prolog.

5.2K 245 50
                                    

Han jisung

Pemuda berusia 20 tahun yang terlihat sedang mengunyah batagor di mulutnya. Sembari memikirkan entah apa yang terlintas di benaknya, bahkan mata sang pemuda yang hanya melihat kosong ke pohon rambutan di depannya itupun tak bisa mengalihkan kesadarannya. Memang, enaknya melamun itu tak ada tandingannya.

Kembali memasukan 2 buah batagor langsung ke mulutnya, hingga memenuhi setiap pipinya.

"Uhuk! Anj-, uhuk!" Dengan bangsat nya tiba-tiba seseorang menoyor kepalanya dari belakang.

"Lo ngapain sih anjing," kesal Ji-Sung pada pemuda ber Frackles yang barusan menoyor kepalanya.

"Club Yok ntar malem" ajak felix. Yang diajak hanya bolak-balik mengedipkan matanya. Namun sesaat Ji-Sung kembali mengambil satu batagor untuk dimasukan ke mulutnya.

"Males." Ucapnya.

Bukan, dia bukan sedang malas untuk ke club. Hanya saja, dia ingin bercinta dengan kasurnya nanti malam.

Tanpa memperdulikan rengekan sang sahabat. Ji-Sung beranjak pergi untuk membuang sisa sampahnya. "Changbin di zrem kan? Yok kesana," ajak Ji-Sung yang langsung menggenggam tangan Felix tanpa memperdulikan sang empu yang semakin merengek saat di seret.

ꜰᴇʟʟ ᴡɪᴛʜ ʜɪᴍ : ▮▮▮▮▮▮▯▯▯

Saat ini dua pemuda recoh tadi sudah dapat melangkahkan kaki nya ke zrem. Ya, zrem yang mereka maksud adalah tempat yang bisa dibilang markas untuk anggota geng mereka, Sixman.

Tidak jauh, zrem mereka terdapat tepat di belakang kampus.

Felix membuka pintu tempat itu dengan cepat, memperlihatkan changbin dan Jeno yang sedang mengobrol pun ikut mengalihkan perhatian mereka ke pintu yang dibuka.

"Gak bawa gorengan, gak boleh masuk" itu Jeno, pemuda itu menyipitkan matanya memberi arti bahwa dia tidak bermain-main dengan ucapannya.

"Udah tau, noh." Han Ji-Sung melempar pelan kresek gorengan ke meja yang kelilingi tiga pemuda sekarang.

Memang, saat mau ke zrem, mereka sempat membeli gorengan dulu karna dapat notif chat grup mereka yang mengatakan 'gak ada gorengan, gak usah ke zrem.' tentu saja itu pesan Jeno, entah sejak kapan pemuda itu tergila-gila dengan makanan minyak ini.

Ngomong-ngomong apakah kita sudah memberi tau kenapa markas mereka diberi nama zrem?

Sejujurnya itu adalah ide Ji-Sung sendiri, kalau kata dia sih 'kan motor kita kalau di gas bunyi zremm~,zremm~' dan akhirnya jadilah markas zrem. Bocah kocag.

"Ji, lu jadi ikut kan ntar malem?" Tanya changbin. jisung mengerti kalau yang dimaksud adalah ikut ke club. Tapi tetap saja, pemuda itu tetap kekeh untuk lebih memilih bucin dengan kasurnya.

"Gak ah, mang napa sih" jawabnya kesal, mulutnya masih dipenuhi dengan bakwan yang dia makan, bahkan sekarang pemuda itu tampak seperti siluman tupai.

"Loh? Heh jing. Mang Felix belum ngabarin ke Lo? Ntar malem kita ke club untuk bikin taruhan sama geng sebelah," ujar Jeno serius. Pendangannya sekarang teralih ke Felix yang juga ikut membulatkan mata bingung.

Fell With Him [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang