Part 7

631 64 2
                                    

Hellow! Nunggu lama ya? Kayaknya aku gabisa tepatin nihh gabisa tamat bulan ini tapi aku usahakan secepatnya! Heii jangan lupa Vote dan Komen dong biar aku semangat!!!






             Arvand tidak henti-hentinya memikirkan betapa konyolnya gadis yang tadi bersamanya, Vierra Alvina. Bisa-bisa nya gadis itu melakukan tindakan konyol, dan bahkan tidak mementingkan Cara orang lain memandangnya, gadis itu hanya bersikap apa adanya tanpa perduli perkataan orang lain.

"Gue punya dua telinga buat denger perkataan buruk dari mulut orang, dan gue cuma punya dua tangan. Jadi, gue gabisa nutup mulut mereka satu persatu, tapi gue bisa nutup telinga gue sendiri."

Penjelasan Vierra mampu membuat Arvand takjub, apa gadis ini tidak ingin menampilkan yang terbaik? Maksudnya, lihat dia! Caranya melihat Arvand sama seperti caranya melihat Orang lain, padahal Arvand kaya, tampan, dan mapan. Apakah otak gadis itu terganggu?

Malam ini Nabila sedang sibuk dikamarnya untuk menyiapkan tugas yang akan diberikan kepada Mahasiswanya besok. Jadi, Arvand tidak bisa bertanya kepadanya.

Papanya datang, tersenyum menatap kearahnya.
"Gimana? Udah yakin sama pilihan Nabila? Atau masih mau ngajuin Tes lagi?"

Arvand menghela nafasnya, "Ini baru seminggu Pa, kenapa Papa kesini? Tumben,"

Sang Papa mendudukkan dirinya di sofa, "Kakek telfon Papa, Katanya kamu harus berangkat ke Australia besok,"

"Kenapa gak ngomong langsung? Kenapa harus lewat Papa?"

Papanya hanya menggelengkan kepala, "Kakekmu bilang, disana sedang ada masalah jadi kamu harus menyelesaikan masalah itu,"

"Gimana sama perusahaan yang ada disini?"

"Itu biar jadi urusan Papa, kamu fokus urus perusahaan Kakek kamu yang disana"

Rasanya, Arvand tidak ingin pergi meninggalkan Indonesia sekarang. Dirinya harus bisa membuktikan jika perkataan nya tentang sahabat dari Raihan itu benar adanya. Tapi, Ini kakeknya yang meminta dan baiklah, Arvand akan menyetujuinya.



Tengah malam pria itu menghubungi Vierra lewat ponselnya, syukurlah Vierra langsung mengangkat panggilannya, itu Artinya gadis itu masih terjaga.

"Kenapa ga tidur?"Tanya Arvand,

"Barusan mau tidur, tapi situ nelfon-nelfon anak orang malem-malem. Gak sopan!" Terlihat sekali bahwa gadis yang berbicara dengannya benar-benar Vierra, Vierra yang galak luar biasa.

Arvand menggidikkan kedua bahunya tidak perduli, "Mana saya tahu. Besok saya akan pergi selama beberapa hari,"

"Lo ngapain ngabarin gue segala, emang gue emak Lo!" Kesal Vierra, ayolah pria itu menghubunginya malam-malam begini untuk mengatakan itu saja? Pria itu masih waras kan?

Tut

Sangat tidak sopan! Gadis galak,tidak punya sopan santun, apakah gadis itu yang menjadi gadis kesayangan orang tuanya setelah adiknya?

Sangat tidak sesuai ekspektasi.

Akhirnya Arvand memutuskan untuk pergi ke dapur guna mengambil minuman dingin, ternyata disana ada Papanya yang sedang membuat secangkir kopi.

"Pa,Kenapa gak minta tolong pelayan aja?"Tanya Arvand sembari mengambil minuman kaleng dari kulkas,

Sang Papa tersenyum sembari mendudukkan diri dikursi, "Gapapa, Papa lagi pengen bikin Kopi sendiri aja. Jadi gimana? Kamu besok jadi berangkat ke Australia?"

30 Days With Mr. ArvandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang