Part 13

538 50 9
                                    

Guys aku insya allah ga ghosting kalian lagi, tapi aku ada syarat buat update bab berikutnya.
Yaitu 500 Readers, 50 Vote. Bisa lah ya?

        Sesuai apa yang dikatakan oleh Nabila, jam 5 gadis itu akan menjemputnya. Dan disinilah dirinya sekarang, disebuah salon mewah dengan harga menguras dompet.

Yasudah lah, toh bukan dirinya yang membayar.

Nabila menatap Vierra dari atas ke bawah, matanya berbinar! Gadis itu  tersenyum bahagia karna rencananya berhasil.

Oke, Lanjut ke rencana berikutnya. Ucap Nabila dalam hati, lalu dengan segera dia membawa Vierra ketempat kencan buta tersebut.

Nabila sebenarnya tidak sepolos itu, dia tetap keturunan Mahendra yang juga memiliki sifat licik. Nabila adalah gadis yang tegas, disiplin, dan juga pintar itulah sebabnya mengapa dirinya bisa menjadi dosen.

Sedangkan dihadapan keluarganya atau teman-teman terdekatnya, gadis itu akan bertingkah polos seperti anak yang hendak memasuki sekolah dasar.

Nabila tersenyum miring, "Kak Vier! Ini kan pengalaman kencan pertama kakak, aku mau ambil gambar dong buat kenang-kenangan. Boleh ya?"

"Boleh-boleh, mumpung gue lagi cakep nih! Sebentar, gue rapihin diri dulu!" Ucap Vierra semangat, gadis mana sih yang tidak ingin mengabadikan dirinya lewat jepretan kamera saat sedang merasa cantik?

Nabila dan Vierra berpose dengan bahagia, di dalam gambar tersebut memang Vierra sangat cantik karna polesan make up tipis. Sebelumnya gadis itu bahkan tidak terlalu mempedulikan penampilannya asal dirinya merasa nyaman.

Hidup untuk membahagiakan orang lain, sama sekali bukan Vierra. Dia hidup sebagai dirinya sendiri, untuk membahagiakan dirinya sendiri. Karna terlalu banyak yang mementingkan orang lain sampai lupa, diri sendiri juga butuh dihargai.

Vierra menatap linglung saat salah seorang gadis menutup matanya, "Loh kenapa pake ditutup segala? Emang gue mau di apain? Woy!"

"Udah kak, ini emang aturannya. Kakak tenang aja! Aku bantu ngawasin dari sini!"Ucap Nabila menyemangati, tapi tetap saja Vierra tidak bersemangat sama sekali.

Gadis itu bingung, bagaimana nanti dirinya harus bersikap?

Anu, ini, ono, ana, ene haduh gatau. Tutorial bersikap pas kencan buta ada di google gak sih? Tanya Vierra di dalam hati, sejujurnya gadis itu bingung topik apa yang akan dibahas nanti dan apa saja yang harus dia lakukan.

Gadis yang tadi menutup matanya mulai menuntunnya ke arah meja, Vierra hanya menurut sembari merasakan tubuhnya yang mulai berkeringat dingin.

Penutup mata dibuka, Vierra menatap dengan lekat siapa sosok dihadapannya. Bicara soal fisik, pria itu jelas tampan, mempunyai rahang yang tegas, dan juga murah senyum.

Tapi tunggu, bau apa yang sangat menyengat ini?

Si anjir, keteknya bau banget! Mau tahan napas takut mati, kalo nafas, nanti pingsan gadis itu merutuk dalam hatinya.

Vierra berusaha menampilkan senyum formalitasnya, Bau ketek itu pencemaran udara ga sih? Demi deh, gakuat gue!

Gadis itu mulai mengipasi dirinya, berharap bau tidak sedap itu hilang.

"Kamu gapapa? Aku Randia. Aku kerja jadi manager di Cafe, kalo kamu?" Wah pria ini sepertinya ramah, tapi tidak dengan bau ketiaknya.

Vierra menarik nafas dalam-dalam,  "Gue Vierra, kerja sebagai florist"

"Jual bunga? Yang ruginya sampe jutaan itu?"Ucap pria itu sembari terkekeh merendahkan,

Vierra mengepalkan tangannya, belum apa-apa sudah menghina!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30 Days With Mr. ArvandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang