PDL-14

1K 80 2
                                    

Note : kalau tulisan yang di cetak miring.
Berarti itu percakapan di dalam hati(Batin).

POV?

"Sudah lama aku tidak mengunjungi istana.."
Ia menghembuskan nafasnya perlahan, sambil menikmati pemandangan yang begitu memanjakan mata.

Banyak sekali tanaman tanaman langka yang dibawa dari dunia manusia.
Harum semerbak aroma bunga.

Tapi harus hati-hati karena ada beberapa bunga yang memiliki duri yang tajam.

"Begitu memikat dan mematikan"
Ia tersenyum.

Tangannya terulur memetik beberapa bunga yang akan ia hadiahkan kepada adiknya tercinta.

"Sudah lama sekali.. Kuharap sifat polosnya tidak banyak berubah"
Kini hanya seringaian lebar yang ia tunjukkan.

Setelah satu ikat bunga berwarna merah muda, persis seperti rambutnya terkumpul. Ia lantas menyudahi acara reuninya, dan berjalan kearah kediaman mutiara.

Ia memutuskan untuk tetap berada di jalur darat.
Walau lebih memakan waktu yang lama ia tidak akan mempermasalahkannya.

Karena masih banyak waktu untuk bertemu dengannya.

Karena siapa lagi yang ingin membagi kasih dengan orang yang terkucilkan sekaligus tidak berguna?

Hanya dia.

Hanya dia yang ingin.

Ia tau ini sedikit tidak sehat.

Namun kalau hanya dia, tidak apa apa kan?

"Ini hanya sekedar hubungan persaudaraan.."
Lelaki itu memandang keatas menikmati pandangan para ikan yang berlalu-lalang.

"Ya. Hanya persaudaraan"
Ia memejamkan mata. Lalu perlahan membuka matanya yang sekilas terlihat kilatan penuh obsesi.

Lama bergelut dengan pikiran.
Tiba-tiba saja terdengar samar-samar suara seseorang yang mengirimkan pesan suara melalui angin.

"Manusia rendahan sepertimu tidak pantas bersanding dengan Tuan Putriku"

Raut mukanya yang tadi terlihat damai, sekarang menjadi keruh.
Apalagi jauh di depan sana ia melihat sosok yang ia rindukan berada di pelukan orang asing.

"Aah aku ingat siapa dia. Hanya anjing penjaga, berani sekali ia"
Senyum meremehkan terukir di bibirnya.
Ia meremas kuat pegangannya pada seikat bunga mawar. Mengabaikan tangannya yang mulai dialiri darah segar berwarna biru keemasan.

(Ngarang wkwk)

POV? End

💮🌸💮

Aeris melepaskan cengkraman tangannya yang berada pada lengan Edward.

Edward pun mulai memberanikan diri untuk melepaskan pelukannya.

Ia sangat tau kalau ia lancang.

Ia juga sadar diri.

Portal Dunia Lain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang