BAB 20

3 0 0
                                    

Ciring... ciring... ciriring...!

Bersamaan kemunculan Rae, Aether muncul ke publik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersamaan kemunculan Rae, Aether muncul ke publik. Bahkan Aether ada di semua sosial media Rae yang followers-nya 500 ribu itu. Sepertinya Rae membantu promosi Aether dan berhasil. Karena Aether mendapat 20 ribu pengikut baru. Belum lagi besok dan besoknya. Lalu puncaknya, Aether merilis lagu mereka.

"Ini toh si Rae, Rae, itu?" tanya Zinni, matanya fokus menatap layar ponsel.

"Iya."

"Mukanya kek villain gitu, ya," sahut Ahra, dia juga sedang memantau sosial media Rae yang kata mereka mendadak memenuhi timeline.

"Tapi cantik, kan?" Kutanya dengan penasaran. Tapi aku sok tidak peduli, padahal sangat peduli pendapat mereka.

"Cantik sih. Tapi cantiknya tipe yang mudah dilupain. Maksudnya nggak kebayang-bayang gitu," jawab Zinni.

"Mending lo ke mana-mana sih kalau buat disandingin sama Naja. Muka Rae cocokkan sama cowok tengil anak pejabat yang suka pamer rubicon." Ahra menimpali.

"Atau cogil suka mabok pas ngadain pesta ala budaya barat di Jakarta Selatan," timpal Zinni.

Aku jadi terkekeh mendengarnya. "Omong-omong, lagu Aether bagus, ya."

Zinni memberi jempol sebelum menjawab, "Keren. Asik buat backsound konten Tik tok."

"Nanti juga rame di Tik tok." Ahra mengatakannya dengan sangat yakin.

"Oke deh. Gue mohon bantuan kalian ya buat streaming," kataku, yang langsung diangguki oleh mereka. Kemudian aku bangkit.

"Gue harus nemuin Naja. Dia ngajak jalan, jadi gue duluan ya." Setelah mendapat anggukan dari mereka, aku pun meninggalkan The Study Hub untuk menemui Naja.

Namun, kami justru berpapasan di jalan.

"Baru mau aku susul," kata Naja.

"Padahal biar aku yang nyamperin kamu," kataku.

Lalu kami melangkah bersama menuju tempat di mana motor Naja terparkir. Di sela-sela langkah kami, aku mengalami keraguan karena hendak menanyakan sesuatu padanya.

"Lagu Aether bagus. Selamat ya atas rilisnya lagu kalian," ucapku.

Kulihat Naja tersenyum senang penuh rasa terima kasih atas ucapanku. Dia juga mengangguk tanpa menjawab, sementara aku semakin ragu ingin menanyakan sesuatu yang sejak tadi ingin kutanyakan padanya.

"Rae—"

"Dia muncul nge-chat Jerre dan nawarin bantuan buat promosiin Aether."

Selaan Naja membuatku terpengarah. Dia menjawab sebelum pertanyaanku selesai, tapi jawabannya tepat seperti yang ingin aku dengar. Seolah Naja tahu persis apa yang ingin aku tanyakan padanya.

Ekuilibrium E-dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang