Jisung tak henti membolak-balikan lembar dari buku album di genggaman. Tak pula ia berhenti berdecak kagum melihat bagaimana bahagianya sosok yang ada dalam potret.
"Padahal waktu masih kecil kau sangat menggemaskan. Kenapa besarnya seperti ini?"
Minho tak menggubris, sibuk menyantap mi panas dihadapan dengan manik fokus pada televisi yang menyiarkan sebuah drama tengah malam.
"Wahh ibumu cantik sekali ya"
.............
"Ahahaha! Sepertinya kau baru puber ya, banyak sekali jerawat di wajahmu"
.............
"Wah ayahmu terlihat lebih mengerikan dari ayahku ya saat marah"
...........
"Tapi disini ayahmu terlihat sangat baik"
..........
"Wahh keren sekali! Ada foto wisuda!"
.........
"Lihat Minho kecil sedang memakai toga!"
.........
"Hyung"
Minho tetap diam. Namun ia memasang telinga mendengarkan.
"Ibumu"
..........
"Boleh aku bertanya?"
"Iya"
"Kenapa ibumu meninggal?"
Hening cukup lama. Mi yang hendak ia lahap pun perlahan kembali pada mangkuk.
"Tidak apa jika—"
"Bunuh diri"
"........?"
"Ibuku bunuh diri. Karena tak sanggup hidup terlilit oleh hutang"
Kini Jisung yang diam. Mendengarkan apa yang ingin Minho sampaikan.
"Tak apa"
Entah sejak kapan Minho telah menoleh, tersenyum pada Jisung yang tampak merasa bersalah.
"Itu bukan hal yang perlu dirahasiakan"
............
...........
"Kau tidak marah?"
"Kerena kau bertanya?"
"Bukan, karena ibumu pergi begitu saja. Meninggalkanmu sendirian"
"Marah. Tentu saja"
...........
"Berulang kali aku mencoba bunuh diri. Tapi aku selalu menahannya. Karena takut membayangkan ibuku yang akan menderita sendirian"
...........
"Itu sebabnya aku sangat marah walau berulang kali telah membaca permohonan maaf yang ibuku tinggalkan"
...........
"Bahkan saat melihat nominal asuransi yang ibuku berikan sebagai warisan satu-satunya. Aku tetap marah, sangat"
...........
"Aku mencoba bertahan untuk ibuku. Tapi ibuku justru memilih untuk meninggalkanku"
.........
"Ibumu, memilih mengakhiri hidupnya agar bisa memberikan uang asuransi itu untukmu..?"
"Benar. Tapi aku tetap marah"
............
"Dari sekian banyak pilihan. Ibuku justru memilih untuk bunuh diri"
............
"Han Jisung"
"........?"
"Mati. Bunuh diri. Hanya akan melukai orang yang kau tinggalkan. Hanya akan menghancurkan orang yang mencintaimu"
"........."
"Tak ada pula jaminan hidupmu akan lebih baik setelah mati"
..........
"Jadi, Han Jisung"
"........?"
"Jangan mati"
𝟶𝟶.𝟶𝟶
𝙱𝚎𝚊𝚞𝚝𝚎𝚘𝚞𝚜