𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟒 - 𝐓𝐡𝐞 𝐖𝐢𝐧𝐠𝐚𝐥𝐞𝐭 𝐈𝐈𝐈

866 73 33
                                    

════ ⋆★⋆ ════

⋆⭒𓆟⋆。˚𖦹𓆜✩⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋆⭒𓆟⋆。˚𖦹𓆜✩⋆

Terik dari lampu di langit-langit benteng masih senantiasa menyinari seluruh ruangan benteng sepanjang hari. Tidak ada cahaya matahari yang bisa masuk ke dalam Benteng Meropide membuat bangunan ini gelap gulita jika tidak ada pencahayaan. Kedalaman dan letak geografis Benteng Meropide juga membuat suhu di sana cenderung lebih sejuk, apalagi di musim dingin.

Terdengar suara batuk kering dari dalam Klinik Kesehatan.

"Ini obatnya, diminum 3x sehari ya" Ucap (Name) seraya memberikan resep obat flu dan alergi kepada pemuda berambut blonde.

"Terimakasih, nona" Gadis suster itu hanya tersenyum lalu mengangguk ringan. Pemuda itu pun pergi dari Klinik.

Akhir-akhir ini banyak pasien yang datang dengan keluhan batuk kering, bersin-bersin dan demam. Yah tinggal di benteng bawah laut ini juga bukan berarti terhindar dari penyakit. Apalagi musim dingin sudah tiba, membuat rentannya bakteri dan virus untuk bereproduksi.

Sudah setengah hari (Name) bekerja di Klinik Kesehatan. Setelah melihat jam yang sudah menunjukkan waktu senja, gadis itu memutuskan untuk kembali ke asrama. Dia beranjak dari tempat duduknya lalu segera beres-beres ruangan sebelum pulang.

Tepat saat dia menuju ke bagian dalam ruang medis, (Name) bertemu Jurieu yang sedang duduk di atas sofa tidak jauh dari pintu masuk. Jurieu tersenyum singkat lalu kembali mengotak-atik suatu mekanik. Ah ya, sejak kejadian beberapa saat yang lalu, Lourvine sudah jarang mengunjungi klinik. Entah karena malu atau malah semakin emosi melihat rupa (Name). Terserah dia juga, toh tidak ada gunanya (Name) memikirkan dia.

Saat sedang membereskan beberapa berkas yang tergeletak di atas meja, (Name) melihat sebuah map folder berwarna kuning. Gadis itu memperhatikan nama folder yang tertera. Setelah dilihat-lihat sepertinya berkas ini milik Jurieu.

"Tuan Jurieu, berkas ini milikmu?" Tanya (Name) sembari menunjukkan map kuning di tangannya. Jurieu melirik lalu mencermati berkas itu. Dia mengernyitkan dahinya lalu mengangguk.

"Buang saja, sepertinya tidak digunakan lagi" Jawabnya, lalu kembali sibuk dengan mesin mekaniknya lagi.

Map yang bertuliskan 'Catatan mekanik XXX' itu membuat (Name) tertarik. Ini bukan catatan biasa loh, kenapa dibuang?

Baiklah, karena sudah tidak dibutuhkan lagi mending (Name) simpan saja untuk sementara. Jika ada waktu senggang mungkin bisa mengisi kegiatannya dengan membaca catatan ini.

Setelah bersih-bersih selesai dia segera melepas seragam perawatnya. Tidak lama, Kepala Suster Sigewinne datang. Gadis Melusine itu tampak membawa sesuatu di tangan kanannya.

"(Name), mau kembali ke asrama yaa?" Tanya Sigewinne seraya mendekat ke (Name), tidak luput dari senyum manisnya.

"Iya, apakah ada hal lain yang harus ku kerjakan?" Tanya (Name), soalnya jarang-jarang Sigewinne tiba-tiba bertanya seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See? Fate Brought Us Together Again || Wriothesley x Female Reader!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang