Ignored

9 5 0
                                    

Tiga tahun berlalu, bayang-bayang kesalahan masa lalu hampir terkubur dalam ingatanku.

Namun, dalam tiga tahun penuh lika-liku ini, kesulitan dan kesedihan menyelinap, dan tahun itu muncul sebagai masa sulit terbesarku. Aku merasa tidak bahagia, tanpa perlu menjelaskan apa yang terjadi.

Setelah semua penderitaan itu berakhir, muncul seorang teman, kurasa.

"Hai Rys, ini aku Ansel simpan kontakku ya!"

Begitulah kira-kira pesan orang yang tidak kukenal dan tanpa foto profil datang padaku.

Sontak aku terheran-heran bagaimana bisa dia tahu namaku tetapi aku tidak mengenalinya?

Shin Nerys Barera.

Ya itulah namaku kerap dipanggil Rys oleh orang-orang yang dekat denganku. Janggal rasanya jika dipanggil Rys oleh orang asing, aku yakin dia seseorang yang kukenal, tetapi sekeras apapun aku mengingat, nama 'Ansel' tetap terasa sangat asing bagiku.

Dalam keheningan hatiku, aku memutuskan untuk hanya menyimpan kontaknya tanpa bertanya apapun, aku tidak peduli.

Sebuah "ok" simpel keluar sebagai responsku.

Meski tanpa alasan yang jelas, dia terlihat penuh antusias, mengirimkan sejumlah besar pesan dan pertanyaan yang cukup mengganggu setiap harinya.

Ansel :
"Rys sedang apa?"
"Rys kamu umur berapa sih?"
"Alumni sekolah mana Rys?"
"Mutualan sosmed yuk"
"Siang ini kamu di rumah saja?"
"Apa kamu kuliah Rys?"

Belum termasuk komentar-komentar yang dia sampaikan lewat story.

Apa apaan dia? semua ini terdengar seperti introgasi membuatku malas dengan hanya melihat notifikasinya saja.

Tentu saja pesannya aku abaikan, seakan spam yang dikirim olehnya seperti SMS dari operator.

Meskipun acuh dan merasa terganggu, namun aku enggan memblokir kontaknya. Mungkin saja dia tertarik terkait bisnis yang ku promosikan di story sosial mediaku.
(Tidak perlu bertanya bisnis apa itu).

Terkadang, rasa tak enak menghantui hatiku saat mengabaikan pesan-pesan yang dikirimnya. Dalam usaha menjaga privasiku, aku mencoba memberikan tanggapan sepihak. Ya, hanya beberapa pesannya yang ku balas.

Namun, ketika akhirnya dia membalas balik pesanku, kejutannya begitu mendalam hingga membuatku terperanjat dan kaget setengah mati.

Ansel :
"Kita jarang sekali bertemu, padahal kita satu komplek, rumahmu yang ada Florist kan".

apa? APA DIA BILANGG!?!?



***

DISHONESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang