Chapter 13 (Bayangan Hitam)

9 2 0
                                    



.
.
.



Kilat petir yang menyambar, menampakkan seorang siswa berhoodie hitam yang masih berdiri di bawah langit yang tengah menjatuhkan jutaan bebannya itu.

Tanpa perduli pada tubuhnya yang basah kuyup terguyur air, tanpa perduli dengan perasaan takut ketika gemuruh petir bersenandung mengiringi hujan malam ini, orang itu tetap bertahan pada posisinya.

Berdiri di luar seraya memandangi barisan teman-teman lain yang sedang tertidur di dalam Ruangan Unit Kesehatan Sekolah yang tak jauh dari hadapan dia.

Kenapa?, Kenapa dia menatap teman-temannya seperti itu?. Kenapa dia tidak bergabung saja di dalam alih-alih kehujanan di luar?.

Entahlah, tatapan orang itu sungguh sulit untuk diartikan.

Orang ini kemudian menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Kedua tangan di sisi tubuhnya terkepal, seperti tengah bersiap untuk melakukan sesuatu.

Setelah mengeratkan tali tudung Hoodie yang menutupi kepalanya, ia berjalan masuk ke dalam ruangan UKS dengan langkah yang cepat, menghampiri salah satu orang yang tertidur di sana lalu–....

"Hh!"

Hana terbangun, dan melebarkan matanya ketika merasakan kedua tangan yang dingin menekan lehernya. Iya, orang ini tengah mencekik leher Hana sekarang.

"Si..si..siapa Lo, lep..pas" lirih Hana yang terdengar begitu berat sambil berusaha melepas cekikan orang ini.

"Lo harus mati" kata orang itu yang malah semakin memperkuat cekikakannya pada leher Hana.

Rasanya sakit dan sesak, Hana bahkan tidak bisa bernafas dengan benar. Ia juga khawatir akan kehilangan nyawanya saat ini.

Tangan Hana terulur ke samping. Ia meremat baju Junho yang tertidur di sisinya, kemudian mengguncang-guncangkan bahu Junho, berusaha untuk membangunkan laki-laki itu, tapi nihil. Junho tertidur seperti orang mati, ia merasa tak terusik sedikit pun.

Ya Tuhan, Bagaimana ini?.

Tolong...

Siapapun tolong selamatkan nyawa Hana sekarang juga.


.
.
.


Jiwoo menghela nafasnya, entah sudah ke berapa kali ia menghela nafas seraya menatap jendela Ruangan siaran yang dihantam oleh rintik air hujan.

Saat hujan mulai turun, anak-anak yang semula berkumpul di belakang sekolah kini mengungsi ke UKS, dan berniat melanjutkan pencarian kotak hitam esok paginya.

Namun, karena Ruangan UKS tak cukup untuk tempat beristirahat semua anak, maka sebagian anak memakai ruangan lain, salah satunya ruang siaran.

Jiwoo meniup kaca jendela, dan mulai menuliskan sesuatu di atas embun yang muncul di kaca tadi karena nafasnya, lalu ia hapus setelah selesai. Seperti itu yang ia lakukan, berulang kali.

Berniat menghilangkan rasa bosannya. tapi ternyata nihil, usahanya tidak membuahkan hasil, dan ia masih merasa bosan sekarang.

Jiwoo melirik pada teman-teman lain yang sudah terlelap di sedari tadi.

Ada Minhee, Joora, Keum, Siyoung dan Jiyeon, yang sedang tidur dengan posisi yang _random_ membuat Jiwoo meggeleng-gelengkan kepala, terlebih melihat Joora yang menutupi seluruh tubuh dengan selimutnya.

Apa tidak merasa pengap tidur seperti itu?, pikir Jiwoo.

Helaan nafas keluar dari mulut Jiwoo. seandainya ia bisa kembali tidur pasti dirinya tidak akan bosan. Jiwoo type orang yang akan susah tertidur lagi jika sudah terbangun.

E-LOVI || CRAVITY ft. PDX 101 || (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang