Sinar matahari menyambut masuk melalui tirai, menandakan kepada semua orang akan hari yang baru. Seperti biasa, Jaemin lah yang bangun terlebih dahulu, setelah itu baru yang lain akan terbangun dan menyeret kaki malas mereka melintasi asrama untuk menyelesaikan tugas pagi.
Donghyuk duduk di kasurnya, kakinya bersila, pandangannya fokus melihat ke luar jendela. Pikirannya melayang kembali pada pertarungan kemarin, itu sangat menarik, dia mengakui. Sepertinya Renjun tidak menyia-nyiakan waktunya untuk bermain-main di sekitar kastil, dia malah yakin bahwa Renjun telah menjalani beberapa pelatihan yang serius.
Membuyarkan pikirannya, Renjun terbangun. Dia menguap dan segera turun tempat tidurnya. Rambutnya mencuat dari sana-sini, membuat dirinya terlihat lucu sekarang.
Donghyuck merengut sembari menatap Renjun. "Idiot." Ucapnya ditunjukkan untuk Renjun. Suaranya cukup keras hingga orang lain bisa mendengarnya.
Renjun memutar matanya malas. "Selamat pagi untukmu juga."
Renjun melangkahkan kakinya di lantai yang dingin. Namun terhentikan karena Donghyuck kini sudah berada tepat didepannya.
"Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan kemarin?"
Renjjn mengerjap. "Aku? Ah ya." Renjun menyilangkan tangan, wajahnya sedikit mendongak untuk menatap tiran putih di depannya. "Seorang anak yang kekanakan telah menyeretku ke dalam perkelahian, dan membuat kami berakhir di kantor Kepala Sekolah."
Jaemin yang sedang minum seketika tersedak mendengarnya. "Kalian berdua melakukan apa?"
"Maksudku setelah itu." Donghyuck kembali berbucira, menghiraukan keberadaan Jaemin
Renjun berkedip, setelah itu? Dia berpikir sejenak. Dia ingat setelah itu dirinya kembali ditarik untuk membersihkan halaman, tetapi kemudian semuanya menjadi kabur.
"Apa yang telah terjadi?" Renjun bertanya, tidak ingin tertinggal dalam kegelapan karena ingatannya yang hilang.
"Kamu tidur di kasurku." Donghyuck berkata sembari menunjukkan cengirannya, dia yakin Renjun tidak mengingat apapun tentang kejadian itu.
Wajah Renjun berubah terkejut dan terlihat ketakutan. Dirinya beringsut mundur, menjauh dari Donghyuck sembari melingkarkan tangan di tubuhnya. "A-apa yang kamu lakukan?" Dia bertanya, wajahnya terlihat memerah.
Donghyuck memiringkan kepala, mencoba mencari tahu apa ada yang salah dari perkataannya ketika Hyunjin tertawa terbahak-bahak.
"Ya Tuhan Renjun, jangan berpikir sejauh itu." Hyunjin berkata dengan sedikit tersendat karena tawanya.
Renjun semakin tersipu, seluruh wajahnya kini memerah hingga ke telinga. "Aku tidak ingat apa yang kamu bicarakan."
Donghyuck menatap ke langit-langit selama beberapa detik untuk memahami situasi. Dan sesaat kemudian matanya melebar
menyadari apa maksud dari semuanya. Renjun telah berpikir bahwa dia- ya Tuhan."Apa yang-" Donghyuck terhenti, dirinya memandang Renjun dari kepala sampai kakinya.
"Jangan memandangku seperti itu, dasar mesum." Ucap Renjun sembari memberikan tatapan tajam kearah Donghyuck.
"Kamu baru saja memanggilku apa? Kamu lah yang membuat pikiranmu menjadi
liar Huang." Teriaknya. Semburat merah muda terlihat menutupi pipinya."Kamulah yang memberitahuku kalau aku tidur di kasurmu." Kata Renjun berusaha membela diri. "Lagipula, aku bahkan tidak ingat kembali ke kamar."
Jeno berjalan ke arah keduanya, sejujurnya dia masih mengantuk, dan duo pembuat onar ini benar benar menganggu tidurnya. "Tidak terjadi apa-apa Renjun." Kata Jeno sembari meletakkan tangannya di bahu si pangeran api.
KAMU SEDANG MEMBACA
You'll Never Walk Alone Again ; hyuckren
Romantizm"Apakah kamu akan meninggalkanku?" Dia bertanya, wajahnya yang pucat bersinar di bawah sinar bulan saat dia mencari jawaban di wajah kekasihnya. Anak laki-laki lainnya tersenyum. "Tidak akan pernah, aku tidak akan pernah meninggalkanmu meski seluruh...