Chapter 4 (Red Room)

21 6 2
                                    


.
.
.




Pantang menyerah memang kata yang pantas untuk menggambarkan siswa, dan siswi yang masih mencari Red Room, dimana itu menjadi sebuah clue yang harus mereka temukan untuk memecahkan teka-tekinya, dan menyelamatkan teman mereka.

Termasuk Tim yang mendapat tugas di lantai 2 Sekolah ini. Tim yang beranggotakan Allen, Serim, Hyeop, Hana, Dongpyo dan Eunsang masih mencari letak ruangan merah itu. Mereka dibagi lagi menjadi tiga grup, dengan anggota masing-masing dua orang, untuk memudahkan pencarian. 

Bahkan mereka juga rela memasuki beberapa kawasan ruangan yang terkenal berhantu, karena ruangan-ruangan itu belum selesai dibangun atau yang ditunda pembangunannya, karena kurangnya dana di sekolah ini.

Memang terdengar aneh jika sekolah ini kekurangan dana. Padahal sekolah ini salah satu sekolah terfavorit. Tapi ya sudahlah

Kalian tau?, konon katanya selalu ada kejadian yang aneh atau ganjil di dalam bangunan yang belum selesai dibangun. Jadi tak heran bila lantai 2 ini jarang dikunjungi oleh warga sekolah, dan penerangannya lebih minim dibandingkan dengan di lantai 1. Toh belum bisa di pakai, jadi untuk apa memberi lampu yang amat sangat terang.

"Ih Anjir! jangan mundur-mundur dong" kata Hana yang merasa risih saat Hyeop berjalan mundur ke belakang.

Hyeop, dan Hana akan memasuki ruangan perpustakaan sekolah, salah satu dari sekian ruangan yang belum selesai dibangun itu. Sekolah ini memang punya dua perpustakaan. Perpustakaan yang pertama terletak di lantai 1.

Entah untuk apa perpustakaan di lantai 2 ini di bangun. Perpustakaan di lantai 1 saja jarang di pakai, bahkan anak kelas unggulan seperti Jiwoo, Joora, dan yang lainnya pun jarang sekali menginjakan kaki mereka di perpustakaan.

"Ngaca dong, lo yang terus nempel ke punggung gue" balas Hyeop tidak terima.

"Ya habis gue takut, kenapa juga lo malah mundur-mundur gitu bukannya langsung buka" kata Hana

"Gue mau liat suasananya dulu, gelap banget di dalem" kata Hyeop sambil mengintip ruangan ini melalui lubang kunci, dengan lampu center dari ponsel yang ia genggam. 

"Udah kek, tinggal masuk aja" ucap Allen yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Kirain gua siapa, bikin kaget aja lu" kata Hyeop, mengelus dadanya dramatis.

"Lo sendirian? Serim mana?" tanya Hana. 

"Lagi nyari di ruangan sebelah" jawab Allen terdengar santai

"Lo ninggalin Serim?!" seru Hana dengan nada suara sedikit meninggi, dan terdengar khawatir.

"Gue udah izin ke dia kok. Lagian ga perlu izin pun ga bakalan kenapa-kenapa. Lo pada kaya ga tahu Serim aja" jawab Allen

Keheningan melanda selama beberapa saat, mereka masih terdiam seraya menatap Allen.

"Tunggu apa lagi, ayo buka!" seru Allen yang merasa gemas.  

Hyeop menarik nafas kemudian menghembuskannya kembali.

"Ck. lama" ucap Allen seraya menekan gagang pintu itu. 

'ceklek'

Pintu langsung terbuka membuat nafas mereka tercekat.

Benar kata Hyeop. Gelap sekali di dalam sini. 

Mereka pun mulai masuk ke dalam ruangan ini dengan langkah yang perlahan, karena mereka harus mencari sesuatu atau mencari jawaban dari teka-teki itu.

"Kita nyarinya barengan aja ya, gue takut" cicit Hana yang kini sembunyi di balik punggung Allen.

E-LOVI || CRAVITY ft. PDX 101 || (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang