BAB 33

3 0 0
                                    

Keyakinan

"Ngomongin apa lagi lo sama dia?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngomongin apa lagi lo sama dia?"

Pertanyaan Jerre disambut cengiran oleh Reza. Cowok itu lekas merangkulku, membuatku terkejut tapi juga kesal.

"Kita habis baikkan. Iya, kan, Gla?" Reza menatapku, meminta dukungan.

"Iya."

"Terakhir kali gue nanya kalian, nggak ada yang jujur."

"Kali ini jujur kok," kataku, sambil melepas rangkulan Reza.

"Kalau gitu gue duluan, ya!" Reza langsung pamit, seolah Jerre sudah memercayainya.

Padahal belum. Lihat saja ekspresi cowok itu yang memicing penuh kecurigaan.

"Dia cuman minta maaf sama gue, dan kalau lo mau gue jujur, Reza juga bicarain cewek yang namanya Gladys itu."

"Oh."

Ekspresinya langsung terlihat murung, walau tidak begitu kentara, tapi jadi mengundang helaan napas panjangku. Tapi aku juga penasaran dan mumpung Jerre sedang enak diajak ngobrol, aku pun menyiapkan pertanyaan.

"Kenapa tuh sama Gladys?" Nadaku pasti terdengar meledek, karena Jerre melirikku tak suka.

Dia mendesah panjang, tatapan sinis untukku, dia menjawab. "Tau deh. Udah nggak bisa dihubungi."

"Yah, di-ghosting?" Semakin aku meledeknya, semakin sinis tatapan Jerre padaku.

"Sok tau lo. Dia tuh sakit yang sampai nggak bisa ke luar rumah!"

Aku terkejut mendengarnya. Bukan karena sakit yang diderita Gladys (karena aku juga tahu) tapi lebih ke bagaimana Jerre mau menceritakannya padaku. Sebab dia bukan tipe orang yang suka menceritakan kehidupan orang lain kepada orang lainnya. Apa lagi kehidupan cewek yang dia suka, kalau pun Jerre mau menceritakannya, orang itu jelas bukan aku. Dia anti sekali curhat soal cewek sama aku.

"Emangnya vampir?"

Kali ini Jerre tampak marah, seperti tersinggung karena aku barusan meledek penyakit pujaan hatinya.

"Jangan bercanda, karena itu berat buat dia selama ini."

Mengetahui Jerre perhatian sama Gladys kok membuatku bete ya? Kan aneh, sebab Gladys itu kan aku?

"Yah tapi kan karena dia udah nggak bisa dihubungi, jelas dia nggak tertarik sama lo. Mending lupain dia aja."

Dan mencintai yang nyata. Siapa misal?

"Nggak bisa."

"Kenapa?"

"Ya karena gue cinta sama dia."

Apakah yang barusan menyambar bagaikan petir di jantungku adalah perasaan cemburu? Apa alasannya aku cemburu sama Gladys yang adalah aku sendiri? Aku kok jadi merasa frutrasi ya.

Ekuilibrium E-dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang