Sinar matahari mulai menunjukkan eksistensinya pada dunia. Jaemin membuka matanya begitu merasakan sinar matahari yang mulai masuk kedalam retina. Dia duduk sembari melihat sekeliling. Jeno masih menghilang dari tempatnya, Renjun dan Donghyuck masih belum membuka tirai mereka. Jaemin melihat kesampingnya untuk melihat Yang Yang dan Hyunjin, mereka masih tertidur pulas, tak peduli sinar matahari langsung menerpa wajah mereka.
Jaemin melompat turun dari tempat tidurnya lalu pergi ke jendela, membukanya. Dia menarik nafas dalam, membiarkan udara segar masuk kedalam indra penciuman. Tak lama kemudian, yang lain juga mulai terbangun. Dengan kasar Donghyuck membuka tirainya, hampir siap merobek kain itu. Sedangkan Hyunjun harus menyiramkan air keatas kepala Yang Yang untuk membangunkannya dari tidur nyenyaknya.
Renjun membuka tirainya dan melangkah keluar. Sebenarnya kejadian kemarin masih segar dalam ingatannya, tetap syukurlah anak laki-laki itu terus mengabaikannya sepanjang hati.
Seluruh ruangan menjadi kacau karena kesibukan dipagi hari. Namun itu terhenti begitu pintu terbuka, menampilkan Jeno yang dengan malas masuk kedalam ruangan.
Donghyuck menyipitkan matanya. "Sekarang kamu datang, bocah."
Jeno mengangkat bahu dan berbaring di tempat tidurnya. "Aku tidur cukup nyenyak di perpustakaan. Sangat tenang."
Jaemin mendecak kesal. "Tapi kamu harus tidur di kamar malam ini, itu aturannya. Bersyukurlah kami berteman sehingga tidak akan melaporkanmu."
"Dan aku tidak termasuk dalam daftar temannya." Kata Donghyuck sembari berjalan keluar ruangan.
Jeno memiringkan kepala, memandang kearah rivalnya yang meninggalkan ruangan. Kemudian dia menoleh kearah Renjun yang kini sedang memakai sepatu untuk bersiap-siap. "Kamu menemukan jalan kembali dengan selamat kan?"
Renjun tersenyum. Dia mengalihkan perhatiannya kearah Jeno. "Ya, kamu memberiku intruksi yang jelas."
Jeno bersenandung. "Tentu saja."
Setelah selesai, para siswa satu per satu mulai berjalan melalui koridor untuk mencapai ruang makan mereka. Yang Yang bersorak begitu dia bergabung dengan Jisung dan Felix. Donghyuck segera duduk disamping Sunwoo setelah memberinya anggukan kecil, sedangkan Jaemin duduk didepan mereka bersama Hyunjin dan Seungmin. Jeno pergi ke sudut dimana dia bisa makan dengan tenang tanpa ada yang mengajaknya untuk berbicara.
Para pelayan bergegas melewati meja. Meletakkan makanan dan minuman untuk para siswa. Aroma manis daging tercium di udara, membuat mereka semakin lapar dan bergembira.
Renjun adalah orang terakhir yang memasuki ruang makan. Dia melewati beberapa meja panjang, berniat untuk mencari tempat yang bisa diduduki, namun hal itu terhenti begitu seorang pelayan tanpa sengaja menumpahkan wadah berisi air sehingga membasahi seluruh pakaiannya.
Terjadi keheningan yang mencengangkan saat mangkuk alumunium itu menyentuh tanah dengan dentingan keras. Tubuh pelayan itu bergetar ketakukan, jika itu adalah Pangeran Jaemin dia pasti akan lebih lega karena semua orang tahu bahwa Pangeran Jaemin adalah pria yang baik hati. Namun, pangeran didepannya ini adalah orang yang benar benar baru baginya.
Dengan cepat pelayan wanita tersebut segera bersujud didepan kaki Renju , suaranya terdengar menahan tangis saat mengucapkan kata maaf. "Sa-saya mohon maaf Yang Mulia, saya benar benar tidak sengaja. Mohon ampuni saya."
Renjun terkejut melihat perilaku pelayan itu. Tetapi hal tersebut tak berlangsung lama, karena setelah itu dia berjongkok didepan pelayan yang masih bersujud didepannya. "Maaf, apakah kamu terluka?." Renjun berkata halus. "Tidak apa apa, kamu tidak perlu sampai seperti ini." Kedua tangan Renjun diletakkan di kedua bahu pelayan itu, dan berusaha menegakkan tubuh pelayan didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You'll Never Walk Alone Again ; hyuckren
Romansa"Apakah kamu akan meninggalkanku?" Dia bertanya, wajahnya yang pucat bersinar di bawah sinar bulan saat dia mencari jawaban di wajah kekasihnya. Anak laki-laki lainnya tersenyum. "Tidak akan pernah, aku tidak akan pernah meninggalkanmu meski seluruh...