November

7 2 0
                                    

Sebuah surat telah di pos kan.

Lee Minho menjadi menerimanya. Dan Han Jisung. Adalah pengirimnya.

Hanya ada selembar kertas yang ia temukan kala amplop dibuka.

Secarik kertas yang tampak kusut, juga tulisan yang tak tertata rapi diatasnya.

Namun kata demi kata yang tertulis berhasil meremas hati pembacanya. Membuat genangan air mata tak sanggup lagi ditahan oleh pelupuk.

Hyung, tolong jangan terlalu membenciku.

Hanya satu kalimat itu, Minho telah tahu bagaimana endingnya.

Hyung, mereka bilang hidup di keluarga kaya akan menjamin kebahagiaanmu. Tapi kurasa itu tidaklah benar. Uang memang mendatangkan bahagia, tapi tidak untuk selamanya. Karena nyatanya, mau kaya atau miskin, kita tetap harus merasakan sakit juga bahagia. Hyung, aku sama sekali tak pernah mensyukuri hidup yang kujalani. Aku sama sekali tak pernah merasa lebih beruntung bahkan dari orang-orang yang tak memiliki rumah. Mungkin karena itu Tuhan terus memberiku rasa sakit.

Tapi hyung, semuanya berbeda saat aku bertemu denganmu, saat kita mulai berteman. Melihat bagaimana kau yang sama sekali tak menyerah dan terus memperjuangkan hidupmu membuatku turut ingin tetap hidup. Aku ingin mensyukuri lebih banyak hal yang kupunya, dan mencoba banyak hal baru denganmu.

Hyung, aku bersyukur, karena aku memiliki teman sepertimu sebelum aku pergi. Maafkan aku hyung, padahal aku ingin melihatmu menikah :( aku juga ingin membelikan mainan untuk anakmu nanti. Aku ingin berteman dengan istri dan anakmu nanti. Aku juga akan menjadi kakak yang hebat untuk mereka. Tapi kurasa aku akan menyimpan ini untuk kehidupan selanjutnya.

Terimakasih. Karena menolongku waktu itu, dan selama ini. Terimakasih, karena telah menjadi temanku, terimakasih juga, karena memberiku alasan untuk mensyukuri hidupku yang menyedihkan. Maafkan aku hyung, karena harus melakukan ini. Maaf karena harus pergi terlebih dahulu. Aku sama sekali tak takut akan apapun sekarang. Bahkan kematian atau kehidupan setelah kematian. Aku hanya akan bersyukur, atas kelanjutan yang Tuhan berikan padaku nantinya. Kumohon, jangan membenciku. Dan tolong, jangan terlalu terburu-buru menyusulku.

Kuharap kita akan bertemu di kehidupan selanjutnya, dengan versi diriku yang lebih hebat.

Cerita pasal kawannya telah usai.

Pada akhirnya, penganggu yang selalu mengusik malamnya telah pergi.





















































































𝟶𝟶.𝟶𝟶
𝙱𝚎𝚊𝚞𝚝𝚎𝚘𝚞𝚜




𝐁𝐄𝐀𝐔𝐓𝐄𝐎𝐔𝐒 | 𝐃𝐫𝐚𝐛𝐛𝐥𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang