukkan diri disini karena ia mengerti kalau putranya masih ingin fokus dengan studinya.
Akhirnya setelah menghabiskan 1 jam rapat, Taehyung dapat menghembuskan napasnya dengan lega di tempatnya duduk saat ini.
"Baru beberapa jam berpisah denganmu tetapi aku sudah sangat merindukanmu." ujarnya seraya menatap layar ponselnya yang menampilkan foto sang istri. Taehyung mempunyainya dengan cara mengirim dari ponsel Jieon ke ponselnya.
Seperti tindakan ilegal memang, tetapi Taehyung melakukannya.
"Jieon? Kau sedang apa?" tanyanya setelah telepon bersama Jieon tersambung.
"Aku sedang mengerjakan tugas." jawab Jieon dari seberang dengan nada bicara seperti tidak berminat untuk menjawab. Hal tersebut membuat Taehyung mengernyitkan alisnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Yandere Boy is My Husband [KTH]
FanfictionKim Taehyung kembali menemukan cintanya. Dan kali ini, ia bersumpah tidak lagi membiarkannya pergi. Cover by: me Story ©nadassi 2023