Angin sepoi-sepoi membelai pinggir jalan, memberikan kelembutan yang memperdamaikan, meski hati terasa gelisah dan gugup menunggu seseorang yang akan menghampiri.
Ya, di sinilah aku, terperangkap dalam situasi gila yang tak terduga ini.
Meski rasa ingin membatalkan janji merayap dalam diri karena ketakutan yang kurasakan seperti, bagaimana jika dia sebenarnya adalah penculik remaja?
Namun keingintahuan yang melonjak tinggi di dalam diriku meluluhlantakkan rasa takut itu. Sambil menunggu, aku memutuskan untuk meredakan gelisah dengan membeli minuman dan es krim untuk ku berikan padanya sebagai tanda terimakasih di seberang jalan.Waktu berputar lebih cepat daripada yang kusangka, dan dia muncul dengan tiba-tiba. Setelah meneguk sejumput minuman, dia datang dan pandangan mata kami bertemu. Meskipun belum pernah melihat wajahnya, namun ketika dia berhenti di hadapanku, aku yakin itu adalah Ansel.
Dengan kaki yang panjang menahan motor XSR 155 hitam, tangannya bersilang di bawah dada. Pakaian serba hitam yang dipilihnya menciptakan kesan kegagahan, dan helm serta masker hitam menambah nuansa misterius di sekelilingnya.
Karena pakaian yang tertutup membuatku hanya bisa melihat matanya saja.
Mata sayu dan bulu mata panjangnya membentuk pesona yang memukau. Tatapannya yang mengarah padaku menghadirkan perasaan seolah tenggelam dalam lautan yang hangat, menghadirkan indahnya momen yang akan sulit ku lupakan.
Benar apa kata mereka bahwa hati tidak akan pernah berbohong, aku jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap mata sayu itu.
Dengan segera kesadaran ku mengejutkan ku, apa yang barusan aku katakan? Aku tidak boleh seperti ini padanya walaupun hanya untuk matanya saja. Ayo cari tahu dia siapa dan berteman dengannya, selesai.
Ans : "Apa kamu menunggu lama?"
Rys : "Tidak, ini es krim untukmu"
Ans : "Kenapa? Aku tidak mau"
Rys : "Hanya tanda terimakasih, tidak ada racun di dalamnya, ambillah"
Ans : "Aku tulus seperti ini, untukmu saja"
Rys : "AKU MEMBELI DUA ES KRIM, TERIMA DAN MAKAN ATAU KU TENDANG"
Ans : "Hehehe."
Aku merasa berhutang budi padanya, orang asing yang ingin menghiburku, sungguh dia pasti orang yang sangat baik. Aku yakin itu.
Walaupun dengan kesadaran penuh apa yang kulakukan hari ini adalah jelas tindakan yang salah, entah apa yang harus menjadi bayarannya terhadap keegoisanku hari ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DISHONEST
RomanceKisah tentang seorang lelaki manis yang pernah aku kenal, ku titip tentangnya di sini. Terlalu sayang untuk dilupakan kutulis semua agar setidaknya cerita kami tidak akan pernah menghilang walaupun di saat atau setelah kami berpisah.