Perjalanan menuju sekolah sebagian besar sunyi. Bahkan kepribadian Sunoo yang ceria pun tidak bisa membuat suasana tegang di sekitar mereka mencair. Kicauan burung dan suara binatang liar, serta sinar matahari yang menembus
dedaunan lah yang menemani mereka.Ketika mereka sampai di Academy, mereka menyadari bahwa mereka adalah orang terakhir yang tiba disana. Siswa lainnya sudah berada di lapangan utama menunggu mereka. Obrolan diantara para siswa itu mereda begitu mereka menyadari kedua pangeran yang telah ditunggu sedang mendatangi mereka.
Jaemin berlari menghampiri. Dengan suara cerianya yang biasa, dia menyapa kedua anak yang dia kenali. "Sunoo! Aeri!"
Sunoo tersenyum, bahunya merosot, merasa lega karena bisa lepas dari ketegangan. Giselle juga tersenyum sambil melambai sederhana untuk membalas sapaan sang pamgeran.
Donghyuck berjalan, berniat menghampiri Sunwoo. Sedangkan Renjun dibelakangnya mengikuti untuk menghampiri sahabatnya Yang Yang. Namun, sebelum sempat mereka menghampiri teman-temannya itu, Kepala Sekolah datang bersama pria yang memberi pelajaran pada mereka tadi. Dia berhenti, tepat didepan kedua pangeran yang hanya terdiam.
"Jadi, pelajaran apa yang kamu pelajari di sana?" Kepala Sekolah bertanya, langsung pada intinya daripada main-main dengan teka-teki.
Renjun mengalihkan pandangan untuk menatap sang Kepala Sekolah. "Kamu tidak bisa mempercayai semua orang di dunia ini." Ucapnya sambil sedikit melirik ke
arah Donghyuck. "Setiap orang tidak sama, kita harus melihat niat seseorang jika kita
ingin berteman. Beberapa orang ada hanya untuk menyakitimu dan tidak
ada yang lain" Kata-kata terakhir sengaja ditujukan pada orang di sampingnya.Kepala Sekolah mengangguk. Kemudia dia beralih memandang Pangeran kerajaan Lothroien
.
"Dan kamu pangeran Donghyuck?"Donghyuck melipat kedua tangannya. "Kamu bisa mempercayai sedikit orang di
dunia ini, sangat sedikit. Tetapi jika aku punya kesempatan, aku tetap lebih suka
bertarung sendirian daripada memercayai siapa pun yang mendukungku. Aku masih tidak melihat pentingnya memiliki sekutu. Seseorang di dunia ini cukup pamrih untuk
mengorbankan nyawanya demi orang lain.""Apakah kamu?" Kepala Sekolah menggantung pertanyaannya. Membuat Donghyuck mengangkat alisnya heran. "Apakah kamu cukup tidak mementingkan diri sendiri dan bisa mengorbankan dirimu demi orang lain?"
Donghyuck menyilangkan tangannya. "Jika orang itu penting bagi hidupku, aku akan
melakukannya. Aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan orang yang berharga bagiku."Renjun terkejut dengan jawaban pangeran disampingnya. Sampai saat ini, yang dia lihat dari Donghyuck hanyalah dia orang yang egois dan akan melakukan apapun demi menyelamatkan dirinya sendiri. Tetapi Renjun juga tahu bahwa dia sangat peduli pada orang tuanya. Mungkin, Donghyuck adalah orang yang berbeda dari yang dia bayangkan? Yah, dipikirkan bagaimanapun Renjun tahu kalau seumur hidupnya dia tidak akan bisa melihat kepribadian dari samh pangeran es yang seperti itu. Mereka adalah musuh dan akan selamanya menjadi musuh.
"Aku berharap suatu hari nanti kamu bisa menyadari betapa berharganya sahabat sejati, Pangeran Lee" Lanjut Kepala Sekolah. "Satu hal lagi, kalian berdua adalah orang terakhir yang menyelesaikan pembelajaran Sir. Jeremy. Kalian berdua akan aku tugaskan untuk membersihkan halaman sekolah hari ini sebagai hukuman."
"Baik, Sir." Ucap keduanya serempak sembari sedikit membungkukan tubuh mereka.
Pria itu kemudian berbalik, meninggalkan para siswa yang masih berkumpul disana. Para siswa tidak berpencar bahkan setelah Kepala Sekolah meninggalkan halaman. Sebaliknya, mereka semua menyaksikan kedua pangeran es dan api sedang saling menatap. Merah dan Ungu berkilau dalam kebencian murni.
KAMU SEDANG MEMBACA
You'll Never Walk Alone Again ; hyuckren
Romance"Apakah kamu akan meninggalkanku?" Dia bertanya, wajahnya yang pucat bersinar di bawah sinar bulan saat dia mencari jawaban di wajah kekasihnya. Anak laki-laki lainnya tersenyum. "Tidak akan pernah, aku tidak akan pernah meninggalkanmu meski seluruh...