"Sayang, apakah kau tenang di alam sana. Hm seperti yang aku tebak kau pasti bahagia di alam sana dan tidak lagi merasakan sakit. Aku selalu berdoa untukmu agar kau selalu di tempatkan di sisi Tuhan yang maha esa" ucap Arga pertama kali saat ia baru saja sampai di makam Mayang.
Anna juga di sana ia berjongkok di samping Arga sambil melihat batu nisan Mayang.
"Aku baru saja pulang dari London untuk mengerjakan sesuatu di sana, kau tau aku sudah menyelesaikan misi ku di sana untuk kesekian kalinya" lanjut Arga.
Ucapan Arga membuat Anna mengalihkan pandangannya ke arah pria itu, misi?, Kata-kata itu langsung menjadi pertanyaan untuk Anna detik itu juga. Misi apa yang di lakukan Arga di London sampai Arga mengatakannya di makan istrinya ini.
la kepo dan ingin sekali bertanya tapi Anna tak ingin melakukannya karna ia sedang menjaga jarak dengan Arga.
"Aku di sini tidak sendirian sayang, tapi bersama Anna keponakan kita" ucap Arga sembari menekan kata keponakan lewat mulutnya.
Anna diam, Yap diam!, lagi-lagi Arga mengatakannya jika Anna keponakannya. Walaupun pada kenyataannya memang benar Anna keponakan Arga tapi entah mengapa sulit sekali menerima kata keponakan itu keluar dari mulut Arga.
"Sapalah bibi mu" seru Arga pada Anna.
Gadis itu tersenyum lirih dan megang makam Mayang yang sudah di beri semen dan keramik yang super mewah itu.
"Bibi, Anna datang mengunjungi bibi. Dan maaf Anna jarang datang ke sini Karna ada sesuatu yang Anna kerjakan belakangan ini" kata Anna.
"Bibi pasti sudah bahagia di atas sana bukan, Anna berharap bibi masuk dalam mimpi Anna Karna Anna sangat merindukan bibi Mayang" ucap Anna.
"Ada banyak hal yang ingin Anna ceritakan pada bibi" lanjut Anna, kali ini gadis remaja itu meneteskan air mata di depan makam bibi kesayangannya seakan lewat air matanya dia benar-benar ingin mencaritakan betapa susahnya membuat hati Arga luluh kembali.
Melihat Anna menangis seketika Arga mengambil sapu tangannya dari saku celana lalu memberikannya di depan Anna. Anna melihatnya tanpa menerimanya, ia tak tau maksud Arga memberikan sapu tangannya pada Anna.
"Ambillah dan lap air matamu itu, jangan menangis di depan makam istriku Karna aku tidak suka melihatnya" ucap Arga tanpa melihat keponakannya itu.
Sungguh Anna tak percaya mendengar apa yang di ucapkan Arga, bisa-bisanya Arga berkata seperti itu di depan makam istrinya sendiri. Bahkan Arga menyuruhnya mengambil sapu tangan itu di depan makam istrinya sendiri dan berkata jika ia tak suka Anna menangis di depan makam istrinya.
"Cepat ambillah, aku tak punya banyak waktu untuk meladeni orang yang sedang menangis" kata Arga lagi membuat Anna tak tau harus menjawabnya bagaimana.
Gadis itu pun berdiri tanpa mau menerima sapu tangan dari Arga, ia mengusap air matanya dengan telapak tangannya sendiri lalu berucap.
"Harusnya kau tak perlu
memberikan sapu tanganmu pada ku uncle, Karna aku pasti tidak akan menerimanya" ucap Anna, lalu gadis itu pun pergi meninggalkan Arga yang mematung setelah mendengar yang di ungkapkan Anna.
Pria tampan itu meremas sapu tangannya hingga urat-urat tangannya terlihat jelas. Marah? Oh tentu jelas Anna marah Karna pemberiannya di tolak oleh anak kecil.
Arga mengeraskan rahangnya dan menggertakkan giginya hingga gigi tersebut berbunyi Beberapa kali saking kuatnya Arga menahan amarah.
"Anna kau-" ucapan Arga terhenti di saat ia seperti mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Sayang. Begitulah suaranya yang memanggil Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle Arga i love you
CasualeSiapa sangka gadis cantik yang bernama Anna Ercelia mahalini menyukai adik Papanya sendiri yang terpaut usia empat belas tahun jaraknya. Anna, gadis remaja berusia delapan belas tahun yang baru saja lulus sekolah menengah atas. Sejak ia berusia Lima...