Part 11

853 61 8
                                    

Heiyo! Thank u for 3,5K readers!
Jangan lupa komen ayang-ayangku
Jangan lupa tekan Vote juga yahh❤️✨


                Setelah mendengar penuturan Arvand beberapa hari lalu, Vierra jadi mengerti perasaan pria itu. Dia telah kehilangan sahabatnya karna sebuah rasa yang tidak seharusnya ada dalam persahabatan.

Tapi, Vierra lebih merasa prihatin akan nasib dari sahabat Arvand. Memang tidak dipungkiri jika Kakek Arvand memiliki kekayaan yang luar biasa, tapi bertindak sampai sejauh itu hanya karna pernyataan cinta seorang remaja? Itu sangat kekanak-kanakan.

Vierra tidak pernah merasakan cinta. Seharusnya cinta pertama Anak Perempuan itu adalah Ayahnya kan? Tapi sayangnya Vierra tidak pernah merasakan rasanya memiliki seorang Ayah.

Ayahnya meninggal saat dia masih berumur Satu Tahun. Sungguh miris, tapi dirinya sangat ingin tahu bagaimana rasanya dicintai oleh Ayah, dimanjakan, diajak pergi berlibur ke kebun binatang ataupun di taman kota.

Dijemput saat pulang sekolah, dibela saat Ibu memarahinya atau memukulnya, dibelikan gulali dipasar malam. Vierra ingin merasakannya.

"Ayah? Aku kangen banget sama Ayah"Lirihnya pelan. Dimalam yang sepi, gadis itu terduduk dilantai kamarnya dan menatap foto ayahnya yang sedang menggendong bayi berusia 6 bulan. "Ayah, Aku pengen sama Ayah. Mama bilang Ayah sayang banget sama Aku? Tapi kenapa Ayah pergi sementara aku belum pernah rasain kasih sayang Ayah."

Ayah

Sosok yang sangat ingin Vierra peluk.

Tapi sayangnya tidak bisa, alam mereka sudah berbeda.

Ayah, nama yang akan slalu Vierra Rindukan.

Ayah, Vierra kangen Ayah.

***

                Vierra hari ini menutup Tokonya dan mengerjakan semua bunga pesanan dirumah. Kenapa? Tentu saja karna tak sempat, sepertinya gadis ini butuh karyawan. "Bu, Aku mau mulai mempekerjakan karyawan menurut Ibu gimana?"Tanya Vierra sembari merangkai bunga satu-persatu.

Sang Ibu menghela nafas, "Tapi nanti uang yang masuk ke kamu berkurang nak,"

"Tapi Ibu, aku butuh karyawan untuk bantu-bantu walau sekedar jaga toko aja Bu. Aku kekurangan tenaga kerja, ga mungkin aku cancel beberapa pesanan apalagi customer nya itu udah langganan di aku Bu" Atas Nasehat tersebut, Ibunya akhirnya mengangguk dan menyetujuinya.

Orang tua memang punya feeling, tapi terkadang mereka kurang bisa membedakan mana Feeling dan mana Overthinking.

Vierra menyuruh Ibunya untuk beristirahat saja.

Pintu rumahnya diketuk dari luar, kira-kira siapa yang bertamu sore-sore begini?

Setelah pintu dibuka, terlihat Raihan dan Nabila membawa beberapa makanan dan juga minuman. "Lagi rame orderan ya kak Vier? Mau aku bantu?"

"Loh, Lo emang gak kerja?Lo juga emang gak ngajar Bil?"Tanya Vierra kaget,

Nabila menggelengkan kepalanya, "Tenang aja, kebetulan kita berdua sama-sama pulang cepat."

30 Days With Mr. ArvandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang