Bab 1

2.8K 21 0
                                    


"Uncle Arga i'm coming" teriak gadis cantik yang menuruni anak tangga dengan langkah tergesa-gesa. la tak sabar bertemu dengan pamannya yang akan pergi ke kantor.

Sontak si pria dewasa yang akan pergi kerja menutup matanya dan menghela nafas berat. Lagi dan lagi keponakannya itu tak pernah Alfa untuk menganggu hari-harinya.

Mengganggu yang di maksud adalah gadis itu yang selalu menempel padanya dan terkadang ada saja yang di lakukan gadis itu di saat mereka berdua.

Begitu Anna sampai di belakang Arga, tanpa aba-aba ia langsung memeluk pria tampan itu. Matanya langsung terpejam saat ia merasakan dua gunung Anna yang menempel di punggungnya.

"Anna, lepaskan" seru Arga yang menahan sesuatu di dalam tubuhnya.

Arga pria yang normal, apalagi dirinya yang sudah lama tidak menuntaskan hasrat dan selalu bermain solo di kala dirinya benar-benar tidak tahan untuk menahannya dan kadang selalu selalu menyalurkan hasratnya pada sang kekasih yang baru satu bulan ini dia pacari. Dengan dua bongkahan kenyal Anna yang menempel seperti ini membuat hasratnya datang secara tiba-tiba.

"No, Anna mau meluk sebentar. Kan Uncle mau pergi kerja" tolak

Anna

Arga meringis, lalu dengan kasar ia melepaskan tangan Anna dari perutnya itu. la tak suka Anna selalu memeluknya tanpa seizin darinya.

Anna yang seperti ini selalu mengingatkan dirinya akan mendiang istrinya yang sudah tiada tiga tahun yang lalu.

Sang istri yang sangat hobi memeluknya secara tiba-tiba, terkadang membuat Arga kaget sendiri pada sang istri tercinta.

Mediang sang istri meninggal di

karnakan dia mempunyai penyakit kanker rahim yang sudah stadium akhir, Arga sudah berusaha membawanya berobat sampai Arga rela pergi ke Singapura hanya untuk

mengobati sang istri tercinta agar bisa sembuh total. Tapi ini semua kembali lagi pada yang di atas, Arga tak bisa berbuat apa-apa jika Tuhan sudah berkehendak lain. Arga ikhlas istrinya

pergi untuk selama-lamanya, dengan begitu istrinya tak lagi merasakan sakit dan menangis di setiap malam.

Arga berbalik menatap bola mata Anna dengan tajam. Apa yang ada di pikiran gadis ini yang selalu mengganggunya setiap saat, kadang Arga sampai harus menahan emosinya agar tak sampai membentak keponakannya itu.

"Kau tau, Uncle akan pergi kerja jadi jangan membuang waktu uncle. Paham" tegas Arga pada Anna.

Sedangkan Anna memutar bola matanya malas, Arga selalu dingin. padanya. Padahal Anna merasa ia tak membuang waktu uncelnya itu. Anna

hanya ingin memeluknya sebentar saja. "Jangan kemana-mana tetap di

rumah. Papa dan Mama mu akan sampai sekitar jam tujuh malam"

perintah Arga. Orang tua Anna tengah pergi

berlibur ke luar kota sekaligus

mengurus cabang perusahaan di sana.

Anna awalnya memang ingin pergi tapi setelah ia melihat Arga yang hanya sendiri di rumah, jadi Anna memutuskan untuk tidak ikut bersama Papa dan Mamanya. Ia akan lebih

betah berada di rumah seharian jika ada Arga di rumah itu.

Arga sebenarnya ada rumah, hanya saja semenjak istrinya

meninggal Arga akhirnya tinggal di rumah kakaknya. Yang menyuruh Arga tinggal di sana adalah kakaknya sendiri jadi Arga tak enak untuk menolaknya.

"Asiiik, Mama Papa pulang. Nanti uncle cepat pulang ya" ucap

Uncle Arga i love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang