PDL-10

1.5K 114 6
                                    

Sekarang Aeris sudah berada di kediaman Mutiara dengan mata yang sembab dan hidung yang merah. Jangan lupakan dahinya yang terdapat benjolan.

Dia habis menangis tadi, gara-gara Edward meninggalkan Aeris di lorong menuju kamarnya.

"Jahat banget A-njir hiks"
"Edward nggak gua gaji Luh.. huhu"
"Babik!"

Tuan Putri..
Tolong dikondisikan mulutnya..
Lancar bener..

Aeris menatap sistem dengan pandangan sinis.
Dia juga akan marah sama sistemnya ini.
Bukannya nolongin malah ngetawain.
Udah ngetawain nya make suara robot, kaku bener.

Aeris sekarang lagi mode paling tersakiti di dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aeris sekarang lagi mode paling tersakiti di dunia. Senggol dikit nangees.

Jadi gini,

Beberapa waktu yang lalu.

Aeris menuju kediaman mutiara bersama Edward yang menggendongnya.
Aeris ini suka iseng dan keras kepala.
Padahal sistemnya moy sudah memperingatkan Aeris untuk tidak menjadikan Edward sebagai penghilang kebosanannya.

Tapi yang namanya keras kepala yaa kalau dibilangin suka batu!

Aeris iseng mencubit Edward, berawal dari bagian pipi sampai pindah ke perut. Ntah ide dari mana Aeris mencubit putingnya Edward lumayan kencang.

"Akh!"
Edward terkejut, Aeris pun begitu. Jangan lupakan moy yang sudah menganga.

Edward yang sudah memancarkan aura gelap, sekarang bertambah pekat.

Dia melemparkan Aeris lalu pergi begitu saja seperti ditelan bumi. Emang ya title nggak bisa dibohongin.

Aeris yang tersadar dari keterkejutannya di buat bingung akan hilangnya Edward.

"Tunggu! Tunggu! EDWARD!!!"
Teriakan Aeris yang sangking kencangnya memenuhi kediaman mutiara, bahkan suaranya sedikit keluar dari batas kediaman mutiara. Mungkin.

Aeris yang tak siap akan beban tubuhnya menggelepar bagaikan ikan yang berada di darat.
Ia mencoba menggerakkan ekornya, tetapi ini sulit.

"Akh! Tolong! Moy!  Tolong!"
Moy hanya terkekeh geli melihat Tuan Putrinya kesusahan.

Aeris semakin terangkat tinggi dan membentur langit langit lorong. Alhasil dia benjol dan menangis.

Karena kesal tidak mendapatkan pertolongan dari siapapun ia mencoba keluar dari jalur laut dan berhasil.

Sampailah ia di kamarnya. Dan begitulah ceritanya.

Ish ish ish
Kan aku dah katee..
Kau tak nak dengar!

Moy mengejek Aeris dengan tampang menyebalkannya.

💮🌸💮

Aeris sedang menikmati pemandangan laut dari jendela kamarnya sesekali ia menyesap tehnya.

Portal Dunia Lain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang