; hope

162 25 0
                                    

Renjun duduk bersila ditempat tidurnya sembari melihat yang lain memasuki ruangan satu persatu setelah sesi latihan mereka.

Sudah dua hari sejak insiden sirkus, dan ternyata kerja sama tim Renjun dan Donghyuck lebih buruk dari perkiraan mereka berdua. Bahkan, Renjun hampir membakar Donghyuck hidup-hidup. Begitu pun Donghyuck, di lain waktu dia juga pernah membekukan Renjun menjadi gunung es. Pertentangan dari kekuatan mereka selalu bekerja secara negatif dalam serangan mereka, membuat keduanya mudah frustrasi dan berakhir bertengkar sepanjang hari.

Sedangkan tim lain terus meningkatkan kerja tim mereka, bahkan Felix dan Jisung melakukan pekerjaan dengan baik, keduanya dapat mengesampingkan rintangan dan argumen mereka saat berlatih.

Donghyuck masuk ke dalam kamar, wajahnya merengut melihat si albino, dan dengan senang hati dikembalikan oleh Renjun.

"Kalian berdua harus meningkatkan kerja sama kalian." Jeno memperingatkan, duduk di tempat tidurnya sendiri sembari bersandar di kepala tempat tidur. "Atau kalian bisa-bisa terlihat seperti pecundang yang membunuh satu sama lain dengan tidak sengaja."

"Sialan, apa maksudmu dengan pecundang-" Geram Donghyuck berjalan menuju Jeno. Tetapi sebelum dia bisa, Renjun dengan cepat turun tangan, dia kini berdiri di depan sang pangeran es.

"Kamu terdengar seperti beruang tua pemarah yang habis-habisan menyerang orang lain hanya karena kamu tidak bisa berbuat apa apa."

"Oh," Hyunjin berucap, tangannya dia silangkan saat melihat wajah Donghyuck langsung memerah karena marah. "Ini sama sekali tidak akan berakhir baik." Gumam Hyunjin

Dan benar saja, tidak sampai lima detik Donghyuck langsung menerjang Renjun dan menjepitnya di tempat tidur.

"Aku akan membuatmu menyesali kata-kata itu," Katanya berniat membekukan tangan Renjun.

Namun dia kalah cepat, Renjun langsung menendang perutnya sedikit keras. Karena terkejut menerima tendangan itu, Donghyuck terhuyung mundur beberapa langkah, terjatuh dari tempat tidur. Renjun melompat keluar dan berlari menuju pintu. Donghyuck melihat itu tidak tinggal diam, dia mengejar di belakangnya dan menarik kaki Renjun hingga membuat si albino terjatuh.

"Aduh." Rintih Renjun memegangi lengannya. "Ku rasa kamu mematahkan tanganku."

Donghyuck mengangkat alisnya. "Ratu drama, kamu hampir membakarku hari ini!"

"Kamu juga membekukan seluruh tubuhku! Tubuhku masih menggigil kedinginan tahu."

"Oh, ayolah." Jaemin yang baru saja keluar dari kamar mandi mengangkat bahu, menyeka wajahnya dengan handuk. "Ini tidak akan berakhir dengan baik."

"Pasti tidak akan." Yang Yang membenarkan sembari menguap.

Renjun duduk di lantai, dia mengalihkan pandangan menatap Yang Yang.

"Tidak adil, kalian semua mendapatkan manusia sebagai partner sementara harus aku terjebak dengan monster ini."

"Kamu fikir aku ingin memiliki partner sepertimu?" Donghyuck berjalan menuju tempat tidurnya dan duduk disana. Dia menatap ke arah Renjun tajam. "Kamu hanya seekor rubah yang tidak bisa apa-apa."

"Kalian tidak ada harapan." Yang Yang menghela nafas lelah dan memutuskan untuk tidak memperdulikan mereka. Setelahnya dia menutup mata, berniat untuk tidur.

Jaemin bersandar sembari memasang wajah berpikir.

"Ngomong-ngomong, kerajaanku mengadakan festival malam ini di ibu kota. Sayangnya kita tidak diizinkan keluar setelah jam malam untuk menikmatinya."

Renjun tiba tiba bersemangat, melupakan pertarungannya dengan Donghyuck. "Festival apa?"

"Kami memuja Dewa Matahari, Helios. Dia adalah pelindung matahari dan membawa keberuntungan bagi manusia. Dan ada dewi lain yang kami sembah. Dia adalah pelindung malam, Luna. Dan seiring berjalannya legenda, kekuatan paling kuat ketika gerhana bulan akan terjadi. Dan seperti yang dikatakan pendeta kami, gerhana bulan akan terjadi hari ini. Festival Luna akan dimulai di ibu kota."

You'll Never Walk Alone Again ; hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang