Chapter 14 (Save Me)

8 3 0
                                    



.
.
.

Bugh!

Bugh!

Seseorang termenung, menyaksikan perkelahian yang terjadi di depan Ruang UKS. 

Entah kenapa kakinya begitu berat untuk beranjak pergi dari sana. Padahal ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk  melarikan diri, dan ia memang ingin kabur sejak awal 'kan?.

"Jadi lo? Lo orang di balik semua ini?, Lo yang udah buat permainan ini?, dan lo juga yang udah bunuh temen-temen gue? Iya?!"

Hela'an nafas keluar dari mulutnya. Ingatan ketika Steve mencengkeram kuat lengan dia, dan mengunci tubuhnya pada tembok saat di Ruang UKS tadi terbayang dalam benaknya. Lengannya tiba-tiba berdenyut sakit.

"lo tau gak, gue capek, kita semua capek. Kenapa har...."

Dahi orang ini berkerut, dia baru menyadari sesuatu.

Steve tiba-tiba diam tanpa melanjutkan ucapannya. Laki-laki itu malah menatap maniknya dengan cukup dalam.

Kenapa?, Kenapa Steve menatapnya seperti itu?.

Apa Steve menyadari jika dia...

Aaarghhh!

Orang ini mengacak asal tudung Hoddienya sampai tudung Hoodie itu tak menutupi rambutnya lagi.

Bisa kacau jika Steve sampai tahu.

Oke, sekarang tenang.

Gadis ini menarik nafas seraya memejamkan mata lalu menghembuskannya secara perlahan.

Setelah cukup tenang, dia membuka matanya lagi, dan tanpa sengaja menatap langit gelap yang ada diatasnya, membuat rintik air hujan jatuh tepat mengenai wajahnya.

Ternyata ini masih hujan, gadis ini baru menyadarinya lagi sekarang.

Ia lalu mengangkat telapak tangannya ke atas, menatap rintik air yang jatuh, dan mengalir di telapak tangannya sembari tersenyum tipis. Meski wajah itu tertutup masker, tapi maniknya yang menyipit menandakan bahwa ia sedang tersenyum.

Hatinya menghangat dan ia merasa bahagia.

Jika dipikir-pikir, kapan lagi dia menikmati hujan seperti ini kalau tidak sekarang?.

Sudahlah, tak baik berlama-lama di sekitar sini.

Ia pun menutupi rambutnya lagi dengan tudung Hoodie, lalu melanjutkan langkahnya untuk pergi, tapi lagi-lagi urung ketika maniknya tak sengaja merekam seorang gadis yang baru saja tiba di sana.

Yoon Jiwoo

Ternyata ini alasan kenapa hatinya menyuruh untuk tetap tinggal.

Ia menoleh ke kanan, dan ke kiri sebelum dengan cepat berlari ke arah Jiwoo–...

Ceubb!

Detak jantung gadis ini seakan terhenti ketika ia merasakan benda tajam nan dingin menembus ke dalam bahu belakang sebelah kirinya, bertepatan dengan pandang matanya yang bertemu dengan manik milik Jiwoo.

Darah yang kental mengalir deras dari bahu gadis ini dan menetes dengan perlahan, berbaur dengan rintik air hujan yang masih turun.

"Hey!" pekik Woobin membuat gadis ini terkesiap dan langsung melarikan diri dari sana.

Sementara Woobin segera mengejarnya yang sebelumnya menyempatkan berpesan pada Yunseong untuk menjaga Jiwoo. Woobin tidak bodoh, ia tidak terang-terangan mengejar orang berpakaian hitam itu, melainkan mengikuti jejak darah yang bercecer di jalanan yang dilewati orang itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E-LOVI || CRAVITY ft. PDX 101 || (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang