Januari

25 2 0
                                    

Minho menghembuskan nafas untuk kesekian kali. Rasa penat selepas bekerja selalu terasa meremukkan tulangnya.

Jalanan selalu ramai, angin dingin juga suara ombak di bawah sana pun selalu menyiksa.

Minho membenci suara air, ia benci harus menggigil lantaran dinginnya air.

"Apa?"

Ia menatap lurus ke depan. Langkahnya pun kian cepat kala sosok yang ada disana menaikkan kaki.

"Tuan! Apa yang kau lakukan?!"

Minho berlari, meraih pakaian yang sosok itu kenakan untuk di tarik.

"Lepaskan aku!"

"Tidak!! Kau sudah gila! Cepat turunlah!"

"Lepaskan aku dan pergi! Ini bukan urusanmu!"

Sosok itu terus memberontak dengan tangis yang menyelingi. Memohon agar Minho melepaskan dirinya, membiarkannya melanjutkan apa yang sempat tertunda.

"Kumohon tuan! Turunlah! Ini bukan hal yang benar!"

"Jangan banyak bicara sialan! Cepat lepaskan aku!"

Kaki sosok itu hampir tergelincir, dengan cepat Minho menahannya, namun sosok itu kembali memberontak.

Dengan terpaksa Minho memakai kekerasan, ia menarik tubuh itu sekuat tenaga hingga keduanya terjatuh di aspal.

Namun perlawanan kembali sosok itu berikan, membuat Minho kualahan untuk menahannya.

"Kubilang lepaskan aku!!"

"Sadarlah bajingan!!"

Cengkraman di bahu serta suara lantang Minho membuat sosok itu diam membeku.

Cukup lama, sosok itu hanya merunduk sembari terisak, sementara Minho hanya diam dengan tangan terus mencengkram bahu pemuda di hadapan.

"Kenapa kau menyelamatkanku?"

"Bunuh diri bukan satu-satunya jalan keluar"

"Jangan sok tau"

Sosok itu mendongak, wajahnya penuh akan lebam juga bercak darah pada bibir. Matanya begitu merah memancarkan kepedihan.

"Kau bahkan tidak mengenalku"

"Namaku Minho"

"Apa?"

"Siapa namamu?"

Sosok itu mengernyit, bingung akan pertanyaan tiba-tiba Minho namun tetap menjawab.

"Jisung"

"Jisung?"

"Han Jisung"

"Baiklah, tuan Han Jisung, sekarang kau mengenalku"

"Apa?"

"Kau mengenalku, namaku Lee Minho"

Cengkraman itu perlahan terlepas. Jisung merunduk dalam, tangannya mengepal dan isakan mulai terdengar.

"Jangan mati. Itu hanya akan menyakitimu"

".......?"

"Pikirkan orang tua, juga keluargamu"

"......."

"Han Jisung. Jangan menyiksa keluargamu dengan cara ini. Teman-temanmu, mereka juga akan terluka. Bunuh diri hanya akan memberi luka baru pada orang di sekitarmu"

"Aku tidak punya teman"

"Tapi kau memiliki keluarga"

"Aku tidak punya teman"

"Kalau begitu—"

"Jadilah temanku, Lee Minho"
































































𝟶𝟶.𝟶𝟶
𝙱𝚎𝚊𝚞𝚝𝚎𝚘𝚞𝚜

𝐁𝐄𝐀𝐔𝐓𝐄𝐎𝐔𝐒 | 𝐃𝐫𝐚𝐛𝐛𝐥𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang