Part 12

1.1K 74 11
                                    

Gak pada komen sih makanya aku baru upload sekarang huuuu~~~
Thanks for 5K readers ya, komen dong biar Authornya semangat!

        Hari ini semua stok bunganya habis, jadi besok dirinya harus mulai merestock semuanya.

Malam ini sepertinya akan dilaluinya dengan tenang, walau seluruh tubuhnya seperti akan remuk tapi tak apa karna Uang akan mengobati itu semua.

Vierra memang mata duitan, setidaknya semua uang itu ia dapatkan dengan susah payah dan hasil kerja kerasnya sendiri. Bukannya, mengemis pada orang lain.

Jam menunjukkan pukul 11.00 tapi matanya tak kunjung mengantuk, "Ini pasti gara-gara gue minum Minuman itu dua kali. Besok gue harus minum lagi, dan lusa terpaksa gue harus tutup toko" monolognya sembari menatap ke arah langit-langit kamarnya.

Merintis sebuah bisnis memang penuh dengan resiko, termasuk resiko jam kerja tanpa batas alias 24 jam. Apalagi dirinya merupakan gadis yang lemah dan mempunyai ketahanan tubuh yang lebih lemah daripada gadis lainnya.

Ibunya sudah tertidur menyelami alam mimpi, ponselnya berdering menandakan sebuah panggilan masuk dan nama 'Arvand Kakak Nabila_-' terpampang jelas disana.

"Halo? Kenapa nelfon malem-malem?" Tanya Vierra enggan melakukan basa-basi yang pastinya membosankan,

Terdengar suara dengusan penuh kekesalan, "Sibuk?"

"Banget! Barusan gue mau tidur, tapi Lo malah nelfon,"Ucap Vierra terus terang tanpa berniat menjaga perasaan si penelfon,

"Jangan terlalu lelah Vierra,"Ucapan Arvand nyatanya membuat Vierra bergidik ngeri,

Vierra menatap nanar ponsel yang ada di genggamannya, Sumpah geli banget! Ni orang kesambet apaan woy! Keluhnya dalam hati.

"Gue mau bahas perjanjian kita, tinggal beberapa minggu lagi kan?", Gadis itu menghela nafasnya sejenak lalu menatap kearah kalender yang tergantung dikamarnya,  "Jadi, gimana penilaian Lo tentang gue sejauh ini? Lo udah restuin mereka kan?"Tanya Vierra, gadis itu cukup penasaran. Semoga saja pria ini menyetujui pernikahan Raihan dan Nabila.

Tak ada sahutan cukup lama sampai akhirnya Arvand bersuara, "Hmmm.. Mungkin? Entahlah, kita lihat saja nanti."

Tut.

Telfon tertutup, Vierra memutar bola mata malas. Ayolah dirinya sudah berjuang menahan rasa kesal tiap kali dihadapkan dengan pria ini!

"Kapan selesainya? Gue ngelakuin ini ikhlas banget, tapi gue juga butuh jodoh."ucapnya lemah, "Tapi gue gak tahu mau pacaran sama orang yang gimana. Lama lama bisa pusing sendiri mikirin hidup!"

Vierra ingin mulai mencari pasangan, tapi masalahnya dia tidak tahu ingin pasangan yang seperti apa? Tampan? Tidak juga, Kaya? Tidak juga, Pintar? Sebaiknya jangan. Bagaimana jika dia dibodohi nantinya?

Gadis itu merenung sebentar, Pria yang menerima dirinya apa adanya? Benar! Sepertinya dia butuh pria yang seperti itu!

Pria yang tidak pernah malu mengakuinya, memberikan hal yang terbaik untuknya, serta tidak menyakitinya.

Tapi, dimana mencarinya?

***

       Sementara itu Arvand masih terdiam mengingat obrolannya dengan Vierra tadi. Apa yang akan terjadi setelah perjanjian 30 hari itu berakhir? Apa mereka akan tetap berkomunikasi seperti ini? Atau malah mulai menjadi asing.

30 Days With Mr. ArvandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang