Enam bulan berlalu, kini usia kandungan Taeyong menginjak delapan bulan lebih. Waktu berjalan cepat bak teleportasi, inilah dunia Taeyong dengan segala cobaan yang penuh liku-liku dan drama di kehidupannya.
Mark, bayi itu semakin pintar dan mengerti. Bahkan, ia tidak mau membuat sang mommy mengeluh karena kelakuan bayi aktif itu. Hmm, usia Mark pun hampir dua tahun.
Seperti apa ya, bocah comel kebanggan itu dalam menjalani hari-harinya di saat menjadi Hyung nanti??
"Mommy, mawu cemana??" tanya Mark, ketika melihat Taeyong bangkit dari sofa. Saat itu, Mark sedang menikmati jus semangka buatan bibi Mina.
Taeyong tersenyum manis, mengusap rambut Mark yang sudah lebat dan berwarna coklat pekat itu.
"Mom mau mengambil buah sayang"
"Hummm,, biaykan makii yan menyambiy-nyaah"
*hum, biarkan Markie yang mengambilnyaMark turun dari sofa, anak itu berlari menuju bibi Mina. Namun,—
BUGHHH
"Astaga,, anak daddy—mengapa harus berlari seperti itu nak.?? Jatuh kan jadinya??"
"Nooo,, didak susyaahh daddy makii wann cuu tek camting" Mark memundurkan pantatnya di atas ubin ruang itu.
*no, tidak usah daddy Markie want to take somethingMark berdiri setelah menabrak betis keras Jaehyun yang kebetulan melintas di depannya. Pada saat itu, Jaehyun baru pulang dari dinas.
Mau bagaimana lagi? Di tolong tidak mau, Mark berlari sembari mengusap jidatnya. Mungkin kepalanya pening saat ini.
"Ada apa dad?"
"Tidak mom, aku hanya khawatir. Mark Hyung menabrak betisku sampai terduduk di atas lantai, ini sangat keras. Aku takut terjadi apa-apa padanya" tegas Jaehyun, kedua matanya masih memaku pada tempat dimana Mark menjatuhkan tubuhnya tadi.
Namun kehadiran Mark yang membawa semangkuk apel dan strawberry membuat Jaehyun menghela nafas lega. Mark melintas di depannya kemudian duduk di samping Taeyong.
"Inyiihh mommy, am coyii yama sekayiih"
*ini mommy, im sorry lama sekali"Terimakasih Mark Hyung, kau sudah menjaga mommy mu seharian. Sekarang, Mark Hyung harus tidur. Mari, mommy antarkan sayang" Taeyong menggenggam tangan Mark, berjalan menuju kamar pribadi Mark.
Mark sudah memiliki kamar sendiri, semua itu adalah keinginannya sendiri. Tidur bersama kedua papahnya, Mark tidak pernah merasa nyenyak.
Kalau tidak tertindih oleh tubuh besar papahnya ya terguncang,—akibat hubungan panas mereka yang masih lancar saja setiap malam.
Tidak perduli perut Taeyong sebesar apa, mengendarai Taeyong dengan kondisi seperti ini,—tidaklah sulit bagi Jaehyun.
Taeyong menyalakan AC kamar Mark, malam itu cukup panas.
"Mommy, ceyamat tidul"
"Selamat tidur Mark Hyung—"
Taeyong mendekatkan wajahnya pada Mark, menerima kecupan dari bibir sang anak yang mendarat di pipinya.
Setelah Mark siap dengan properti tidurnya, Taeyong keluar dari kamar bernuansa semangka itu. Tidak lupa mematikan lampu dan menutup pintunya.
Dari radius lima belas meter, Jaehyun tampak sedang melepas jas hitamnya. Namun di saat langkah Taeyong kian mendekat, atensinya teralihkan pada postur tubuh padat sang primadona.
Perut besar yang bersembunyi di balik kemeja oversize satin warna putih itu, tampak melambai padanya minta di manjakan. Jaehyun tau, apa yang harus ia perbuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BODY || JAEYONG 18+ END
RomancePerjodohan || Taeyong hanya ingin merebut kembali kebahagiaan yang sesungguhnya Binal || Semua itu aku lakukan demi kebaikan rumah tangga aku dengan Jung Jaehyun Demi anak-anak kita Mpreg || BxB || Jaeyong