PDL-13

1K 91 1
                                    


"Halo sayang.."
Pria berambut putih menghampiri Aeris beserta Edward yang terlihat sedang sibuk beradu argumen.

Edward yang mendengar ada orang lain langsung menegakkan badannya dan mendatarkan wajahnya.

Aeris tampak linglung. Ia segera menanyakan kepada sistemnya moy, siapa gerangan orang yang datang datang langsung memanggilnya dengan panggilan 'sayang'.

"Moy.. Siapa dia?"

Tunangan anda tentu saja..

Ekhem.

Lebih tepatnya dia adalah perwakilan dari dunia manusia yang di 'paksa' menjadi ikon untuk 'perdamaian' antara manusia dan mermaid.

"Eh? Bukannya mermaid sudah hilang kontak dengan manusia ya?"
Aeris menatap penasaran sebuah hologram di depannya.

Nah itulah..
Saya pun tidak mengetahui tentang hal ini.

Saya mencoba menyelidikinya..
Namun dibutuhkan lebih banyak energi yang diperlukan.

Maka untuk kedepannya saya hanya bisa menyampaikan informasi melalui hologram seperti ini.

Sistem sempat memaksa untuk menembus suatu informasi yang dihalangi gumpalan energi. Dan yang terjadi beberapa energi saya malah tersedot ke dalamnya.

"Eh.. Serumit ini kah masalahnya?"
Aeris melihat hologram didepannya dengan tatapan tidak percaya.

Iya.

Ini bisa berbahaya, terutama untuk keselamatan anda dan bangsa mermaid.

Saya harap Tuan Putri lebih berhati-hati.

Tolong jangan terlalu terbuai dengan ucapan ucapan manisnya.

Dia orang yang cukup manipulatif.

"Ooh.. oke.. Mari kita bermain.. Pria tampan hihihi"
Batin Aeris

"Eh.. em?"
Aeris memasang wajah lugu dan polos andalannya.
Ia menatap bingung pria berambut putih yang sedang memegang seikat bunga.

Aeris beralih menatap Edward. Tapi tampaknya Edward sedang dalam mode 'penjaga'. Jadi untuk berpura-pura menanyakan 'siapa pria ini' akan sulit.

"Perkenalkan.. Nama saya Enzo Van Zealand"
Ia berlutut dengan satu kaki lalu mencium tangan Aeris dengan lembut.

"Saya adalah tunangan Anda Tuan Putri.. Mohon bantuannya untuk kedepannya. Saya sangat senang dengan perjodohan ini. Anda jauh lebih cantik ketimbang rumor yang beredar"
Enzo perlahan berdiri lalu menatap dalam mata indah Aeris. Lalu menyerahkan sebuket bunga berwarna merah muda, persis seperti warna rambut Aeris.

"Eh?!"
Aeris tampak tersadar dari keterkejutannya, tiba-tiba saja sebuket bunga di arahkan kepadanya.

"Ini untukku?"

"Ini untukku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Portal Dunia Lain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang