Para pelayan mengantar mereka melewati aula menuju kamar yang telah ditentukan. Yang Yang memegang tangan Renjun saat pasangan itu mengikuti Pangeran lainnya. Kedua Pangeran itu mengikuti Pangeran lainnya menyusuri lorong panjang yang terang dan terlihat sangat mewah.
"Ini kamar kalian, silahkan Pangeranku."
Renjun merasakan tartikan ditangannya, dia mendongak, melihat sebuah ruangan yang kini ia masuki. Matanya menelusuri, memperhatikan sekaligus mengagumi kamar yang terbilang sangat besar dihadapannya. Dia merasa ruangan itu bahkan lebih mewah dari kamarnya sendiri. Tempat tidurnya terbuat dari kayu terbaik di kerajaan, dengan masing-masing memiliki tirai untuk menghormati privasi mereka. Seprai dan sarung bantalnya terlihat sangat lembut juga halus, sedangkan selimutnya terbuat dari bulu berwarna putih bersih. Renjun yakin, siapun akan tertidur seketika begitu tubuh mereka menyentuh kasur itu, termasuk dirinya.
Salah satu pelayan membawa Renjun menuju tempat tidurnya. Renjun mengikutinya, namun dia terhenti begitu melihat Donghyuck duduk ditempat tidur tepat disebelah kanannya. Dia menghela nafas melihat sang Pangeran es kini menatap tajam kearahnya.
"Aku tidak tahu kalau keberuntunganku akan se buruk ini." Pikir Renjun dalam hati.
Donghyuck menunding Renjun dengan nada menuduh. "Jika kamu mendengkur dimalam hari, aku akan mencekikmu sampai mati." Katanya, membuat semua orang disana terdiam.
Yang Yang tersenyum dari sisi lain. "Renjun adalah orang paling pendiam yang pernah kamu temui, Pangeran Donghyuck."
Donghyuck berbalik, menatap tajam kearah anak laki-laki ceria yang seketika terdiam menutup mulutnya.
Renjun tersenyum penuh terimakasih pada Yang Yang, setidaknya dia mencoba. Renjun menoleh, melihat ke tempat tidur disebelah kirinya yang akan di tempati oleh Jeno, dan tempat itu kosong, Pangeran Jeno baru saja menghilang dari kamar. Dia yakin Jeno ada disana beberapa detik yang lalu, dan sekarang dia menghilang begitu saja.
Helaan nafas keluar dari bibirnya. Tangannya bergerak, menyentuh pelipisnya dan memijatnya. "Dunia luar memang aneh." Gumamnya, jauh lebih aneh dari yang dia bayangkan. Dan sekarang, dia juga dikelilingi oleh orang-orang aneh yang akan membuat hidupnya mengalami perubahan besar.
Segera, kesibukan selesai. Para pelayan telah keluar dari ruangan beberapa saat lalu. Donghyuck membiarkan dirinya terjerumus ke dalam kasur yang nyaman. Perjalanan dari Lothroien menuju Vandronia memang cukup lama, namun stamina Donghyuck masih tersisa banyak didalam tubuhnya. Tentu saja, Pangeran lemah lainnya perlu istirahat, tetapi yang dia inginkan sekarang hanyalah pergi dan berlatih. Karena memang pelatihan bukanlah sesuatu yang dia lakukan hanya untuk menjadi kuat. Itu adalah sesuatu yang dia sukai, dan dia merasa seperti dilahirkan untuk menjadi seorang pejuang ketika dia berlatih.
"Baiklah, baiklah." Jaemin bersorak sembari berputar-putar secara dramatis. Dia mengamati wajah Pangeran es yang terlihat muram. "Biar kutebak, kamu ingin berlatih bukan?"
Donghyuck duduk di tempatnya. "Ya, aku ingin berlatih. Bukannya terjebak dengan orang idiot seperti kalian semua."
Jaemin menampilkan cengirannya. "Cobalah lebih bersosialisasi Hyuck. Dan disini ada banyak orang yang pasti menarik minatmu. Mereka juga merupakan petarung yang hebat."
"Para manusia aneh." Donghyuck bergumam. Dia meraih salah satu ujung tirai sutra dan menariknya ke sekeliling tempat tidurnya. Namun, sebelum dia benar-benar menutup diri, dia menyempatkan menatap Renjun tajam. "Kamu, menjaulah dariku." Katanya dan menutup tirai dengan kasar, membuat Renjun mundur selangkah.
"Apa yang telah kulakukan?" Renjun bertanya pada dirinya sendiri ketika yang lain mulai mengobrol lagi. Sepertinya semua orang telah dekat satu sama lain, dan tentu mereka pernah bertemu sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You'll Never Walk Alone Again ; hyuckren
Romance"Apakah kamu akan meninggalkanku?" Dia bertanya, wajahnya yang pucat bersinar di bawah sinar bulan saat dia mencari jawaban di wajah kekasihnya. Anak laki-laki lainnya tersenyum. "Tidak akan pernah, aku tidak akan pernah meninggalkanmu meski seluruh...