Sixteen Days 09:00

5 1 0
                                    

Noen dan Mark bersiap siap untuk kerumah sakit. Karena diluar sedang turun salju, Noen dan Mark memakai padding agar tidak kedinginan. Setelah sarapan, Noen dan Mark langsung berangkat menuju rumah sakit.

Hospital 09:30

Noen dan Mark langsung menuju ruangan opname Haechan. Noen langsung masuk ke ruangan, tidak dengan Mark. Mark hanya memperhatikannya dari jendela pintu. Jane menatap lelaki pirang itu.

Noen yang seakan paham isi kepala Jane langsung menatap Jane, "its Haechan boyfriend." ujar Noen asal. Jane mengerutkan alisnya. Noen masih menata pakaian yang akan ia gunakan saat menginap hingga nanti malam.

"he came from Heinster. he's the cleaner on there. so don't be surprised, just act as usual, okay?" ujar Noen. Jane sedikit kecewa, ia terdiam. Noen menoleh ke belakang, Mark masih berdiri diambang pintu.

Noen menghampiri Mark, "you okay? Mark?" Mark mengangguk. "i'm just... surprised.." ujar Mark. Suaranya sedikit gemetaran. Noen sedikit panik.

"If you still don't want to, can i take you to the emergency room? to treat your wounds?" ujar Noen. Mark hanya mengangguk dan Noen mengantar Mark ke ruang UGD untuk diobati.

Jane masih menatap pria berambut pirang tadi. Noen lupa mengenalkan Mark ke Jane, ia terlalu sibuk tadi.

Emergency Room 10:30

Mark sudah selesai diobati. Noen masuk ke dalam ruang UGD. "much better?" Mark mengangguk. Noen paham dengan raut wajah Mark. Noen duduk dan menepuk pundak Mark, "its hard.. i know.. i don't know whether you two knew each other during those 5 days or not, but what is certain... be with him, until he wakes up from his coma..." ujar Noen.

Mark menatap netra Noen, "Noen..." Noen tersenyum tipis, ia menepuk nepuk pundak Mark. Noen beranjak dari duduknya,
"wake up, you can do it yourself, right?" ujar Noen. Mark berdiri dan memakai kaos, hoodie, dan jaket paddingnya. Lalu mengikuti Noen.

Haechan's Room 10:20

Mark masuk ke ruangan Haechan, ia mengambil kursi dan duduk disamping ranjangnya. Jane keluar dari ruangan itu sambil membereskan barangnya.

Sebelumnya, Noen bilang ke Mark kalau ia akan mengantar Jane pulang dan ia akan menunggu Haechan untuk sebentar. Mark mengangguk dan disinilah ia sekarang, menatap seseorang yang terbaring lemah dan ia sukai selama 2 minggu itu.

Mark memandang wajah Haechan yang masih pucat pasi, sesekali juga ia tatap tangannya yang ternyata sudah hilang itu. Mark ngilu melihat tangan Haechan yang diperban cukup tebal.

Mark meraih tangan kanan Haechan dan menggengamnya erat. "Haechan-ah... aku kemari karenamu... aku sudah keluar dari tempat itu.. aku menemuimu... Haechan, cepatlah sadar, ya? kau menungguku kan.... ?"

Mark menangis, ia mengumpat didalam hatinya. Hidung Mark tersumbat, matanya membengkak, Mark menangis hebat siang ini, ia jarang menangis sebelumnya.

Mark menaikkan kepalanya, tangannya meraih kepala Haechan dan mengelus rambutnya. Rambut coklat yang sudah sedikit teurus itu sangat lembut, bahkan tidak rusak sama sekali. Mark tersenyum tipis melihat itu.

"you're so beautiful... Lee Haechan..." ujar Mark. Mark terisak, ia mengatur nafasnya sebisa mungkin. Setelah tenang, ia mengusap air matanya dan kembali menggenggam tangan Haechan.

Mark terus menatap Haechan. Lelaki asal Korea ini benar benar membutakan dirinya. Mark menurunkan batas ranjang Haechan dan menelungkupkan kepalanya, ia sengaja ingin tertidur sambil terus menggenggam tangan Haechan.

11:20

Noen sudah sampai dirumah sakit dan mendapati Mark yang tertidur digenggaman Haechan. Noen tersenyum tipis dan duduk disofa sambil membuka ponselnya. Diam diam ia memotret kedua lelaki itu.

Tepat setelah Noen memotret Mark Haechan, Mark langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke depan, "you've been here for a while huh...?" ujar Mark sambil meregangkan badannya. "no... it's just now..." ujar Noen santai sambil memasukkan ponselnya ke dalam kantong celananya.

Noen melihat kondisi Haechan lalu mengecek infus dan monitornya. Mark hanya menatap Noen yang terlihat sangat teliti dalam memeriksanya. Mark yang berhenti sekolah dikala SMP hanya bisa terdiam.

Seketika ia merasa dirinya bodoh sekali. Setelah semua stabil, Noen kembali duduk disofa. Mark pindah untuk tidur dikasur sebelah ranjang Haechan, "i'm sleeping, okay? Noen..." "yeah yeah"

"God... please.. wake him up..."

Day By DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang