Tidur Satu Ranjang

713 8 0
                                    

Cukup lama Arga menenangkan Anna, kini Arga merebahkan tubuh Anna di atas kasur karna keponakannya itu sedang tertidur di pangkuan Arga.

Setelah Arga meletakkan kepala Anna di atas bantal dan menyelimuti Anna, Arga mendengar suara dering ponsel Anna dari dalam tas keponakannya itu. Arga mengambilnya dan melihat siapa yang menghubungi Anna.

Arga melihat nama yang tertera di layar ponsel tersebut dan sepertinya yang menghubungi Anna seorang perempuan terlihat dari nama yang tertera di layar ponsel Anna jika yang menelfon Anna adalah perempuan.

Tanpa ragu Arga mengangkat panggilan itu dan mendengar ucapan dari sebrang telepon.

"An, kau dimana apakah sudah di jalan. Aku sudah menunggumu dari tadi" ucap perempuan itu dari sebrang telepon.

"Maaf, Anna sepertinya tidak bisa menjemputmu karna Anna sedang tidak enak badan" balas Arga, dan tanpa menunggu jawaban dari sang empu Arga mematikan panggilan itu dan meletakkan ponsel Anna si atas meja.

Lalu Arga mendudukkan bokongnya di tepi kasur dan menggenggam telapak tangan Anna. Di repikannya sedikit anak rambut Anna dan menyelipkannya ke belakang telinga anna.

Dahi yang mengerut itu membuktikan jika Anna tidur dengan banyaknya pikiran di kepala gadis itu. Ini memang semua salahnya tapi Arga harus bagaimana selain membekukan hatinya selama ini.

"Maafkan uncle Anna, semoga semua rasa yang kau miliki padaku akan menghilang dengan sendirinya" gumam Arga, lalu Arga bangkit dari duduknya dan segera keluar dari kamar Anna.

Saat Arga menutup pintu kamar Anna, bi Marni datang menghampiri Arga dengan wajah yang terlihat khawatir.

"Den Arga, bagaimana keadaan non Anna apa dia baik-baik saja" tanya bi Marni.

"Dia baik-baik saja bi, sekarang Anna sedang tidur. Jangan ganggu dia dulu bik, biarkan Anna tidur sampai dia bangun dengan sendirinya" jawab Arga.

"Baiklah den Arga, kalau begitu bi Marni ke ke belakang dulu. Permisi" pamit bi Marni yang seger berlalu dari hadapan Arga.

Arga mengangguk, sebelum Arga benar-bener pergi dia melihat kamar Anna sejenak sebelum akhirnya Arga pun meninggalkan kamar Anna dan
pergi ke kamarnya sendiri.

******

Satu Minggu kemudian, seperti yang Arga katakan sejak saat Anna menangis histeris di kamar dan Arga berjanji melepaskan Anna dan tidak akan lagi menahan Anna sejak itu juga Arga jarang bertemu dengan Anna.

Begitu pun dengan Anna satu Minggu ini Anna tidak memperlihatkan dirinya pada Arga, mereka berdua seperti sengaja menyibukkan diri mereka masing-masing.

Sekarang hari Minggu dan besok paginya Arga akan berangkat ke London pagi-pagi sekali, tapi entah mengapa dia sedikit khawatir meninggalkan Anna sendiri di rumah sedangkan di rumah hanya ada Anna dan bi Marni walaupun Arga sudah meminta bi Marni menginap beberapa hari di rumah Rey tapi tetap saja Arga begitu khawatir dengan Anna sendiri di rumah ini.

Pria itu tengah memasukkan baju-bajunya ke dalam koper berukuran besar, berkemungkinan Arga akan lama di London karna pekerjaannya pasti akan banyak di sana.

Di rasa semua bajunya sudah berada di dalam koper, tak lupa foto mendiang istrinya Arga masukkan hanya untuk melepaskan rasa rindu yang teramat dalam dari lubuk hati Arga barulah ia menutup kopernya.

Setelah itu Arga keluar dari kamar dengan membawa ponselnya, Arga duduk di ruang keluar dan akan menghubungi seorang partner ranjangnya alias kekasih gelapnya itu siapa lagi jika bukan Alexa.

"Halo sayang, kau sedang apa" tanya Arga.

"Aku sedang tiduran di kamar, kau" jawab Alexa.

"Aku baru saja memasukkan semua bajuku ke dalam koper, pagi-pagi sekali aku berangkat ke bandara. Hm apakah kau mau mengantarkan ku, paling tidak untuk melepaskan rasa rindumu padaku sayang" ucap Arga.

"Ahh, aku ingin sekali tapi maaf sayang sepertinya aku tidak bisa maafkan aku" tolak Alexa.

"Hm baiklah tidak apa-apa aku mengerti, somoga mau merindukanku sayang" ucap Arga.

"Aku juga pasti akan merindukanmu" balas Alexa.

Cukup lama mereka mengobrol akhirnya mereka mengakhiri panggilan mereka, Arga memainkan ponselnya sebentar di ruang keluarga itu lalu setelah nanti dia merasa bosan barulah Arga akan kembali ke kamarnya.

Tak lama ia bermain ponsel, bi Marni datang menghampiri Arga dan bertanya apakah malam ini bi Marni menginap di rumah ini atau di mulai dari besok pagi.

"Den, bi Marni kapan menginap di sini. Apakah nanti malam atau besok pagi saja" tanya bi Marni.

"Besok pagi saja bik, sekarang bibi pulang saja dulu" jawab Arga.

"Baiklah den, bi Marni pamit pulang dulu ya den" pamit bi Marni.

"Iya nih hati-hati" jawab Arga yang kembali memainkan ponselnya.

Setelah bi Marni pergi, Arga kembali duduk dengan layar tv yang kini sudah menyala tapi matanya tidak melihat ke layar tv melainkan ke ponselnya.

Hingga pukul 7 malam Arga masuh tetap di ruang keluarga sambil terus memainkan ponselnya, di rasanya cukup bosan Arga mematikan tv dan segera ke kamar.

Belum juga sampai di kamar, Arga mendengar pintu rumah terbuka dengan keras. Tanpa pikir panjang Arga langsung berlari ke arah pintu rumah ingin melihat siapa yang membuka pintu rumahnya.

Dan saat sampai ternyata yang membuka pintu adalah Anna, dia pulang dengan temannya yang datang dari luar negeri Minggu lalu.

"Apa dia mabuk lagi" tanya Arga pada teman Anna yang bernama Tari.

Walaupun Arga jarang menampakkan dirinya di depan Anna tapi kelakuan Anna satu Minggu ini Arga pastinya tau sebab ia selalu menanyakannya pada bi Marni apa saja yang di lakukan Anna setiap harinya.

"Iya uncle, dia mabuk. Dia terus menerus menyebut namamu. Aku tidak mengerti ada masalah apa dia dengan mu. Tapi sepertinya dia sedang merindukan mu uncle" jawab Tari sembari memberikan tubuh Anna pada Arga.

Dengan sigap Arga menerimanya dan menggendong Anna ala bridal style.

"Baiklah, terimakasih sudah mengantarkan Anna pulang. Maaf jika dia selalu merepotkanmu" ucap Arga merasa sungkan pada teman Anna yang selalu mengantarkan Anna pulang.

"Tak masalah uncle, dia temanku wajar aku aku membantunya bukan. Baikalah aku tidak bisa lama-lama Karna aku harus pergi dengan pacarku, permisi" pamit Tari yang segera berlalu dari hadapan Arga.

Arga menutup pintu utama dengan kakinya lalu segera membawa Anna ke kamarnya. Yap bukan kamar Anna tapi kamar Arga sendiri, rasanya Arga ingin melihat Anna lebih lama karna mungkin beberapa Minggu ke depan pria itu tidak akan bisa melihat Anna lagi.

Setibanya di kamar, Arga merebahkan tubuh Anna di atas ranjang lalu melepaskan semua yang melekat di tubuh Anna.

Setelah itu Arga menyelimuti Anna hingga menutupi bagian dada keponakannya itu.

"Kau tampak lelah Anna, apa yang kau lakukan di Klup malam seperti itu. Atau kau sudah memberikan tubuhmu pada pria hidung belang, hah semoga saja tidak" gumam Arga sembari mantap Anna yang sedang bergumam namanya.

"Uncle, kau kemana. Aku merindukanmu uncle. Kapan kau menyangiku seperti dulu lagi" seperti itulah gumaman Anna yang di dengar Arga.

"Uncle di sini, bahkan uncle tidak kemana-mana Anna" Arga menjawab gumaman Anna, sedangkan gadis remaja itu antara sadar dan tidak sadar.

Arga ikut merebahkan tubuhnya di samping Anna memandang wajah Anna lekat-lekat seakan Arga sedang melukis wajah Anna lewat matanya.

"Kenapa satu Minggu ini kau
seperti anak yang tidak terurus. Setiap hari kau ke Klup malam hanya untuk minum-minum dengan temanmu" gumam Arga.

"Uncle, sampai kapan aku harus seperti ini. Aku benar-benar tidak tahan uncle" gumamnya lagi.

Arga reflek tersenyum kecut, lalu menarik tubuh Anna dan memeluk Anna dengan tubuh kekarnya sembari mengelus rambut panjang Anna.

Entah apa yang terjadi pada kedua orang itu yang pasti untuk malam ini Arga hanya ingin berdua dengan Anna hingga menjelang subuh.

Uncle Arga i love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang