Sesudah Putus
Begitu menemuiku di The Study Hub, Zinni dan ahra langsung menagih cerita dariku, yang kemarin sudah aku janjian kepada mereka. Walau mereka tidak menagihnya secara langsung, tapi melihat ekspresi keduanya, aku tahu apa yang mereka mau.
Helaan napas panjangku membuat Zinni jengah. Mungkin dia juga sudah tidak sabar mendengar ceritaku, tapi aku malah membuang-buang waktu mereka.
"Gue putus sama Naja."
Mereka terkejut, matanya yang melotot seperti akan keluar saja.
"Padahal prediksi gue kalian bakal langgeng!" seru Ahra.
"Jadi ini yang mau lo ceritain kemarin? Tapi kan kemarin lo masih main ke Dufan sama Naja." Zinni terlihat bingung.
"Enggak. Bukan ini yang mau gue ceritain, tapi berhubung kabar gue sama Naja putus masih anget, ya gue ngadu dulu ke kalian."
"Jadi cerita lo makin panjang dong?" tanya Zinni.
Aku memberinya anggukan, lalu dengan lesu menumpukan kepalaku di atas meja. "Jadi kalian masih mau denger nggak?"
"Maulah. Gue udah penasaran banget sejak kemarin," jawab Ahra.
"Kenapa lo putus sama Naja?" tanya Zinni. "Gara-gara Jerre?"
Seketika aku menegakkan tubuh, lalu menatap Zinni dengan mata mendelik. Terkejut dengan tebakannya.
"Sori. Gue denger obrolan lo sama Hesa waktu itu. Sebenarnya nggak bermaksud nguping, tapi gue penasaran banget sama keadaan lo yang lagi sering murung tapi nggak mau. Jadi pas lo cerita ke Hesa, gue minat buat dengerin. Sori, Gla, gue udah nggak sopan."
Aku mengibaskan tanganku padanya. "Ah nggak papa. Tapi kalau gitu lo udah tau, dong?"
"Ya buat garis besarnya mah belum tau," jawab Zinni.
Ahra menyahut cepat, "Wah gitu kalian. Gue jadi merasa terkucilkan karena nggak tau apa-apa."
"Jangan gitu dong, Ra," ucap Zinni, lalu kembali menatapku, "Coba lo cerita gimana bisa putus sama Naja, sementara kalian kemarin abis dari Dufan. Emang apa yang terjadi di Dufan?" Zinni terlihat sangat penasaran.
"Nggak terjadi apa-apa. Kami baik-baik aja. Masih ketawa bareng, dia juga makein gue topi, terus dia gombal dengan bilang kalau gue kunci kekuatan dan kelemahan dia, yang bikin dia merasa jauh lebih hidup. Dia juga udah cosplay jadi Jack di perahu Dufan, meluk gue dari belakang seolah-olah gue Rose-nya. Dia senyumin gue, dia perhatian sama gue dan dia ketawa lepas kemarin. Tapi apa? Pulang-pulang malah mutusin gue!"
Menyadari akhir kalimatku terdengar menahan tangis, aku sontak membenamkan wajahku pada kedua telapak tangan yang bertumpu di atas meja. Lalu kurasakan sentuhan tangan Ahra yang lembut di punggungku, berusaha menenangkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekuilibrium E-dan Cinta [END]
Romance[BACA = FOLLOW] By: Khrins ⚠️Belum direvisi Start: Ada bukti tanggal pembuatan ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Glaudya, terperangkap dalam jalinan cinta silang yang rumit, menghadapi dilema ketika surat cintanya untuk Naja jatuh ke tangan yang salah. Ketika...