𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟏 - 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐱 𝐃𝐚𝐲

692 84 18
                                    

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───

⊹ ࣪ ─── ⋆⋅☆⋅⋆ ── ๋࣭ ⭑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⊹ ࣪ ─── ⋆⋅☆⋅⋆ ── ๋࣭ ⭑

"They said prison is the worst place. But for (Name), The Fortress of Meropide is the best place because she can meet Wriothesley again and again"

⋆⭒𓆟⋆。˚𖦹𓆜✩⋆

Tepat ketika jam menunjukkan waktu tengah hari, dering bel berbunyi menyuratkan jam makan siang telah tiba. Hampir seluruh para narapidana menuju Cafeteria untuk membeli paket makan siang dengan kupon. Siapa yang tidak lelah setelah bekerja mati-matian di benteng bawah laut ini? Pengangguran saja ikut menikmati hidangan makanan gratis yang disajikan langsung oleh pihak kantin. Walau menunya hoki-hokian sih.

Namun, untuk gadis berusia 27 tahun ini tidak begitu. (Name) kini sedang bekerja di Klinik Kesehatan. Ternyata jam-jam segini banyak juga yang mampir, kebanyakan sih karena babak belur setelah berduel di ring.

Salah satunya pemimpin benteng kita tercinta ini. Wriothesley The Duke of Meropide!

"Ack! Tolonglah (Name), bisakah kau tidak menekan dengan sengaja- AAKH! ASTAGA" Wriothesley meringis kala si perawat baru dengan sengaja menekan luka di tangan kekarnya.

"Tch, seharusnya aku sedang menikmati cassoulet di Cafeteria sekarang" Gumam (Name) sedikit kesal seraya membalut luka di tangan sang Duke. Dia tau Wriothesley pasti bisa mendengarnya, sayangnya memang itulah tujuan (Name).

Bagaimana tidak kesal? Awalnya (Name) sudah mengobati tiga orang sendirian karena Sigewinne sedang kembali ke permukaan untuk mengambil beberapa obat-obatan dan alat kesehatan. Tidak lama kemudian Sigewinne kembali dan (Name) sudah selesai mengobati tiga narapidana yang babak belur.

Saat sudah kegirangan untuk pergi ke Cafeteria dan menikmati makan siangnya, siapa sangka Wriothesley datang dengan luka di tangannya.

Apakah (Name) cemas? Tentu saja.

Luka itu tidak parah memang, cuman dua luka gores. Tapi (Name) tau itu cukup dalam, kebetulan Sigewinne juga sudah siap mengobati Kepala Sipir itu. (Name) pun memutuskan untuk menyerahkan kepada sang Kepala Suster karena dia sudah merasakan perutnya keroncongan. Sekalian membelikan sesuatu kepada pacarnya yang sedang terluka.

Ekhem ekhem

Niat baiknya seketika runtuh ketika Wriothesley malah menolak Sigewinne dan menyuruh (Name) yang mengobatinya. Dengan alasan 'Aku ingin melihat kinerja perawat baru di sini' sembari cengar-cengir. Mau bagaimana pun (Name) tidak bisa menolak begitu saja. Dan beginilah akhirnya, mengobati Wriothesley dengan setengah hati seraya merasakan perut yang keroncongan.

Sigewinne di ujung ruangan hanya terkekeh kecil melihat mereka berdua. Kepala Suster itu merasa senang karena mereka nampaknya sudah tidak bertengkar lagi. Dia cukup merasa iba kala melihat (Name) yang hampir menangis karena dibentak Wriothesley tempo hari lalu dan bagaimana Wriothesley sendiri sampai hampir kehilangan kejiwaannya. Dasar pasangan aneh.

See? Fate Brought Us Together Again || Wriothesley x Female Reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang