PDL-8

1.8K 142 2
                                    

"Sebenarnya kau itu siapa?"

Angin berhembus kencang, Aeris yang memang tidak menguncir rambutnya. Mengalami kesusahan, pasalnya sekarang pandangannya mulai tidak jelas karena rambut yang menutupi hampir seluruh matanya.

Ditatapnya sosok manusia yang berdiri menjulang dihadapannya. Meski agak susah karena beberapa helai rambut mulai menusuk matanya.

Aeris berkedip, laku sedikit mengucek matanya yang sekarang mulai perih, akibat banyaknya helaian rambut yang menusuk.

Angin disini benar benar kencang. Dedaunan saja pada berjatuhan.

Apalagi sekarang dirinya sedang berada di dekat pantai.

Srek.

Suara dedaunan membuat Aeris yang mengucek matanya berhenti, lalu membenarkan rambutnya agar ia bisa leluasa melihat. Dilihatnya sosok seorang pria yang tadi sempat mengikutinya.

Pria itu...

Sekarang dia..

Menghilang?

Belum sempat dirinya menanyakan 'kemana pria itu pergi' kepada sistemnya. Tubuhnya menegang akibat pelukan yang terasa hangat dari belakang tubuhnya. Pria itu menaruh kepalanya di ceruk leher Aeris.

Aeris hanya bisa terdiam kaku, mau meminta tolong kepada sistem. Tapi tampaknya sistemnya itu sedang tidak ada di sekitarnya. Aeris merasa sedikit kosong. Biasanya sistemnya ini pasti sudah mengomelinya tidak jelas. Apalagi mengingat keadaannya yang sedang dipeluk oleh pria asing.

"Akhirnya aku bertemu denganmu"
Tubuh Aeris mulai bergetar, bahkan pundaknya mulai basah. Aeris tebak kalau pria yang tengah memeluknya ini tengah menangis.

Setelah keheningan yang panjang. Dan dirasa bahwa pria itu sudah selesai dengan tangisannya. Aeris membuka suara.
"Maaf.. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Aku benar-benar tidak mengingatmu... Sungguh"

Namun tetap tidak ada jawaban..

Pria itu mulai melepaskan pelukannya, dia menunduk dan memakai kembali jubahnya.
Lalu menghilang bersama hembusan angin malam. Terlihat seperti ada burung gagak yang berterbangan.

"Maafkan aku yang belum bisa memperkenalkan diriku kembali. Sosok mu yang sekarang membuatku kembali merindukanmu. Andai saja aku bisa lebih lama disini.."

Sebelum benar-benar menghilang, sosok pria itu kembali menatap Aeris dengan seksama, seperti ingin menyimpan memori ini untuk waktu yang lama.

Sebelum benar-benar menghilang, sosok pria itu kembali menatap Aeris dengan seksama, seperti ingin menyimpan memori ini untuk waktu yang lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku benar-benar merindukanmu"
Ia jadi sedikit bernostalgia, mengingat bagaimana rupa gadis itu dulu.

"Aku benar-benar merindukanmu"Ia jadi sedikit bernostalgia, mengingat bagaimana rupa gadis itu dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Portal Dunia Lain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang